Tuesday, September 08, 2009

Scorpène, Kapal Selam Baru Andalan TLDM (II)


KS Scorpène di Port Klang

Kinerja Scorpène

Performa tinggi Scorpène yang terintegrasi dalam sistem pertempuran, menawarkan fleksibilitas dan kehandalan pada awak yang mengoperasikannya. Setiap operator diberikan kontrol penuh atas konsol multifungsi yang menjadi tanggung jawabnya, seperti : operator sonar, sensor permukaan, persenjataan, navigasi dan kontra-aksi dalam pertempuran.

Scorpène dapat meluncurkan berbagai varian senjata 21 inci (533mm), termasuk torpedo berpemandu wire (kabel serat optic), rudal anti kapal Exocet dan ranjau laut.

Saat menyelam, Scorpène memiliki tingkat kebisingan yang amat sangat rendah. Didukung dengan perangkat sensor-sensor pendeteksi canggih, kapal ini mampu mengeliminir pendeteksian sehingga mengurangi risiko terdeteksi sensor kapal lawan.

Tingkat radiasi suara yang rendah dicapai melalui penggunaan desain advanced hydrodynamics berbentuk Albacore bow, yang mampu memperkecil hambatan air pada badan kapal serta mengoptimalkan puntiran air saat kapal bermanuver.

Kemampuan mengeliminasi sinyal akustik dan bentuk yang hydrodynamics memberikan Scorpène kemampuan untuk menghindar dan bersembunyi dalam operasi pertempuran laut, baik di kondisi perairan laut tertutup maupun perairan laut terbuka. Juga mampu bekerja sama dalam mendukung infiltrasi pasukan khusus ke pesisir pantai.

Sistem Senjata dan Kendali Tempur

Scorpène dilengkapi dengan enam peluncur rudal dalam 21 tabung torpedo, dimana masing-masing peluncur mampu memberikan tembakan secara simultan. Hal ini dimungkinkan karena peluncur mengadopsi pompa turbin udara, dimana pengendaliannya diatur oleh Advanced Combat System (ACS)

ACS memungkinkan kendali persenjataan bekerja bersama dengan rangkaian perangkat sensor secara simultan, hal ini berpengaruh terhadap penanganan persenjataan lebih cepat, senyap dan fleksibel. Dengan sistem ini setiap tabung peluncur dapat meluncurkan rudal dengan aman dan senyap di kedalaman laut.

Sistem ini tersaji lengkap ke Pusat Informasi Tempur (PIT) berkat bantuan SUBTICS (Submarine Tactical Integrated Combat System). Guna menghindari deteksi sonar lawan Scorpène juga dilapisi media penyerap frekuensi sonar aktif / pasif, persenjataan utama kapal ini berupa torpedo kelas berat terbaru ‘Black Shark’ buatan WASS Company (Whitehead Alenia Sistem Subacquei). Sebuah industri strategis pembuat torpedo asal Italia.


SM-39 Exocet, rudal anti kapal permukaan andalan Scorpène

Selain torpedo, Scorpene juga mampu menembakkan rudal anti kapal permukaan SM-39 Exocet (Exocet berpeluncur bawah laut) buatan MBDA berdaya jangkau 50km. Rudal ini bisa ditembakkan langsung dari tabung peluncur yang sama dengan peluncur torpedo. Dan beberapa perlengkapan pendukung pertempuran lainnya, seperti : sistem pengintai (EDO Roconnaissance Systems AR-900) dan sisten penjejak Electronic Support Measures/Direction-Finding (ESM/DF).

Scorpène dapat membawa 18 buah torpedo dan beberapa rudal termasuk 30 buah ranjau laut, semua persenjataan tersebut dikontrol dan dimuat ke peluncur secara otomatis.

Manajemen Pertempuran, Sonar dan Navigasi

SUBTICS (Submarine Tactical Integrated Combat System) adalah sistem manajemen pertempuran di Scorpène yang terintegrasi kedalam enam konsol multi-fungsi yang dilengkapi layar monitor, dimana kesemua hasil pemrosesan dipusatkan kedalam sebuah meja taktis pertempuran dimana pusat kegiatan tempur dilaksanakan. Semua tersaji dan terintegrasi dengan platform-fasilitas kontrol yang ada di kapal.

Sistem manajemen pertempuran ini terdiri dari komando, sistem penanganan data taktis, kontrol sistem senjata dan rangkaian yang terintegrasi dengan radar dan sensor akustik. Semua ditampilkan secara lengkap bersama deteksi sensor bawah dan atas permukaan yang dipadukan dengan sistem navigasi. Sistem ini juga dapat meng-unduh (download) data dari sumber eksternal.

Rangkaian deteksi sonar Scorpène mencakup silindris-passive array berdaya jangkau tinggi, intersep sonar, sonar aktif, distribute array, flank array, sonar beresolusi tinggi untuk mendeteksi ranjau, penghindar rintangan dan towed-array.

Sistem navigasi yang dikombinasi dengan data dari Global Positioning System (GPS), data perjalanan, pengukuran kedalaman dan jalur tempuh kapal terpadu dalam sistem pemantauan. Scorpène juga mampu memonitor lingkungan laut di sekitar kapal termasuk densiti air laut dan temperatur suhunya.

Sensor dan fasilitas awak kapal

Hampir semua kapal selam pengoperasiannya dikendalikan dari ruang kendali. Begitu pula dengan Scorpène, kapal ini dilengkapi dengan kontrol otomatis berakurasi tinggi. Terutama saat melakukan pengintaian secara terus-menerus, kontrol secara otomatis memantau pergerakan sistem propeler, rudder dan platform instalasi lainnya.


Awak kapal selam TLDM saat training mengendalikan Scorpène

Awak kapal juga sangat terbantu berkat adanya Perangkat manajemen sistem terintegrasi (IPMS: Integrated Platform Management System) yang berfungsi memonitor keseluruhan sistem, termasuk status mesin dan sub-sistemnya. Fungsi-fungsi seperti kontrol/ kendali, status penyelaman dan status power/propulsion semua terpadu satu membuat awak kapal dapat berkonsentrasi pada masing-masing tugasnya.

Secara otomatis IPMS dan combat system Scorpène mampu mengurangi beban kerja menjadi lebih efisien dan efektif, dengan hanya diperkuat 30-an awak kinerjanya setara dengan kerja 50 awak di generasi kapal sebelumnya. Lingkungan kerja yang aman dan nyaman memberikan situasi dan kondisi yang optimal untuk seluruh awak kapal.

Selain itu juga kapal memiliki sensor internal berkesinambungan terhadap semua potensi bahaya (seperti : kebocoran, kebakaran, deteksi gas) yang mempengaruhi keselamatan kapal dan awak kapal sewaktu melakukan penyelaman.



Kapal dapat membawa total awak kapal sejumlah 31 orang ditambah dengan pasukan khusus bersenjata lengkap sejumlah 9 orang. Ruang komando dan ruangan lain tempat awak beraktifitas ter-instalasi perangkat AC dan terisolasi dalam sebuah modul “akustik floating platform”. Kapal juga memiliki ruang tambahan non permanen untuk awak dalam melakukan operasi khusus.

Kapal ini dilengkapi dengan sistem untuk memenuhi semua kebutuhan vital yang diperlukan, seperti : air bersih, kebutuhan sehari-hari, reproduksi oksigen dan untuk kebutuhan darurat (survival) semua awak selama tujuh hari.

Selain itu kapal juga dilengkapi dengan semua peralatan rescue dan sistem keamanan, termasuk pintu darurat untuk kendaraan penyelamat (Diving Submergence Rescue Vihicle/ DSRV) dalam melakukan operasi penyelamatan.©alutsista

No comments: