Saturday, November 17, 2007

Kekuatan Udara Indonesia Mendesak Ditingkatkan



BELITUNG--MEDIA: Besarnya ancaman asing yang bisa mengganggu keutuhan kedaulatan negara mengharuskan kekuatan udara yang dimiliki TNI AU harus ditingkatkan. Salah satu ancaman tersebut karena masih belum selesainya sengketa beberapa wilayah Indonesia yang diklaim negara tetangga sebagai bagian wilayahnya.

Demikian disampaikan Kepala Penerangan (Kapen) Komando Operasi TNI Angkatan Udara (Koopsau) I Letnan Kolonel (Letkol) Sus M Agus Suhadi dalam siaran persnya yang diterima, Jumat (16/11).

"Konflik Spratly (Paracel), Blok Ambalat dan beberapa sengketa lainnya belum selesai. Suatu saat, ini bisa memicu konflik antarnegara," katanya.

Agus juga mengingatkan, luasnya wilayah Indonesia dengan kandungan kekayaan alam yang besar akan menarik minat negara asing menguasai Indonesia.

"Mereka akan memanfaatkan isu HAM, demokrasi, lingkungan hidup dan terorisme untuk mencapai kepentingannya," tambah dia.

Hal itu belum termasuk peningkatan eskalasi di alur laut kepulauan Indonesia (ALKI). "Masih banyak negara-negara maju belum meratifikasi ALKI dan bahkan terkesan mengabaikan kedaulatan suatu negara," ungkapnya.

ALKI, menurut Agus, merupakan jalur-jalur panjang yang membelah wilayah kedaulatan NKRI. "Untuk itu diperlukan tindakan yang cepat dalam mengatasi pelanggaran-pelanggaran yang terjadi. Dan, itu hanya bisa dilakukan, jika kita memiliki kekuatan udara yang handal dan memadai," tegasnya.

Meski kekuatan udara Indonesia masih terbatas, ulasnya, TNI AU berupaya memanfaatkannya dengan maksimal. "Untuk itulah, diadakan 'Fire Power Demo 2007' yang dilangsungkan di AWR (Air Weapon Range) Buding, Kabupaten Belitung Timur, Provinsi Bangka Belitung, pada Sabtu (17/11) ini," tuturnya. (HR/OL-06)

No comments: