SURABAYA (SINDO) – TNI Angkatan Laut (AL) siap menerapkan konsep green water navy.Menurut Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNISlametSoebijanto,konsepini mengacu pada konsep yang diterapkan di beberapa negara tetangga.
Dia mengatakan,konsep ini lebih memaksimalkan fungsi komando di tiap wilayah perairan. Meski wilayah negaranya kecil, negara tetangga memiliki lebih dari satu komando.
Dia mencontohkan, Malaysia dan Thailand yang memiliki tiga hingga empat wilayah komando. Untuk itu,ke depan,TNI AL akan mengembangkan beberapa markas komando(mako)Lantamal di seluruh perbatasan Indonesia.
”Pertimbangan kami tidak lain hanya untuk menyokong operasi KRI saat berpatroli agar bisa mengambil tindakan sewaktu- waktu secara optimal,” tegas KSAL Laksamana TNI Slamet Soebijanto seusai serah terima jabatanPangarmatimdiDermaga Madura-Koarmatim Ujung, Surabaya,kemarin.
Selainitu,ujar Slamet, pertimbangan lainnya adalah melihat titik-titik rawan pelanggaran.Mengacu pada beberapa kasus,kata KSAL,daerah perbatasan dengan negara lain, atau pulau terdepan, rentan terhadap konflik pelanggaran.
”Saat ini, kami sudah membangun beberapa markas komando Lantamal. Diharapkan semua siap pada waktu yang ditentukan,” jelas Slamet. Sementara itu,PBB mengaku akan meningkatkan keamanan di Selat Malaka dengan mengembangkan kerja sama dengan pelaksanaan didasarkan atas Konvensi PBB tentang Hukum Laut Antarbangsa.
Tata kerja sama pengamanan Malaka itu akan dikukuhkan dalam pertemuan Organisasi Kelautan Antarbangsa PBB (International Maritime Organization/IMO),dengan Singapura sebagai tuan rumah pertemuan.
”Pertemuan tersebut akan menjadi forum diskusi negara di sekitar Selat Malaka,yaitu Indonesia,Malaysia, dan Singapura, untuk saling berbagi pandangan serta bekerja sama dalam berbagai proyek berhubungan dengan keuangan,” kata Sekretaris Jenderal IMO Efthimios E Mitropoulus dalam siaran persnya di Jakarta,kemarin.
Menurut dia,kerja sama tersebut merupakan terobosan baru bagi berbagai pihak untuk meningkatkan pengamanan selat Malaka, yang merupakan salah satu jalur pelayaran paling penting dunia. (yunice aprily/ant)
No comments:
Post a Comment