Thursday, September 20, 2007

"Sinyal Serius" bagi Pihak Barat

Moskwa, Rabu - Dunia seakan kembali ke era Perang Dingin setelah Moskwa hari Rabu (19/9) mengisyaratkan penolakannya atas rencana pertahanan tameng rudal milik AS di Eropa. Tindakan Rusia membatalkan pakta Kekuatan Konvensional di Eropa sebenarnya sebuah "sinyal serius" bagi Barat.

Sikap keras Rusia yang mengingatkan kembali dunia akan era Perang Dingin yang berakhir pada akhir tahun 1980-an itu dikemukakan Deputi Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Kislyak. Dikatakan, Moskwa dan Washington tidak kian dekat dalam mengatasi perbedaan di antara mereka menyangkut kebijakan tameng rudal AS di Eropa.

Washington berniat menggelar sistem pertahanan tameng rudal di Polandia (rudal pencegat) dan Republik Ceko (radar) pada tahun 2012. Proyek bernilai multimiliar dollar AS ini sebagai tameng menghadapi kemungkinan adanya serangan rudal yang ditujukan ke AS atau sekutunya di Eropa. Sistem ini menggunakan sedikitnya dua satelit yang mendeteksi kehadiran rudal dan memerintahkan rudal pencegat.

Penegasan Kislyak ini sehari setelah para ahli militer AS menginspeksi stasiun radar peringatan dini milik Rusia di Qabala, Azerbaijan. Inspeksi ini bagian dari tawaran Presiden Rusia Vladimir Putin sebagai sebuah alternatif membatalkan sistem pertahanan tameng rudal AS.

"Kami sudah melakukan dua babak pembicaraan soal tameng rudal pertahanan AS dan saya tidak bisa mengatakan bahwa kami bisa mendekatkan sikap Rusia dan AS," ujar Kislyak. Perseteruan soal tameng rudal ini telah memperburuk hubungan Rusia dengan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), terutama AS.

Analis mengemukakan, perseteruan ini mengingatkan kembali dunia pada era Perang Dingin ketika Moskwa dan Washington berlomba menggelar senjata pemusnah massal. Dekrit Presiden Putin pada Juli lalu yang mengatakan bahwa Rusia membatalkan pakta Kekuatan Konvensional Eropa (Conventional Forces in Europe/CFE) kian mempertegas nuansa Perang Dingin.

Tidak untuk konfrontasi

Kislyak dalam dengar pendapat di parlemen Rusia, Rabu, juga menegaskan, sebenarnya tindakan Rusia membatalkan CFE merupakan sebuah "sinyal serius" kepada pihak Barat. Namun, Kislyak menegaskan lagi bahwa semua ini bukan untuk mencari konfrontasi dengan pihak Barat.



"Tujuan kami saat ini adalah memberikan sebuah sinyal, sebuah sinyal serius kepada mitra Barat kami bahwa hal seperti ini tidak bisa berjalan demikian," ujar Kislyak. Ditambahkan, Rusia siap bekerja dengan mereka (mitra Barat) guna mengatasi masalah ini. Namun, jika tidak, Rusia akan menangguhkan pakta tadi.

CFE ditandatangani tahun 1990 menjelang berakhirnya Perang Dingin, di mana pihak Rusia dan NATO sepakat membatasi gerakan pasukan, artileri, tank, dan pesawat tempur di kedua sisi Blok Barat dan Timur yang dikenal dengan Tirai Besi itu.

CFE kemudian diperbarui tahun 1999 dan Rusia meminta anggota NATO meratifikasinya. CFE yang baru ini termasuk pembatasan gerakan pasukan NATO di dekat perbatasan Rusia, termasuk di negara bekas sekutu Rusia (Uni Soviet). Namun, NATO menolak meratifikasinya.

"Pakta Warsawa sudah tak ada. Tak ada lagi Tembok Berlin dan tak ada konfrontasi di Eropa, tetapi pembatasan ini tetap ada," ujar Kislyak. CFE ini akan berakhir 12 Desember dan Rusia akan membatalkannya jika NATO tetap dengan rencana pertahanan tameng rudal di dua negara bekas sekutunya.(Reuters/AFP/ppg)

No comments:

Post a Comment