Militan Islam di Filipina selatan menewaskan 14 marinir, memancung 10 dari mereka, kata juru bicara militer.
Sembilan marinir lainnya menderita luka-luka dan setidaknya empat pemberontak tewas dalam insiden di pulau Basilan.
Pertempuran terjadi ketika marinir mendari pendeta Italia.
Pendeta Giancarlo Bossi diculik pada bulan Juni oleh orang-orang yang yakini sebagai anggota kelompok Abu Sayyaf atau Front Pembebasan Islam Moro (MILF). Kedua kelompok berusaha mendirikan negara Islam di Filipina selatan.
Pelanggaran gencatan senjata?
Pendeta Bossi, yang diculik oleh orang-orang bersenjata di dekat desa Bulawan di dekat Zamboanga pada tanggal 10 Juni.
Juru bicara marinir Letnan Kolonel Ariel Caculitan mengatakan marinir terlibat tembak menembak dengan sekitar 300 pria bersenjata ketika mencari pendeta yang diculik.
Letkol Caculitan mengatakan 14 marinir tewas. Jumlah pemberontak yang terbunuh belum dikukuhkan, namun sejumlah laporan mengatakan antara empat sampai sekitar 20 orang.
Awalnya, pihak militer menduga para pemberontak berasal dari kelompok Abu Sayyaf.
Namun para pejabat angkatan darat mengatakan kelompok Abu Sayyaf tidak ada di daerah tempat pendeta Bossi diculik.
Juru bicara Front Pembebasan Islam Moro (MILF) kemudian mengukuhkan bahwa sebagian anggota mereka terlibat dalam bentrokan itu, meski MILF saat ini melakukan pembicaraan damai dengan pemerintah.
Mohagher Iqbal, kepala perunding MILF, mengatakan marinir menyerang salah satu kubu kelompok itu, melanggar kesepakatan gencatan senjata, dan bahwa pasukannya harus melawan.
"Insiden ini bisa dicegah jika pemerintah berkoordinasi dengan pasukan kami di Basilan sebelum mereka menyerang," katanya kepada para wartawan.
Namun dia membantah bahwa MILF bertanggungjawab atas pemancungan itu, atau bahwa mereka terlibat penculikan pendeta Bossi.
Sumber
No comments:
Post a Comment