Presiden Setuju Tambahan 6 Sukhoi
JAKARTA - Tiga pesawat Sukhoi buatan Rusia jenis Su-27SKM direncanakan datang 5 September 2010. Ketiga pesawat itu bakal melengkapi tujuh pesawat sejenis yang telah dimiliki TNI AU.
”Tiga pesawat Sukhoi akan datang bulan September ini. Sudah ada tim yang menjemput ke sana,” kata Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) Marsekal Imam Sufaat, Selasa (31/8). Dua pesawat akan datang pada 5 September dan satu pesawat lagi akan datang pada 15 September. Pesawat-pesawat baru ini rencananya akan tampil pada HUT TNI tanggal 5 Oktober.
”Jadi, kita sudah punya 10 Sukhoi dan rencananya akan ada tambahan 6 lagi. Presiden sudah menyetujuinya,” kata Imam. Pesawat Sukhoi yang dimiliki Indonesia pertama kali datang tahun 2004. Saat ini pesawat-pesawat yang tergabung di Skuadron 11 tersebut bermarkas di Lapangan Udara Hasanuddin, Makassar. Tiga Sukhoi yang datang akan didampingi pesawat Antonov.
Imam mengakui, tiga pesawat itu belum dilengkapi dengan persenjataan. Menurut dia, pembelian pesawat beda paketnya dengan pembelian persenjataan. ”Tetapi, pasti akan kita persenjatai,” katanya.
Saat ini Litbang TNI AU telah berhasil membuat bom untuk mempersenjatai Sukhoi. Selain itu, juga telah dibuat roket. Namun, untuk kelengkapan berupa peluru kendali belum dapat dibuat. Selama ini pembuatan rudal terhalang penguasaan teknologi seeker alias pencari jejak. Menurut Imam, dengan teknologi Sukhoi yang canggih yang mampu menembak di luar jangkauan visual dan radar lock-on, peluru yang bisa mengakomodasi teknologi itu belum bisa dibuat oleh Indonesia.
Berkaitan dengan sistem komunikasi Sukhoi, Imam menyatakan, tiga pesawat yang akan datang tersebut telah disesuaikan dengan sistem yang berlaku di TNI AU. Beberapa tahun lalu, perbedaan sistem komunikasi ini sempat menimbulkan masalah teknis.
Saat ini dua penerbang TNI AU sedang disekolahkan di Rusia untuk pengenalan Sukhoi. Beberapa teknisi Rusia juga akan datang ke Indonesia untuk mendampingi TNI AU.
Malaysia Belum Pernah Melanggar Wilayah Udara RI
KSAU Marsekal TNI AU Imam Sufa'at mengatakan hari ini, Rabu (1/9), Presiden Susilo Bambang Yhudoyono direncanakan akan berbicara di Markas Besar TNI di Cilangkap, Jakarta Timur, seputar hubungan militer kita dengan Malaysia.
"Saya belum tahu nih, saya dengarnya dari senior-senior saya, Presiden mau memberikan statement di Mabes TNI Cilangkap," katanya. Dia mengemukakan, Apapun kebijakannya TNI AU siap.
"Kalau melanggar wilayah udara, TUDM tidak pernah melakukannya. Kita selalu mengawasi territorial di udara.Beberapa radar selalu kita operasionalkan dengan maksimal," ujarnya.
Dia mengemukakan, selain patroli udara melalui udara juga melakukan pengawasan dengan patroli maritim. "Selama ini AU dan AL selalu kerja sama dalam membangun pertahanan territorial," terangnya.
Ketegangan Indonesia dan Malaysia belakangan ini, katanya, tidak berpengaruh dengan kerjasama pertahanan yang selama ini dilakukan.
Sumber : KOMPAS ANTARA
Mudah2an bangsa Indonesia bisa cepat menguasai dan mengembangkan persenjataannya tanpa bergantung ke negara lain
ReplyDelete