Info Teraktual Seputar Teknologi dan Perkembangan Militer Nasional
Tuesday, March 17, 2009
Kendaraan Tempur Bawah Air (KTBA) Satpaska
ALUTSISTA - Kendaraan Tempur Bawah Air (KTBA) dikembangkan pertama kali oleh Dinas Penelitian dan Pengembangan TNI AL (Dislitbang AL), untuk satuan khusus AL Kopaska (Satpaska) Koarmatim.
KTBA pernah melakukan uji coba pada peringatan HUT Kopaska April 2007 lalu, pengujian dilakukan di perairan Pasir Putih-Situbondo. Latihan tersebut dilakukan dengan kapal selam KRI Cakra-401, dengan pengawasan beberapa perwakilan dari Badan Penerapan Pengkajian Teknologi (BPPT).
KTBA beroperasi menyatu dengan kapal selam, sehingga dapat diterjunkan langsung untuk infiltrasi satuan Paska secara senyap dan cepat. KTBA mampu menyelam dengan kedalaman 21 hingga 27 meter.
Pada awalnya KTBA dirancang khusus untuk melakukan penyusupan di perairan sempit dan dangkal yang tidak bisa dicapai oleh kapal selam, sehingga operasionalnya dijadisatukan kedalam kapal selam. Sepintas, kolaborasi ini persis seperti kapal dan sekocinya.
Personil Paska juga dapat diluncurkan dari dalam tabung torpedo kapal selam dan bergerak bersama KTBA, serta langsung melakukan menuver bawah air. Semuanya dilakukan hanya dengan waktu kurang lebih 15 menit.
"Masih ada beberapa yang harus disempurnakan agar kendaraan ini lebih sempurna dalam menjalankan tugasnya,” ungkap Komandan Satuan Kopaska Armatim, Letkol Laut (E) M. Faisal.
Diantara empat varian KTBA yang dimiliki Paska, masih dilakukan pengkajian dan evaluasi tipe yang paling efisien, dan mampu bersinergi dengan kapal selam. Selain itu juga, kecepatan bawah air yang masih perlu ditingkatkan. Saat ini kecepatan yang mampu ditempuh sekitar 3-4 knot. Untuk kemampuan jelajah bawah air hingga 3-3,5 jam, tergantung dari derasnya arus.
KTBA I dan II dengan menggunakan diver propotion vehicle, dengan load sebanyak dua personil, bentuk kemudinya mirip kemudi pesawat. Selanjutnya, KTBA III dan KTBA IV berupa penyempurnaan dari tipe sebelumnya, dengan load empat personil.
BPPT menilai, KTBA yang memiliki berat 350-an kilogram ini, secara operasional sudah bisa menjalankan fungsinya dengan baik. Namun perlu sedikit dibenahi pada system propulsi hidrodinamika, dan pengaturan apungnya. Juga sentuhan teknologi navigasi, seperti : GPS, deteksi sonar dan lain sebagainya. @alutsista
No comments:
Post a Comment