Panglima TNI Kritisi Peralatan
Panglima TNI Marsekal Djoko Suyanto menilai TNI tidak dilengkapi dengan perangkat yang memadai, meski memiliki tugas pokok untuk mempertahankan keutuhan wilayah Indonesia yang luas.
"Harusnya kalau kita diberikan tugas pokok seperti ini, harus juga diberikan peralatan memadai untuk menjaga, menjamin dan menggaransi bahwa negara ini dapat kita jaga keutuhan wilayahnya," kata Panglima TNI di Jakarta.
Panglima kelahiran Madiun, 2 Desember tahun 1950 itu juga mengatakan TNI memiliki pengalaman yang pahit pada saat dikenai sanksi embargo oleh Amerika Serikat.
Oleh karena itu, sekarang setelah tidak ada blok Barat dan blok Timur, Indonesia bebas memilih negara yang menjadi sumber persenjataan, termasuk Rusia.
Biar bagaimanapun, Rusia dianggap sebagai negara super power juga sehingga kalau kita ada hubungan kembali dengan Rusia sebenarnya merekonstruksi hubungan ulang yang tahun 50-an dan 60-an sudah terjad," kata Panglima.
Namun dengan adanya pemberian kredit lunak sebesar US$ 1 miliar oleh pemerintah Rusia kepada Indonesia, menurut Panglima, angkatan bersenjata Indonesia tidak serta merta menjadi kuat seperti pada tahun 1960-an karena dana tersebut masih kecil dari kebutuhan riil yang diingankan TNI.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Presiden Rusia Vladimir Putin tanggal 6 September 2007 menandatangani sejumlah kesepakatan kerjasama di Jakarta, termasuk pembelian senjata dengan kredit lunak.
Dalam kesepakatan terbaru itu, Rusia akan memasok tank, helikopter, dan kapal selam.
Marsekal TNI Djoko Suyanto dilantik menjadi Panglima TNI tanggal 13 Desember 2006 untuk menggantikan Jenderal TNI Endriartono Sutarto.
Dia merupakan Panglima TNI pertama yang berasal dari kesatuan TNI-AU.
Sumber : BBC
No comments:
Post a Comment