Monday, July 23, 2007

Peran Kapal Induk di Pundak LPD




Kapal induk dengan ukuran super jumbo selama ini dikesankan sebagai "pimpinan" suatu armada perang Angkatan Laut.
Memang tidak ada salahnya beranggapan seperti itu karena dari sinilah panglima armada memimpin dan menyusun strategi serta mengendalikan kapal-kapal lain yang ada di sekelilingnya.

Tapi, seperti yang pernah disampaikansebelumnya bahwa kapal induk bukanlah "Kapal Perang" utama karena basic nya hanya angkut personel dan alutsista. Yang sangat berperan dalam penyerangan dan pertahanan adalah kapal-kapal di sekelilingnya, juga pesawat tempur yang dibawanya (inilah fungsi pangkalan terapung yang mobile / berpindah2).

Dengan kapal induk, pesawat tempur bisa diberangkatkan dari titik di tengah perairan yang sangat luas tanpa daratan namun sangat strategis untuk menghancurkan musuh. Nah, untuk TNI-AL keberadaan LPD sedikit banyak sudah mengadopsi peran kapal induk.



LPD sekelas KRI Tanjung Dalpele sering dipake untuk basis komando Panglima Armada memimpin latihan perang, untuk pendaratan helicopter BO-105 dan NBell-412, serta untuk mengangkut logistik perang. Sebenarnya tidak masalah jika RI tidak punya Kapal Induk karena kita tidak menggunakan konsep ARMADA BESAR dengan masing-masing Eskader / Komando Tempur dengan penetapan jumlah dan jenis-jenis kapal.

Misal tiap Eskader terdiri satu kapal induk, lima fregat, dua kapal selam, dua penyapu ranjau, lima korvet, dan dua tanker. Tetapi armada yang kita kirim ke wilayah konflik jumlah dan jenis kapalnya "disesuaikan" dengan kebutuhan. Bisa saja Korvet2 milik Armabar diterjunkan pula di Ambalat yang sesungguhnya menjadi tanggung jawab Armatim.

Sebagai tambahan, Panglima Armada Hindia Angkatan Laut India pada saat berkunjung ke Jakarta tahun lalu membawa kapal induk ukuran sedang dan beliau secara tegas menyatakan bahwa India tidak meniru konsep penggelaran armada perang seperti Amerika dan Eropa. Yakni Kapal Induk dikelilingi kapal2 pendukung sebagai satu kesatuan armada tempur.

Kapal Induk India digunakan sebagai Kapal Komando, Kapal yang digerakkan pada saat situasi membutuhkan penggeseran alutsista dalam jumlah besar dalam waktu singkat. Ini bisa dipahami karena India tidak seperti konsep Amerika yang selalu mendatangi area konflik secara langsung.

Nah, Indonesia pun punya alasan sendiri mengapa tidak memerlukan Kapal Induk dan hanya sebatas LPD. Tentunya tiap negara punya cara dan strategi berbeda2 dalam menggelar armada perang yang perlu disesuaikan dengan kondisi perairan dan jenis alutsista yang dimiliki. (Armada_Majapahit)

@kennyCemplon --LPD yang telah diterima TNI-AL berjumlah 2, dan dalam pengerjaan PT.PAL berjumlah 2, total pesanan TNI-AL sebanyak 4 unit LPD. Sumber

No comments:

Post a Comment