Jakarta, Kompas - Pengaturan pelaksanaan area latihan militer Bravo, terkait perjanjian kerja sama pertahanan Indonesia-Singapura, yang sampai kini masih buntu, sepenuhnya akan ditangani Departemen Luar Negeri. Kedua negara belum membahas lagi persoalan itu.
Sementara itu, Panglima Angkatan Bersenjata (AB) Singapura Letnan Jenderal Desmond Kuek di Jakarta, Kamis (12/7), bertemu Menteri Pertahanan Juwono Sudarsono. Menurut Panglima TNI Marsekal Djoko Suyanto, yang mendampingi Desmond, dalam pertemuan itu tak ada pembicaraan mengenai pengaturan pelaksanaan (implementing arrangement/IA) area Bravo ataupun perjanjian kerja sama pertahanan (defence cooperation agreement/DCA) kedua negara.
Djoko mengutarakan, pembahasan IA area latihan militer Bravo dilakukan Deplu. Panglima AB Singapura ke Jakarta untuk memperkenalkan diri, mengingat Desmond adalah panglima baru.
Pertemuan tersebut berlangsung tertutup. Wawancara semula hanya boleh dilakukan dengan Panglima TNI, tetapi Desmond akhirnya bersedia memberikan keterangan kepada pers.
Panglima AB Singapura menuturkan, "Saya datang ke sini sebagai pertemuan formal awal pembicaraan kerja sama pertahanan kedua negara. Kami berdua sepakat memperkuatnya karena ini berlangsung lama sejak tahun 1970-an dan positif."
Menurut Djoko, kedatangan Panglima AB Singapura sebatas membahas kerja sama, baik tahun ini maupun rencana tahun 2008, seperti kerja sama tukar-menukar intelijen, komite koordinator gabungan, pengamanan Selat Malaka, dan logistik gabungan.
Seperti diberitakan, pembahasan IA area latihan militer Bravo kini buntu. Penyebab kebuntuan itu terkait pengaturan teknis pemakaian area Bravo oleh Angkatan Laut dan Angkatan Udara Singapura.
Berita lebih lanjut
No comments:
Post a Comment