Monday, July 23, 2007

JAS-39 Gripen Swedia

GRIPEN salah satu pesaat tempur multi-peran dari Eropa, dirancang sejak awal 1980an dan di poduksi oleh industri SAAB dari Swedia untuk pertamakali diluncurkan pada tahun 1988, dan akan menggantikan pesawat tempur terdahulunya Viggen dan Draken.

Pengembangan selanjutnya dilakukan bersama antara SAAB, Ericson Microwave Systems, Volvo Aero Corp. SAAB Avionics dan FFV Aerotech. Lalu dibentuk perusahaan Gripen International (SAAB & BAE Systems) untuk pemasaran internasional. BAE Systems terlibat dalam pembuatan main landing gear dan wing attachment unit.Produk pesawat tempur ini kemudian muncul dalam dua versi, JAS 39A versi awak tunggal dan JAS 39B versi dua awak, untuk latihan.

JAS 39B memiliki perangkat avionic dan persenjataan yang sama dengan JAS 39A. Adalagi varian JAS 39C, versi satu awak Batch 3 dan merupakan standar ekspor. JAS 39C memiliki layar saji cockpit berwarna on-board oxygen generation system (OBOGS) dan in-flight regueling system. JAS 39D merupakan versi dua awak dengan upgrade yang serupa dengan JAS 39C.

AU Swedia mengoperasikan 204 unit Gripen (28 unit versi dua awak), operator lainnya adalah Afrika Selatan, Hongaria dan Republik Ceko.

Produk pesawat tempur ini kemudian muncul dalam dua versi, JAS 39A versi awak tunggal dan JAS 39B versi dua awak, untuk latihan. JAS 39B memiliki perangkat avionic dan persenjataan yang sama dengan JAS 39A. Adalagi varian JAS 39C, versi satu awak Batch 3 dan merupakan standar ekspor. JAS 39C memiliki layar saji cockpit berwarna on-board oxygen generation system (OBOGS) dan in-flight regueling system. JAS 39D merupakan versi dua awak dengan upgrade yang serupa dengan JAS 39C.

AU Swedia mengoperasikan 204 unit Gripen (28 unit versi dua awak), operator lainnya adalah Afrika Selatan, Hongaria dan Republik Ceko.

Gripen termasuk pesawat tempur yang handal dan untuk mendarat/tinggal landas tidak memerlukan landas pacu yang panjang dan persiapan apapun, Gripen dapat didaratkan di jalan raya (kondisi jalan Eropa Barat).

Cockpit dilengkapi dengan electronic display EP-17 dari SAAB Avionics dengan tiga display wide-angle multi-fungsi, 22x28 derajat diffraction HUD. Pusat head-down display memberikan data taktis superimposed peta digital dari komputer. Layar saji pada sisi kiri dan kanan memberikan data penerbangan dan data target dari perangkat sensor.

Pilot dilengkapi dengan helmet khusus dengan nama Cobra berupa Integrated Helmet-Mounted Display System (IHMD) yang pengembanganya dibuat untuk pilot pesawat Typhoon dari Eurofighter. Helmet ini dikembangkan oleh BAE Systems, SAAB Aerospace dan Denel Cumulus.

Sistem kendali kritis (misalkan, senjada dan komunikasi) digabung pada throttle untuk operasi HADES (hands-on throttle and stick). Kendali penerbangan berupa triplex fly-by-wire syspem dari BAE Astronics dan Lockheed Martin.

Persenjataan

Gripen memiliki external hardpoint untuk membaa beban senjata: satu pada masing-masing wingtip, masing-masing dua pada bagian bawah setiap sayap dan satu pada bagian tengah fuselage. Rudal yang dapat dibawa antara lain, rudal udara-ke-udara MICA, AIM-120 AMRAAM, AIM-9L Sidewinder, IRIS-T, BVR Meteor. Rudal udara-ke-permukaan seperti rudal anti kapal RBS15F, Maveric dan sejenisnya.

Senjata internal pesawat berupa senapan mesin Mauser 27mm beroperasi secara otomatis dengan dukungan pembidikan radar. Stand-off dispenser DF39 dan Pod rocket ARAK 70 dari Bofors.

Perlindungan diri lainnya berupa perangkat Pernika EWS 39, memberikan radar warning, ESM dan chaff/flare decoy dispencer.

Perangkat Sensor

Radar jarak jauh PS-05 dari Ericsson, berupa radar multi-purpose pulse Doppler dengan mode operasi udara-ke-udara untuk pencarian jarak jauh, multi-target track-while-scan, multiple priority target tracking, air combat quick search mode, analisa serangan dan BVR missile mid-course updates. Mode udara-ke-permukaan termasuk identifikasi target jarak jauh, multiple priority target tracking, high-resolution, real beam mapping, air-to-surface ranging and Doppler beam sharpening (DBS).

Dilengkapi juga dengan sensor FLIR dan IR-Otis infrared search/track system (IRST). Kedepan Gripen dilengkapi dengan pod modular reconnaissance, termasuk sensor infra-merah Recon/Optical CA270.



Perangkat Komunikasi

Tx/Rx VHF/UHF dari SAAB Tech Vectronic dan IFF TSC 2000 dari Thales. Datalink air-to-air untuk pertukaran data taktis dalam unit secara real-time. Dalam peran serbu dan pengintaian, datalink memungkinkan bagi radar untuk mengendalikan data permukaan untuk dikirim dari sat pesawat Gripen ke sekelompok radar-silent pesawat penyerbu.
MESIN. Mesin Volvo Aero RM21 dikembangkan dari GE F404, dengan control digital yang secara otomatis memonitor parameter mesin serta bila diperlukan secara otomatis dapat memindahkan ke sistem back-up.

Spesifikasi

Bentang sayap termasuk peluncur: 8,4 meter
Panjang pesawat: 14,1 meter
Tinggi: 4,5 meter
Wheel track: 2,4 meter
Wheel base: 5,2 meter
Bobot take-off (dalam konfigurasi dasar): 8,5 ton
Bobot take-off maksimum: 14 ton
Kecepatan: Supersonic pada berbagai ketinggian

Kemampuan Gripen cukup diandalkan oleh industri pesawat tempur Eropa, hal ini dibuktikan antara lain, dalam program pengembangan sistem senjata rudal udara-ke-uadara untuk pesawat tempur Typhoon, pesawat yang dipilih akhirnya jatuh kepada Gripen.

Sista rudal baru tersebut adalah Meteor yang masuk kategori BVRAAM (beyond visual range air-to-air missile) yang sedangkan dikembangkan oleh pihak MBDA, dan pelaksanaan pengujian dilakukan di Benbecula. Meteor merupakan rudal pesanan Kementrian Pertahanan Inggris untuk mempersenjatai pesawat Typhoon. Dimana saat ini tim penguji dari SAAB Aerosystems sudah berada di Inggris untuk mempersiapkan pengujian peluncuran Meteor dari pesawat Gripen.

Selanjutnya pengujian akan dilakukan di Swedia (Tempat latiha penembakan pesawat di Vidsel) dimana akan dilakukan pengujian penembakan rudal terhadap target terbang dengan menggunakan sistem datalink yang juga dikembangkan oleh pihak SAAB. Pesawat yang akan digunakan adalah dari versi C/D. Militerium

No comments:

Post a Comment