Friday, September 11, 2009

Scorpène, Kapal Selam Baru Andalan TLDM (III)


KD Tunku Abdul Rahman

Sistem Penggerak dan MESMA/ AIP

Scorpène mempunyai dua mesin generator diesel berdaya 1250kW, mesin ini di buat oleh Breach machinery shipping hatch-Belanda. Tingkat elastisitas baja pada kompartemen mesin kapal mampu mendukung daya hingga 2900kW.

Dari tiga varian yang ada, Scorpène dapat diklasifikasikan menjadi 2 kelas sistem penggerak yakni sistem penggerak konvensional (CM-2000) dan sistem penggerak MESMA/AIP (AM-2000).

Kendala yang sering ditemukan kapal selam diesel-elektrik ialah saat operasional seringkali harus muncul ke permukaan, hal ini diperlukan agar snorkel kapal dapat mensirkulasi oksigen untuk pembakaran mesin diesel guna mengisi ulang batere. Hal inilah yang menjadi kelemahan pada kapal berpengerak diesel konvensional, sehingga sangat rentan terdeteksi lawan.

Rasio antara waktu kerentanan dan total waktu operasional yang dikenal sebagai "indiscreation rate", bagi semua kapal konvensional berkisar antara 7 sampai 10%. Dengan batasan-batasan pada saat berpatroli dengan kecepatan 4 knot, dan transit antara 20% sampai 30% pada kecepatan 8 knot. Maksudnya adalah pada kapal selam diesel konvensional diperlukan waktu antara 20-30% dari waktu operasionalnya untuk kembali kepermukaan.

Beda halnya dengan kapal selam diesel elektrik modern berpenggerak MESMA/ AIP, kapal tidak selalu harus muncul kepermukaan. Artinya waktu operasional 100% tergantung dari endurance kapal dan awaknya.

Penggunaan sistem ini membuat umur masa pakai kapal jauh lebih lama dibanding dengan yang tidak menggunakannya. Sistem MESMA/ AIP meningkatkan daya tahan (endurance) penyelaman hingga 3 - 4 kali lebih baik dari kapal konvensional. Risiko kapal terdeteksi pun bisa lebih dikurangi.

Sistem pembangkit udara independen (MESMA/ AIP) juga berfungsi mengurangi kerentanan mesin dan batere, selain itu mesin diesel juga dilengkapi sel bahan bakar (fuel cell) yang dihasilkan dari Closed Circuit Diesel dari sistem anaerobic Modul d'energie Sous-Marine Autonome (MESMA).



MESMA anaerobic system, berfungsi mereduksi panas dari sirkuit utama yang dihasilkan oleh pembakaran ethanol dengan oksigen. Sistem ini dapat dengan mudah dipasang, bahkan pada saat konstruksi kapal pertama kali dibuat sehingga di kemudian hari kapal dapat modernisasi dari CM-2000 ke standar AM-2000. Pembeli diberikan kebebasan untuk menentukan pilihan.

Namun demikian Scorpène tetap memiliki performa yang sama disemua kelas (konvensional dan MESMA/AIP), kecuali panjang kapal bertambah menjadi 70M dan berat selamnya pun menjadi 1.870 ton (CM-2000 : panjang total 61.7m dan berat selam 1.565 ton).

Varian Scorpène

DCNS memasarkan 3 varian kapal selam kelas Scorpène. diantaranya : : Scorpène Basic, Scorpène Basic-dengan AIP dan Scorpène Compact.

Scorpène Basic, kapal selam berukuran sedang yang didesain dan dikembangkan langsung berdasarkan kapal selam nuklir (SSN & SSBN) AL Prancis generasi terbaru. Tentunya dengan mengedepankan keefektifan rasio biaya pembuatan.

Scorpène basic sangat cocok untuk beroperasi diperairan dangkal dan dalam. Kapal dengan efektifitas dan performa yang tinggi serta kemampuan angkut senjata yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan dimasa datang.

Scorpène Basic mempunyai keuntungan sebagai berikut : kemampuan angkut senjata lebih besar, belum ada pesaing dikelasnya (speed & stealth design), underwater endurance dan sistem pertempuran sangat fully-otomated.

Varian ini dirancang untuk diawaki 31 pelaut, hampir setengah dari jumlah awak kapal selam konvensional (50-60 awak). Biaya operasional pun mampu dipotong dengan mereduksi waktu pemeliharaan dan memperpanjang interval waktu overhaul.


Cut-off KS Scorpène di kelas O'Higgins seperti milik TLDM

Scorpène Basic-AIP,
mempunyai spesifikasi yang sama dengan basic, hanya saja varian ini sudah dilengkapi dengan MESMA/ AIP sehingga endurance kapal lebih lama beroperasi dikedalaman.

Scorpène Basic-AIP dengan system MESMA mempunyai keuntungan sebagai berikut : asset militer terkuat dalam gugus tugas penangkalan, integrasi sistem pertempuran modern, disain modular memudahkan upgrade, endurance lebih baik dan mereduksi biaya perawatan (life-cycle) lebih hemat.

Scorpène Compact, versi kapal selam terpendek dari Scorpène yang didesain khusus untuk beroperasi dengan efektivitas tinggi diperairan dangkal. Bentuk hull yang lebih pendek memungkinkan manuver lebih tinggi serta kemampuan infiltrasi kewilayah lawan dengan senyap tanpa harus muncul ke permukaan.

Untuk menghindari pendeteksian, varian ini juga dapat ditingkatkan dengan mengaplikasi MESMA/ AIP. Satu generator diesel di pasang untuk menyediakan tenaga pendorongan saat merecharge di permukaan.

Negara Pengguna

Saat ini sudah ada 4 negara diluar Prancis dan Spanyol yang melakukan kontrak pembelian kapal selam Scorpène untuk memperkuat armada lautnya, Salah satunya adalah Malaysia, Chile, India dan Brazil.

Kontrak pembelian pertama Scorpène dilakukan oleh Royal Malaysian Navy (RMN) pada Juni 2002 sebanyak 2 unit. Ini menjadi kali pertama RMN mempunyai kekuatan arsenal kapal selam dijajaran armada lautnya.

Kapal pertama (KD Tunku Abdul Rahman), dibangun di DCNS-Cherbourg pada Oktober 2007 dan telah diserahterimakan pada Januari 2009. Yang kedua (KD Tunku Razak), dibangun di Cartagena Navantia pada Oktober 2008 dan dijadwalkan diserahterimakan kepada RMN Oktober 2009.


KD Tunku Abdul Rahman di galangan DCNS-Cherbourg, Prancis

Kontrak pembelian kedua dilpesan oleh Chile sebanyak 2 unit pada November 2003, kapal selam ini digunakan sebagai pengganti 2 kapal selam kelas Oberon yang habis masa pakainya pada 1998 dan 2003.

Kontrak pembelian ketiga dipesan oleh India sejumlah 6 unit pada Oktober 2005. Kapal selam ini dibangun di Mazagon Dockyard-Bombay, dengan bantuan teknisi dan peralatan dari DCNS Shipyard dan Thales-Prancis.

Disaat yang sama India juga memesan rudal anti kapal buatan MBDA SM-39 Exocet sejumlah 36 unit untuk mempersenjatai kapal tersebut. Konstruksi pertama dimulai pada Desember 2006 dan dijadwalkan serah terima pada Desember 2012. Pengiriman selanjutnya diserahkan satu unit setiap tahun hingga 2017.

Kontrak pembelian keempat dipesan oleh Brazil sejumlah 4 unit pada Desember 2008 lalu. Kapal selam dibangun dalam paket kerjasama antara DCNS Shipyard dan Odebrecht Shipyard-Brazil, kapal ini dibangun di Brazil dengan bantuan pengawasan teknisi DCNS Prancis.

Secara resmi DCNS tidak pernah mengungkapkan harga pasti dari kapal selam Scorpène. Tetapi menurut globalsecurity.org, enam Scorpène India menelan biaya sekitar US$ 4,6 miliar. Dan kontrak terakhir dengan Brazil menelan biaya US$ 6 miliar, namun karena ada alih teknologi yang disertakan dalam paket pembelian ini dilaporkan total kontrak yang disepakati sejumlah US$ 8 miliar. ©alutsista

1 comment:

broadband said...

Bagaimana Indonesia menghadapi ancaman Scorpene Malaysia ini ?

Pls visit http://peduli-indonesia.blogspot.com/2009/09/menghadapi-ancaman-scorpene-malaysia.html