Wednesday, April 30, 2008

KD Perak TLDM insight!

Kapal jenis Kedah Class (174) KD Perak hasil ToT dari Kapal Jerman Meko 100, Jerman. Kapal tersebut dibangun oleh Boustead Naval Berhad company. Malaysia.

Saat ini TLDM (Tentara Laut Diraja Malaysia) telah menandatangani MoU dan MoA untuk pembuatan Jebat batch ke-2 yang rumournya tampil lebih canggih dari KD Jebat sebelumnya. Kabar yang beredar disana juga spesifikasi Jebat batch ke-2 ini merupakan 1st edition dari kelasnya yang di produksi oleh BAE System khusus buat TLDM. Rencananya TLDM memesan 4 unit untuk kapal jenis ini. @lutsista





Special thanks buat bro @wahyu

TNI AL Perkuat Pengamanan Laut di Perairan NTT



Pangkalan Utama Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI-AL) Wilayah VII membangun pos TNI AL di Maritaing serta membangun Pangkalan TNI AL Tipe B di Kalabahi, Kabupaten Alor.

Menurut Komandan Lantamal VII Kupang, Brigadir Jenderal (Marinir) Syaiful Anwar, pos ini berfungsi untuk memantau aktifitas kapal asing yang melewati jalur pelayaran internasional (ALKI III). Sementara Pangkalan TNI AL berfungsi mendukung logistik kapal perang yang beroperasi di wilayah perairan yang berbatasan dengan Timor Leste.

"Pangkalan tipe B ini mengamankan wilayah perairan Alor, sebagian laut Fores dan sebagian perairan Maluku Utara," kata Syaiful di Kupang, Rabu (30/4).

Pemerintah Kabupaten Alor, ia melanjutkan, telah menyatakan kesediaan untuk membantu tanah sekitar 5-10 untuk pembangunan pangkalan, yang rencananya akan mulai dibangun tahun ini. "Sekitar 200 personil TNI AL akan ditempatkan diwilayah itu. Mereka akan dilengkapi dengan kapal patroli, kapal perang dan senjata organik," katanya.

Dia menambahkan, TNI AL juga telah membangun sebuah pangkalan tipe C di selatan Kabupaten Rote dengan kekuatan sekitar 60 personil didukung kapal-kapal patroli. "Akan diresmikan setelah personil yang dibutuhkan tiba," ujar Syaiful.

Kehadiran pangkalan itu selain untuk mengawasi perairan Indonesia juga bertujuan untuk melakukan pengawasan terhadap para imigran gelap yang ingin menyeberang ke Australia secara ilegal.

Menurut Syaiful, wilayah perairan NTT termasuk rawan pelanggaran karena letaknya yang berada pada alur pelayaran internasional dan juga berbatasan dengan Negara asing.

Sumber : TEMPO INTERAKTIF

KSAL Tinjau Kesiapan Latgab TNI 2008

KSAL, Laksamana Sumardjono melakukan pengecekan peralatan saat inpeksi pasukan di Markas Brigif -2 Marinir, Cilandak, Jakarta, Selasa (29/4). Inspeksi tersebut untuk mengetahui kesiapan terakhir pasukan TNI AL yang akan ikut dalam latihan gabungan (latgab) TNI yang akan dilaksanakan 1-20 Juni 2008. FOTO ANTARA/Prasetyo Utomo/mes/08.




KSAL : Seluruh Alutsista Siap dikerahkan




Jakarta - Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Sumardjono menyatakan, seluruh alat utama sistem senjata (alutsista) TNI AL siap dikerahkan dalam Latihan Gabungan (Latgab) TNI 2008.

"Kajian kami sudah selesai dilakukan, dan hasilnya siap untuk diterjunkan dalam Latgab TNI meski belum seratus persen, namun kita selalu berupaya untuk mencapai seratus persen," katanya, usai melakukan pemeriksaan kesiapan personel dan alutsista TNI AL di Jakarta, Selasa.

Dalam geladi lapang Latgab TNI 2008, 1-20 Juni 2008 mendatang, TNI AL mengerahkan 13.150 personel, 61 Kapal Perang Republik Indonesia (KRI), tujuh pesawat udara 212 Cassa, lima unit helikopter, 30 tank amfibi, dan 55 unit panser amfibi.

Selain itu 12 unit Kendaraan Amfibi Pengangkut Alteleri (KAPA), tiga unit TATRA (kendaraan tempur), empat unit roket M-70, enam unit senjatas artileri "howitzer", dua unit kendaraan tempur laut "hovercraft", satu unit kapal "combat boat", tiga unit "sea rider" dan 78 unit perahu karet.

Ia mengatakan, menjelang pelaksanaan geladi lapang Latgab TNI 2008, jajaran TNI AL terus melakukan latihan untuk memelihara dan meningkatkan kesiapan baik personel maupun alutsista TNI AL.

"Saya perintahkan untuk terus melakukan latihan rutin dan parsial untuk menjaga kesiapan personel dan alutsista menjelang Latgab TNI 2008," katanya.

Sumardjono menambahkan, terkait itu pihaknya akan melakukan latihan pendaratan di Pantai Eretan, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat pada pertengahan Mei 2008.

TNI mengadakan latihan gabungan dengan sandi "Yudha Siaga" untuk memelihara dan meningkatkan profesionalisme prajurit dalam mempertahankan kedaulatan negara.

Latihan gabungan Yudha Siaga dilakukan dalam dua tahap yakni tahap pertama berupa Geladi Posko I pada 21-28 April di Markas Divisi Infanteri 1/Kostrad Cilodong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Tahap II berupa Geladi Lapang yang berlangsung 1-20 Juni 2008 melibatkan seluruh personel dan alutsista dari tiga matra TNI di empat lokasi yakni Natuna dan Batam (Kepri), Singkawang (Kalbar) dan Sangatta (Kaltim).

Latihan itu bertema "Komando Tugas Gabungan Melaksanakan Kampanye Militer Di Daerah Perbatasan Darat, Laut dan Udara Nasional Dalam Rangka Menegakkan Negara Kesatuan Republika Indonesia (NKRI)".

Kegiatan yang dilaksanakan menandai seabad Kebangkitan Nasional dan satu dasawarsa reformasi internal TNI itu melibatkan prajurit di lingkungan Mabes TNI 2.418 orang, TNI Angkatan Darat 10.388 orang, TNI Angkatan Laut 13.150 orang, dan TNI Angkatan Udara 4.615 orang.

Alutsista yang dikerahkan meliputi 38 tank, 19 panser, sembilan helikopter dan satu pesawat Cassa 212 dari TNI Angkatan Darat.

TNI Angkatan Udara mengerahkan 24 pesawat tempur, 31 pesawat angkut, dan 13 helikopter dari berbagai jenis.

Sumber : ANTARA

New F-35 BF-1 Photos




Austal Launches LCS2



The launch of Independence (LCS 2) closely follows the recent delivery of the first Hawaii Superferry vessel. A 107 metre vehicle and passenger carrying aluminum catamaran, Hawaii Superferry is Austal USA’s largest construction project to date and is the largest high speed aluminum catamaran built in the USA. A second identical ferry is currently under construction and is scheduled for launch in September 2008.

The recent purchase of an adjacent 100 acres of land and the award of $33.7m in funding from the US Navy for shipyard development will see Austal USA commence construction of a Modular Manufacturing Facility (MMF) in 2008. The first phase is due for completion in mid-2009 and the resulting production line will enable the construction of three large aluminum vessels per year.

The funding is provided through “Infrastructure Improvements at Gulf Coast Shipyards” for eligible shipyards with current defense contracts. Phase 2 of the construction is expected to begin shortly thereafter and will double Austal’s shipbuilding capability to six large vessels per year.

In addition, Austal was recently awarded one of three Preliminary Design Contracts for the US Navy and Army’s Joint High Speed Vessel (JHSV). Austal will submit a proposal for the Detailed Design and Construction Contract in mid 2008 leading to the selection of a builder for the JHSV class of vessels.

As the prime contractor, and the only shipyard with a track record of building large (over 100 metres in length) high speed aluminum vessels in the USA, Austal is confident of its ability to deliver a low risk JHSV platform to the US Navy and Army.
The JHSV requirements and concept of operations are similar to those of the Austal-built 101 metre WestPac Express, which has been serving the Third Marine Expeditionary Force in Okinawa, Japan for more than six consecutive years.



Tuesday, April 29, 2008

Alumnus Mantan Mujahid Afghanistan Asal Indonesia Tak Selalu Teroris

Palu (ANTARA News) - Seorang pengamat intelijen mengatakan alumnus pendidikan militer di Afganistan tidak selalu menjadi teroris.

"Sebab setelah mengikuti pendidikan militer di sana, mereka biasanya menjalani pekerjaannya semula di negaranya masing-masing," kata Wawan H. Purwanto dalam acara "Bedah Buku:Terorisme Undercover; Memberantas Terorisme hingga ke Akar-Akarnya, Mungkinkah?", di Palu, Sulawesi Tengah, Selasa.

Dalam beberapa kali kunjungan ke Afganistan dan sejumlah negara Timur Tengah, Wawan mengaku pernah berdialog dengan peserta dan alumnus pendidikan militer di Afganistan.

Sekembali mengikuti pendidikan militer di Afganistan, mereka selanjutnya menekuni pekerjaannya semula, seperti menjadi guru, pegawai konstruksi bangunan di perusahaan swasta, serta sejumlah pekerjaan lainnya.

Sedangkan, munculnya beberapa teroris di berbagai belahan dunia, menurut dia, hanya kelompok-kelompok kecil saja, karena tidak menyukai sitem pemerintahan tertentu, termasuk di Indonesia.

Dalam acara yang diselenggarakan oleh Lingkar Studi Aksi dan Demokrasi Indonesia (LSADI) Sulteng dan STAIN Datokarama Palu itu, Wawan menjelaskan peserta pendidikan militer di Afganistan memang diarahkan untuk menjadi pejuang jihad yang membela agama Islam.

"Jadi mereka siap mati. Bahkan, usai pertempuran, ada pejuang yang menyesal kenapa dirinya tidak mati," katanya, di depan ratusan peserta diskusi yang sebagian besar mahasiswa.

Wawan yang juga menjabat Staf Ahli Wakil Presiden RI Bidang Keamanan dan Kewilayahan itu, mengatakan arti sesungguhnya jihad saat ini sudah disalahartikan oleh orang-orang tertentu, "seolah membunuh manusia itu dibenarkan".

Padahal, seperti apa yang tertulis dalam bukunya tersebut, "jihad bisa dilakukan secara damai, namun yang penting sesuai dengan tujuan untuk membela agamanya".

Ketua Majelis Ulama Indonesia Kota Palu, Zainal Abidin, pada kesempatan itu mengatakan banyak alumnus pendidikan militer di Afganistan setelah pulang ke negara asalnya menjadi penganut Islam garis keras.

Menurut dia, perubahan sikap demikian itu merupakan pengaruh dari ideologi Taliban, aliran Islam garis keras di Afganistan.

Selain itu, lanjut Zainal yang Ketua II STAIN Dato Karamah Palu, munculnya aksi terorisme di sejumlah negara akibat pengaruh kemiskinan. Karena itu, tak mengherankan jika pelaku terorisme dewasa ini sebagian berasal dari negara Dunia Ketiga yang penduduknya banyak menderita kemiskinan.

Bagi Zainal, peran pemerintah dan tokoh agama sangat dibutuhkan dalam mencegah timbulnya teroris.

"Khusus bagi pemuka agama perlu aktif memberikan penerangan kepada masyarakat supaya tidak terjebak dalam pemahaman Islam yang sempit," katanya menyarankan. (*)

Sumber : ANTARA

TNI Siap Laksanakan Gladi Lapangan LATGAB TNI 2008



Panglima TNI Jenderal TNI Djoko Santoso memimpin evaluasi pelaksanaan Gladi Posko Latihan Gabungan TNI Tahun 2008 bertempat di Aula Gatot Subroto, Mabes TNI Cilangkap, Senin (28/4). Selesai evaluasi dilanjutkan dengan penyampaian direktif ke-2 dari Panglima TNI tentang persiapan pelaksanaan Gladi Lapangan.

Gladi Posko yang dilaksanakan selama 1 minggu (21 hingga 28 April) di Markas Divisi Infanteri 1/Kostrad Cilodong, Bogor merupakan tahap pertama dari rangkaian kegiatan Latihan Gabungan TNI. Gladi Posko merupakan simulasi pelaksanaan latihan sebelum pelaksanaan latihan yang sebenarnya (Gladi Lapangan).

Dalam Gladi Posko, latihan dilaksanakan tanpa pasukan dan pengerahan Alutsista, hanya melibatkan para Komandan dan Perwira Staf dari satuan-satuan yang akan diterjunkan, dengan menitikberatkan kepada latihan bagaimana cara pengambilan keputusan dan hubungan Komandan dan Staf yang selanjutnya akan diaplikasikan pada Gladi Lapangan dengan melibatkan 30.571 personel dan sejumlah Alutsista. Gladi Lapangan akan dilaksanakan di daerah Natuna dan Batam (Provinsi Kepulauan Riau), Singkawang (Provinsi Kalimantan Barat) dan Sangatta (Provinsi Kalimantan Timur) pada tanggal 1 s.d 20 Juni 2008 mendatang.

Berkaitan dengan telah selesainya Gladi Posko dan akan digelarnya Gladi Lapangan, Panglima TNI menyampaikan beberapa penekanan guna mendukung kesiapan dan keberhasilan tugas sebagaimana tertuang dalam skenario latihan.

Kepada Pangkogasgab agar segera melaksanakan pengecekan kesiapan dan kesiagaan operasional baik personel, materiil dan alutsista serta dukungan operasi, dukungan logistik dan perbekalan untuk kepentingan Gladi Lapangan. Inventarisir semua kendala maupun hambatan yang ditemukan pada saat pengecekan di lapangan untuk segera diambil keputusan penyelesaiannya.

Mengingat latihan ini mengerahkan berbagai Alutsista dan persenjataan, maka Panglima TNI menekankan agar masing-masing pelaku latihan berpegang teguh dengan prosedur-prosedur yang ada, serta benar-benar memperhatikan faktor keamanan. Kepada pejabat TNI yang didaerahnya dilaksanakan latihan agar berkoordinasi sebaik-baiknya kepada Pimpinan Daerah dan masyarakat setempat dengan sebaik-baiknya, sehingga latihan berjalan lancar dan masyarakat memahami manfaat latihan ini demi kepentingan bangsa dan negara yang lebih luas.

Kepada para Panglima Komando Utama Operasi (Kotamaops) lainnya terutama Kodam I/BB dan Kodam VI/TPR agar memberikan informasi terkini tentang perkembangan kesiapan dukungan untuk membantu Kogasgab di Mandala Operasi dan juga melaporkan tentang rencana pertahanan wilayahnya. Kepada Pangkohanudnas agar meningkatkan gelar kesiapsiagaan operasional pertahanan udara nasional. Sementara itu kepada Kepala Staf Angkatan, Panglima TNI berharap agar melakukan supervisi dan asistensi terhadap persiapan, latihan-latihan pendahuluan yang dilakukan satuan-satuan angkatan masing-masing dalam rangka mendukung kampanye militer yang menjadi tugas Kogasgab.

Sumber : PUSPEN TNI

Good Bye Stealth Bomber...

Holloman Air Force Base celebrating farewell on Monday (28/4) to the F-117 Nighthawk stealth fighter, which the nation is retiring from its arsenal after 27 years.

Holloman had been the only base to have the stealths since the squadron moved in mid-1992 to southern New Mexico from Tonopah.

The Air Force decided to accelerate the F-117s' retirement to free funding to modernize the rest of the fleet. The Nighthawk is being replaced by the F-22 Raptor, which also has stealth technology.@lutsista



Monday, April 28, 2008

Negeri Jiran, Surganya Penadah Pembalak Liar



Pembalakan Liar Tanah Air di Sponsori Malaysia

SALAH satu kesulitan pemerintah dalam membasmi praktik penebangan liar adalah masih banyaknya para penadah kayu ilegal di luar negeri.

Beberapa negara yang diduga menjadi penadah kayu selundupan tersebut antara lain China dan Malaysia. Namun, negara penadah yang menikmati keuntungan terbesar tidak lain adalah Malaysia. Menurut laporan Forest Resource Assessment (FAO, 2005),total keuntungan yang diraup Malaysia dari produksi hasil hutan pada 2005 adalah sebesar USD2,15 miliar.

Jumlah ini sebanding dengan keuntungan yang didapatkan Indonesia atas produksi hasil hutan pada tahun yang sama sebesar USD2,16 miliar. Perbandingan tersebut sungguh ironis mengingat jumlah area hutan yang dimiliki Malaysia tidak sampai sepertiga jumlah area hutan Indonesia.

Kita pun bertanyatanya, bagaimana mungkin Malaysia–yang area hutannya lebih sempit–bisa menyamai produksi hasil hutan Indonesia? Pertanyaan tersebut sangat beralasan jika kita kaitkan dengan maraknya kasus pembalakan liar yang diikuti penyelundupan kayu ilegal dari Indonesia ke Malaysia.

Hal ini diperkuat dengan hasil investigasi yang dilakukan Environmental Investigation Agency (EIA) dan Telapak (Indonesia). Dalam laporan tersebut, kedua lembaga ini menyatakan bahwa Malaysia ternyata memang merupakan salah satu bagian dari sindikat perdagangan kayu ilegal di dunia.

Dua Faktor

Setidaknya terdapat dua faktor yang menyebabkan maraknya penyelundupan liar ke Malaysia. Pertama, faktor disparitas harga. Rendahnya harga jual kayu bulat di dalam negeri telah mendorong para pembalak liar untuk menyelundupkan kayu tersebut ke Malaysia. Sebab,dengan penyelun dupan tersebut para pembalak bisa meraup keuntungan berkali- kali lipat daripada menjualnya ke dalam negeri.

Apalagi jika mereka sudah menjalin ”konsesi” terselubung dengan para penadah di Malaysia. Penyelundupan kayu ilegal dapat dilakukan dengan sangat mudah. Faktor yang kedua adalah letak geografis Indonesia yang berbatasan langsung dengan Malaysia. Dekatnya jarak memudahkan pengangkutan kayu-kayu ilegal ke Negeri Jiran tersebut, baik melalui jalur darat maupun jalur laut.

Terbukti,beberapa tren kasus penyelundupan liar kerap dilakukan di provinsi seperti Riau dan Kalimantan Barat yang berbatasan langsung dengan Malaysia. Dengan demikian,dugaan atas berkeliarannya para ”cukong kayu” asal Malaysia tersebut tidak boleh dipandang sebelah mata. Untuk itu, pemerintah perlu mengambil tindakan tegas.Pemerintah harus segera memutus mata rantai penyelundupan kayu ilegal ke Malaysia.

Pemberian sanksi yang berat bisa dijadikan alternatif agar menimbulkan efek jera bagi para pembalak di dalam negeri. Selain itu, skema pertahanan di wilayah-wilayah yang rawan penyelun dupan pun harus diperkuat. Hal ini bisa dilakukan dengan cara, aparat kepolisian setempat melakukan program penyisiran secara intensif di wilayahwilayah yang menjadi lokus transaksi antara pembalak dalam negeri dan penadah. Jika tidak, kita harus rela melihat kayu-kayu asal Indonesia tersebut diangkut ke Pelabuhan Hardwood Timber,Sarawak,Malaysia.

Sumber : SINDO

US Operation "Eagle Claw" Failed To Overthrow Islamic Revolution.

US operation "Eagle Claw" failed to overthrow Islamic Revolution Thu, 24 Apr 2008 16:25:20 Saman Kojouri, Press TV, Tehran

Hezbollah Brigades in Iraq: IED vs Stryker in Bagdad Alsaydiya


Download Video

Saturday, April 26, 2008

Indonesia akan Tenggelamkan Kapal Asing Pencuri Ikan

Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah akan menindak tegas praktik pencurian ikan oleh kapal-kapal asing di perairan Indonesia, dengan menenggelamkan mereka yang diketahui melakukan kegiatan ilegal itu.

"Rencana itu tetap jadi, itu sebagai terapi kejut. Kita harus tingkatkan efek jera, sehingga mereka berpikir dua kali melakukan pencurian ikan di Indonesia," kata Dirjen Pengawasan dan Pengendalian Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (P2SDKP) Departemen Kelautan dan Perikanan Aji Sularso di Jakarta, Sabtu.

Dia mengatakan kapal yang akan ditenggelamkan hanya kapal yang tidak memiliki ijin operasi atau illegal unregulated unreported (IUU) fishing di wilayah perairan Indonesia. Ia menilai hal itu tidak akan menimbulkan masalah dengan pemilik kapal seperti yang dikhawatirkan para pakar hukum.

"Australia juga melakukan hal itu terhadap kapal ilegal," katanya.

Ia menegaskan ada pedoman dalam tindakan menenggelamkan kapal asing yang melakukan pencurian ikan. Bila kondisi kapal cukup baik, maka akan disita, dan disumbangkan kepada nelayan atau dijadikan kapal patroli.

Tetapi jika kapal sudah terlalu tua, maka akan ditenggelamkan untuk menjadi terumbu karang. "Tidak semua kapal ditenggelamkan. Kalau kapal tersebut sudah tua, tidak bisa dimanfaatkan, untuk apa dibawa ke tepi. Tentu akan memakan biaya besar," kata Aji.

Ia mengakui operasi mencegah pencurian ikan di perairan Indonesia belum optimal, karena kurangnya armada. Menurut dia sedikitnya dibutuhkan 10 unit kapal pengawas di perairan Natuna, 10 kapal di Laut Arafuru, dan 10 kapal di Laut Makasar dan Sulawesi.

"Untuk operasional kapal patroli saja membutuhkan dana Rp40 miliar, belum termasuk menambah kapal," ujar dia.

Pada 2008 DKP berencana menambah dua kapal patroli. Sebelumnya tahun lalu DKP mendapat tambahan 13 kapal cepat untuk patroli.

Sumber : ANTARA

JDAM Berpandu Laser Sukses di Ujicoba

Foto terbaru yang dikeluarkan Boeing Corp. menunjukkan sukses pesawat F-16 AU-AS saat melepaskan bom berpandu laser/ LJDAM (Laser Joint Direct Attack Munition) dan tepat mengenai sasaran. Tidak ada keterangan pasti kapan tes ini dilakukan, namun dipastikan tes pemboman dilakukan tak jauh dari Lanud Elgin, Florida.

Dipastikan bom berpandu laser yang relatif lebih murah ini akan dikirim ke Irak dan Afganistan dalam waktu dekat. Sebanyak 600 kit bom JDAM berpandu laser yang menelan biaya US$28 juta akan rampung pengirimannya hingga May 2008 nanti.@lutsista

The UK's Chief of Defence visited Army Spesial Force

Indonesia's special force 'Kopassus' perform their skill during a visit of The UK's Chief of Defence Staff Air Chief Marshall Sir Jock Stirrup at a Military base in Jakarta on 25 April 2008. Sir Jock visits Indonesia for several days to strengthen bilateral relations and cooperation between the two countries. @lutsista





Friday, April 25, 2008

16 Kedubes Indonesia Disadap

Kurangnya Sistem Keamanan Informasi Intelijen

YOGYAKARTA--MI: Sedikitnya 16 kantor kedutaan besar Indonesia di berbagai negara telah disadap. Hal ini membuat pemerintah harus memperbaiki keamanan informasi di seluruh kantor besar yang ada.

Hal itu diungkapkan mantan Kepala Lembaga Sandi Negara (Lemsaneg) Laksamana Muda (Purn) Subardo di sela-sela Seminar Hari Kesadaran Keamanan Informasi (HKKI) di Fakultas MIPA UGM, Kamis (24/4)

Menurutnya hal ini terjadi karena kesadaran keamanan informasi di Indonesia masih sangat rendah. "Lihat saja laporan Kepala Lemsaneg belum lama ini yang menyebut 16 kedubes Indonesia telah disadap. Hal ini jelas sebagai preseden buruk dan membuat kita harus lebih berhati-hati melakukan pengaman khususnya informasi," kata Subardo.

Namun ia tidak menyebut kedubes mana saja yang disadap termasuk siapa dan bagaimana cara penyadapan. Menurutnya penyadapan ini sudah ditemukan beberapa waktu lalu sehingga harus dilakukan perbaikan total terhadap sistem keamanan informasi di kedubes yang bersangkutan.

Sementara itu Eko Indrajit, salah seorang anggota komunitas keamanan informasi mengatakan maraknya penyadapan inilah yang menjadi penyebab rendahnya daya saing Indonesia. Bahkan dalam beberapa kasus Indonesia harus gigit jari karena programnya didahului negara lain.

"Misalnya saja dalam hal hak paten batik yang akhirnya didahului Malaysia. Sangat mungkin itu karena data yang diperoleh dari penyadapan," kata Eko.

Subardo juga meminta kepada pemerintah untuk mewaspadai laboratorium medis milik angkatan laut AS, Namru-2 yang ia nilai merupakan alat intelijen AS.

"Saya kan kerja di bidang intelijen ini sejak letnan hingga bintang dua. Lebih dari 30 tahun," kata Subardo yang menjabat kepala Lemsaneg pada 1986-1998.

Namun ia menegaskan tidak lagi mempunyai wewenang soal itu. Masalah Namru-2 diserahkan sepenuhnya kepada pemerintah khususnya melalui Badan Intelijen Negara (BIN).

"Saya tidak punya punya wewenang lagi. Itu urusannya pemerintah dan BIN. Saya hanya mengungkapkannya saja agar lebih waspada," tegasnya.

Sebelumnya pihak Kedubes AS membantah Namru-2 adalah kegiatan intelijen berkedok laboratorium riset. Pihak Amerika menegaskan keberadaan Namru-2 hanya untuk penelitian di bidang kesehatan semata. (AZ/OL-06)

Sumber : MEDIAINDONESIA.COM

Simulasi Penanganan Teroris

WOROAGI, SULTRA, 24/4- Sejumlah personel TNI melakukan penyergapan dan penyerbuan acara simulasi penanganan teroris di Bataliyon infanteri (Yonif) 725/Woroagi, Sulawesi tenggara, Kamis (24/4). Simulasi tersebut merupakan bagian latihan prajurit Yonif 725/Woroagi yang akan bertugas malakukan pengamanan di Papua pada Agustus mendatang. FOTO ANTARA/Prasetyo Utomo/hp/08.



AS Pertahankan Namru-2

JAKARTA, 24/4 - Dubes AS untuk Indonesia Cameron Hume (kanan) bersama Direktur NAMRU-2, Kapten Trevor R. Jones memberi keterangan pers seputar keberadaan Naval Medical Research Unit No.2/Namru -2, Jakarta, Kamis (24/4). Pemerintah AS berkomitmen tetap mempertahankan keberadaan lembaga riset medis Namru -2 dan melanjutkan perundingan mengenai rancangan Nota Kesepahaman baru dengan pemerintah Indonesia. FOTO ANTARA/Rakean Ahmad/nz/08.

RI-Inggris Kerja Sama Militer

JAKARTA – Angkatan Bersenjata Kerajaan Inggris dan TNI mengadakan pertemuan membahas keamanan di kawasan Asia Pasifik.

Pertemuan dilakukan Panglima Angkatan Bersenjata Inggris Marsekal Sir Jock Stirrup, Menteri Pertahanan Juwono Sudarsono,dan Panglima TNI Jenderal TNI Djoko Santoso di Jakarta kemarin. Jock Stirrup mengatakan, perbincangan selama satu jam tersebut membicarakan beragam kerja sama yang akan digagas kedua negara.

Fokus pembicaraan terutama persoalan keamanan di kawasan Asia Pasifik. ”Kerja sama kedua negara sangat penting, banyak tempat yang sangat berbahaya, sehingga kita harus bisa menghadapinya,” ujar Jock Stirrup.Dalam perspektif Kerajaan Inggris,kerja sama antara Inggris dan Indonesia adalah sinergi yang saling membutuhkan.

Apalagi, Indonesia telah melakukan banyak hal di kawasan Asia Pasifik dalam menjaga stabilitas. Sementara Panglima TNI Jenderal TNI Djoko Santoso mengatakan, dalam kunjungan balasan ini dibicarakan upaya mengonkretkan kerja sama antarkedua negara.

”Kami membicarakan peningkatan dan perluasan kerja sama militer, pendidikan, dan pelatihan. Kesepakatan yang telah dibuat akan ditindaklanjuti dengan membuat program bersama secara konkret,” katanya. (amril)

Sumber : KORAN SINDO

Thursday, April 24, 2008

Defence Services Asia (DSA) 2008

A visitor with machine gun displayed during the 11th Defence Services Asia (DSA) 2008 in Kuala Lumpur, Malaysia 23 April 2008. About 700 defence and security companies from 49 countries including United States, Russia, United Kingdom, France, Germany and Malaysia take part in the four-day event.@lutsista



Preparation for the Russian Military Parade of May 2008

New Look : Gripen Jets

The latest version of a Gripen jet, a multi-role fighter aircraft made in Sweden, is seen during its presentation in Linkoeping, Sweden, 23 April 2008. Entitled the Demonstrator, the new Gripen model is designed to test the latest technological developments that are going to be introduced on tactical aircraft.@lutsista


Sultan of Brunei Darussalam Receive Paskhas Pins

Indonesian President Susilo Bambang Yudhoyono (R) pins an Indonesian special forces insignia to Sultan of Brunei Darussalam Hassanal Bolkiah (L) at the Indonesian Military Headquarter in Jakarta, on 23 April 2008. Bolkiah is in Jakarta for an official visit to strengthen bilateral relations and co-operation between the two countries.@lutsista

Perwira TNI AL Harus dilibatkan dalam NAMRU-2

Dugaan Spionase AS Lewat NAMRU

Jakarta - Menteri Pertahanan (Menhan) Juwono Sudarsono mengemukakan, perwira TNI Angkatan Laut (AL) harus dilibatkan dalam setiap kegiatan laboratorium riset Angkatan Laut Amerika Serikat, Naval Medical Research Unit 2 (Namru-2) sebagai pengawas.

"Kami ingin ada perwira TNI AL yang dilibatkan dalam Namru-2 sebagai pengawas," katanya, menjawab ANTARA di Jakarta, Rabu.

Menhan mengatakan, pembahasan mengenai Namru-2 kini terus dilakukan kedua pihak untuk menemukan titik temu dalam kelangsungan Namru-2.

"Saat ini, pokok pembahasan pada seputar pemberian kekebalan diplomatik bagi 20 orang staf Namru-2," ungkap Juwono.

Ia menambahkan, Indonesia tidak setuju dengan usulan AS itu dan hanya akan memberikan kekebalan diplomatik bagi dua orang staf Namru-2, sedangkan 18 orang lainnya tidak.

"Jika semua diberi kekebalan diplomatik, kita tidak pernah tahu apa saja yang dibawa dan dilakukan dalam kegiatan riset di Indonesia," tutur Juwono.

Dengan adanya perwira TNI AL dan pembatasan pemberian kekebalan diplomatik bagi para staf Namru-2, diharapkan kinerja Namru-2 dapat lebih transparan dan bermanfaat bagi kedua pihak, katanya.

Menteri Kesehatan Amerika Serikat (AS) Michael O Levitt dalam kunjungan kerja ke Indonesia, meminta pemerintah Indonesia agar memberikan kekebalan diplomatik bagi para staf Namru-2.



Hal itu terkait rencana perpanjangan kontrak kerja Namru-2 di Indonesia yang telah habis masa kontraknya pada 2000.

Kerja sama, kembali dilanjutkan saat terjadi Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit flu burung pada manusia antara bulan Juni-Juli 2005.

Selain meneliti infeksi virus Avian Influenza H5N1 pada manusia dengan memeriksa spesimen pasien yang diduga terinfeksi, Namru -2 juga membantu pemerintah mengirimkan spesimen virus ke laboratorium Center for Diseases Control and Prevention (CDC) Atlanta dan laboratorium kolaborasi WHO di Hongkong.

Pada 31 Desember 2005, kegiatan Namru-2 berakhir sehingga segala aktivitas di laboratorium itu kembali dihentikan mulai 1 Januari 2006.

Kepala Dinas Penerangan Mabes TNI Angkatan Laut (AL) Laksamana TNI Iskandar Sitompul mengatakan, hingga kini belum ada perwira kesehatan TNI AL yang dilibatkan dalam Namru-2.

"Padahal kita juga memiliki laboratorium induk TNI AL, dengan ahli-ahli riset yang siap dilibatkan dalam kegiatan Namru-2," katanya.

Ia mengatakan, ,jika pemerintah memutuskan agar perwira kesehatan TNI AL dilibatkan dalam Namru-2, pihaknya siap.

Langkah Proaktif SBY memasarkan Industri Alutsista

Jakarta (ANTARA News) - Anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi Partai Golkar, Hajriyanto Y Thohari, menilai, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berhasil membuat sebuah langkah proaktif di bidang industri strategis dan Alutsista nasional, jika berhasil memasarkan produknya ke negara sahabat.

Ia mengatakan itu melalui hubungan telepon seluler, Rabu, menanggapi upaya Presiden Yudhoyono yang menawarkan produksi industri strategis RI kepada Sultan Brunai Darussalam. Yakni, pesawat CN 235 buatan PT Dirgantara Indonesia (DI) dan Alat Utama Sistem Persenjataan (Alutsista) dari PT Pindad.

"Ini benar-benar langkah proaktif dan strategis dari Presiden Yudhoyono. Pemerintah memang harus sepenuhnya berada di belakang industri strategis, yakni BUMN Strategis atau BUMNIS semacam DI dan Pindad," kata anggota legislatif yang dalam masa reses ini tengah berkunjung ke beberapa negara, antara lain Aljazair.

Ia meyakinkan Pemerintah, agar tidak boleh ragu dan malu untuk mempromosikan produksi BUMNIS Indonesia ke negara lain.

Namun begitu, Hajriyanto Thohari meminta Presiden Yudhoyono terlebih dulu bisa mempengaruhi pihak Departemen Pertahanan (Dephan) dan Markas Besar (Mabes) Tentara Nasional Indonesia (TNI), agar bisa mengubah tabiat lebih gemar belanja di luar negeri, ketimbang memanfaatkan produksi dalam negeri sendiri

"Iya kan. Langkah pak Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ini sekiranya berjalan secara simultan dengan harus terlebih dahulu minta supaya Dephan dan TNI mau menggunakan produksi PT DI dan PT Pindad serta BUMNIS lainnya," tegasnya.

Mengapa ini penting, karena menurutnya, ada dua alasan utama. "Pertama, selama ini Dephan enggan menggunakan produksi BUMNIS, tetapi lebih suka impor. Kedua, Presiden akan sangat sulit menawarkan ke negara lain, manakala negara sendiri `reluctant` untuk menggunakan `product` BUMNIS sendiri," ungkapnya.

Karena itu, lanjutnya, tidak ada cara lain, selain "perintahkan Dephan (dan juga TNI) untuk berubah tabiat".

"Saya juga sekarang sedang menawarkan produk BUMNIS pertahanan kita kepada pihak Aljazair," kata Hajriyanto Thohari, yang saat berita ini dibuat, sedang bertemu Komisi Pertahanan Parlemen Aljazair.(*)

Sumber : ANTARA

Wednesday, April 23, 2008

Menhan Terima Kunjungan Presiden Boeing dan Perwakilan dari Promoboron Ukraina



Kerjasama Overhaul F-16, B737 dan Sukhoi

Jakarta – DMC, - Menteri Pertahanan Juwono Sudarsono, Selasa (22/4) menerima kunjungan President Boeing South East Asia, Ralph Boyce di Kantor Departemen Pertahanan, Jakarta. Dalam kunjungan tersebut Ralph Boyce selaku perwakilan Boeing untuk Asia Tenggara menyampaikan tawaran kerjasama dalam hal perbaikan atau overhaul pesawat, baik pesawat F16 dan pesawat Boeing 737.

Sehubungan dengan situasi ekonomi Indonesia saat ini belum memungkinkan, maka hal itu belum bisa ditanggapi secara serius. Tetapi Menhan tetap menyambut positif tawaran tersebut, hal itu dapat ditindaklanjuti apabila perbaikan ekonomi Indonesia telah mencapai hal yang diharapkan.

Saat menerima tamunya Menhan didampingi Ses Ditjen Ranahan Dephan Laksamana Pertama (laksma) Susilo dan Karo Humas Setjen Dephan Brigjen TNI S. Hariyanto. Sementara itu, Ralph Boyce didampingi Regional Vice President, Boeing South East Asia, Paul Walter.

Usai menerima Presiden Boeing South East Asia, Menteri Pertahanan Juwono Sudarsono, dilanjutkan dengan menerima perwakilan Promoboron dari Ukraina. Maksud kedatangannya ke Dephan perwakilan Promoboron tersebut, adalah dalam rangka menawarkan kerjasama overhaul pesawat Shukoi, serta penawaran berbagai alutsista darat, udara dan laut . ini merupakan kesempatan baik strategi perbandingan untuk menentukan pilihan dalam pembelian/pembangunan dimasa yang datang. (BDI/HDY)

Sumber : DMC