Friday, November 30, 2007

Sarana Pengangkut RM-70 Grad Dalam Operasi Amfibi (Bagian IV)



Landing Craft Air Cushion

Landing Craft Air Cushion atau Sekoci Pendarat dengan Bantalan Angin adalah salah satu sarana transportasi dari laut ke darat untuk mengangkut dan mendaratkan material tempur, unsur-unsur pendukung operasi militer serta pasukan pendarat dan perlengkapannya.

LCAC dapat bergerak dengan sangat cepat dari laut ke darat dengan ruang muat yang cukup besar untuk mendaratkan material tempur dan unsur-unsur operasi amfibi pada gelombang terencana.

Sarana angkut ini cukup fantastis, yaitu memiliki kecepatan 40 knot dan daya jelajah 200 mil. Kecepatan ini jauh melampaui sarana pendarat konvensional yang hanya mampu melaju 11 knot. Di samping itu kemampuan angkut LCAC mampu mengangkut/ membawa 1 pleton (sekitar 30 orang) dan 1 Tank Tempur Utama (Main Battle Tank) atau 4 (empat) kendaraan lapis baja angkut pasukan (Rantis 5 Ton).

Dalam operasinya LCAC ini dapat melaksanakan operasi amfibi lintas permukaan dari balik cakrawala dengan kuantitas besar, cepat dan mampu memberikan daya kejut terhadap lawan.

Saran

Untuk mewujudkan suatu pelaksanaan Operasi Amfibi yang modern maka sudah waktunya TNI AL/ Korps Marinir berupaya merealisasikan penerapan Strategi Operasi Amfibi yang lebih mutahir di antaranya sarana angkut pasukan/ material yang mampu mengangkut material dan personil dalam jumlah besar dengan kecepatan tinggi yang dapat memberikan hasil yang signifikan.



Sarana angkut itu antara lain Landing Craft Air Cushion (LCAC), Perahu Pendarat Serba Guna atau Landing Craft Utility (LCU) dan Perahu Pendarat Peralatan Berat atau Landing Craft Mechanized (LCM) yang juga dalam kenyataanya sarana-sarana tersebut harus diangkut oleh kapal-kapal angkut jenis LSD.

Sedangkan untuk mempermudah dan mewadahi okomodasi bagi perahu-perahu pendarat/ sarana pendarat cepat tersebut, maka diperlukan kapal-kapal pengangkut amfibi raksasa jenis LSD/LPD/LHA/LHD.

Selesai

Singapore Technologies Kinetics SAR-21 assault rifle

The SAR-21 is the latest development of the Singapore's Chartered Industries company, now known as the Singapore Technologies Kinetics division. This rifle was first displayed on public in 1999, at the DSEi '99 defense exhibition. At the present time the SAR-21 is adopted by the Singapore Armed Forces as the standard assault rifle, and gradually replaces the ageing M16S1 (Singapore-made M16A1 rifle), and CIS previous SAR-80 and SR-88 rifles.

It is also offered for export military and law enforcement sales. At the present time it's hard to judge this rifle, but the available reports are quite favorable, stating that the gun is comfortable to carry and fire, accurate, reliable and has low recoil. While SAR-21 is much shorter than the M16 rifle with the barrel of the same length, the SAR-21 has the disadvantage of the right-side only extraction, with no provisions to change it to the left side (unlike most other modern bullpup rifles, like the Steyr AUG, GIAT FAMAS or the IMI Tavor).



Technical description.

The SAR-21 represents some kind of mainstream in the turn-of-the-centuries small arms technology. It is of bullpup layout, and utilizes the most conventional gas operated, rotating bolt locked action, with detachable box magazine feeding.

The gas system of the SAR-21 is located above the barrel. The long stroke piston is rigidly attached to the bolt carrier. The M16-style rotating bolt has 7 lugs and locks into the barrel extension. The return spring is partially housed inside the hollow gas piston rod and behind it.

The charging handle is located above the gun housing, under the scope / carrying handle unit, and folds forward when not in use. The charging handle does not reciprocate when gun is fired. On the SAR-21 P (Picatinny rail) and SAR-21 RIS (Rail Interface System) versions of the basic design the charging handle is moved to the left side of the gun, leaving the place at the top for the sights / accessory rail.

The housing of the SAR-21 is made from tough, high impact resistant polymer, and consists of barrel section with the barrel / gas system, forearm and sights, upper receiver with the pistol grip and magazine housing, and the lower receiver with the buttplate and the hammer unit inside.

All major parts are held together by the push-pins and can be separated for disassembly without any special tools. The upper receiver also incorporates a special safety system, which protects the shooters' face in the event of the cartridge case rupture or explosion.

The safety switch is located at the front of the enlarged triggerguard and is of the cross-bolt, push-button type. SAR-21 can provide 2 modes of fire, single shots and full automatic fire.

The SAR-21 is fed using proprietary 30-rounds box magazines, made from the translucent plastic.

The standard sighting equipment includes an integral 1.5X magnification telescope sight, with the emergency backup open sights formed at the top of the telescope housing. The SAR-21 P and SAR-21 RIS have no integral sights, instead these rifles featured a NATO-standard Picatinny type scope rail at the top of the gun, that can be fitted with wide variety of day and night sighting devices.

Another interesting feature of SAR-21 is that it incorporates a laser aiming module (LAM, also sometimes referred as a laser pointer) as a standard feature. The LAM is mounted below the barrel, inside the forearm, and can emit either visible or infrared beams. The LAM switch is built into the forearm of the rifle.

The standard SAR-21can be fitted with the 40mm underbarrel grenade launchers, either US-made M203 or Singapore-made CIS 40GL. The SAR-21 RIS can sport a wide variety of add-on tactical accessories, including vertical "assault" foregrip, tactical lights etc.



Specification :

Caliber: 5.56x45mm NATO
Action: Gas operated, rotating bolt
Overall length: 805 mm
Barrel length: 508 mm
Weight: 3.82 kg without magazine and accessories, 4.44 kg loaded with magazine and 30 rounds of ammunition
Magazine capacity: 30 rounds
Rate of fire: 450-650 rounds per minute
Effective range: about 500 meters

SAR-21 Standard rifle of the Singapore Armed Forces (Video).

Kudeta Filipina Gagal



GAGAL KUDETA Anggota satuan aksi khusus kepolisian berlindung di balik kendaraan tempur beberapa saat sebelum menyerbu pasukan pemberontak di Hotel Peninsula, Distrik Makati, Filipina, kemarin. Percobaan kudeta ini akhirnya gagal.

MANILA (SINDO) – Militer Filipina kemarin menggagalkan upaya kudeta sekelompok tentara yang ingin menggulingkan Presiden Gloria Arroyo. Dua pemimpin aksi kudeta itu, Senator Antonio Trillanes IV dan Brigadir Jenderal Danilo Lim, langsung dibekuk.

Dalam bus polisi Filipina yang membawa keduanya terlihat pula mantan Wakil Presiden Teofisto Guingona yang diduga ikut terlibat dalam upaya kudeta itu. Segera setelah kudeta gagal, Pemerintah Filipina memberlakukan jam malam di Manila dan provinsi sekitarnya. Upaya kudeta yang dilakukan sekitar 30 tentara dengan pangkat tertinggi brigadir jenderal itu tidak berlangsung lama, kira-kira tujuh jam.Upaya kudeta berakhir setelah tentara dan polisi bersenjata lengkap yang dilindungi kendaraan lapis baja menyerbu masuk ke dalam Hotel Peninsula di Distrik Makati.

Pasukan pemerintah menembakkan gas air mata ke dalam lobi hotel dan menggunakan kendaraan lapis baja pengangkut personel untuk menerobos pintu kaca. Tentara dan polisi kemudian merangsek masuk di balik perlindungan kendaraan lapis baja sambil memberondongkan tembakan ke arah udara. Kelompok pemberontak yang tengah menguasai hotel berbintang lima tersebut terdiri atas tentara, seorang senator, dan sejumlah pastor. Meski bersenjata lengkap, para pelaku kudeta akhirnya menyerah dan ditangkap. Tidak ada korban jiwa dalam insiden di dalam hotel. ”Kami menyerah demi keselamatan semua orang.

Kami tidak bisa hidup tenang jika ada di antara kalian yang terluka atau tewas terbunuh dalam aksi tembak-menembak. Kami tidak ingin itu terjadi,” kata Senator Antonio Trillanes IV. Dia berikut pengikutnya digelandang keluar hotel dengan tangan terbelenggu. Sebelumnya, kelompok pemberontak itu juga mengajak tentara dan rakyat untuk bergabung dalam upaya kudeta. Trillanes pernah memimpin upaya kudeta pada 2003 terhadap Presiden Arroyo. Langkah kemarin sekaligus menjadi upaya kudeta keduanya.

Selengkapnya>>

KPK Harapkan Diperkuat Perwira TNI

JAKARTA--MEDIA: Ketua KPK Taufiqurahman Ruki menyatakan pihaknya sangat mengharapkan perwira-perwira TNI bisa mengisi jabatan strategis di KPK.

Hal itu diungkapkannya seusai penandatanganan Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) antara Dephan dan KPK di Jakarta, Kamis (29/11).

"Saya tahu Dephan dan jajaran TNI memiliki jejaring dab infrastruktur yang sangat bagus. Personel-personel yang mempunyai kualifikasi dan tidak tercela. Saya sebenarnya sangat berharap di KPK teman-teman TNI itu bisa masuk," ujar Ruki.

Hanya karena terhambat UU nomor 34 tahun 2004 yang menyatakan anggota TNI tidak boleh bertugas di 10 institusi tanpa beralih fungsi maka keinginan itu terhambat. TNI sendiri, ujar dia, tentunya tidak akan melepas seorang perwira berkualitas untuk kemudian beralih fungsi menjabat di KPK.

"Kami pernah minta kalau Sekjen KPK itu dari bintang dua (mayjen) dan umurnya 50 tahun. Kata Panglima TNI, kalau bintang dua berumur 52 tahun itu adalah big leader. Sebab dalam tiga tahun ia akan menjadi bintang tiga (letjen) dan seterusnya jadi panglima komando. Jadi mana mau TNI melepas," ujarnya.

Menteri Pertahanan, Juwono Sudarsono menyambut baik ajakan agar ada orang-orang Dephan dan TNI aktif duduk di KPK. Namun ajakan itu harus melalui proses yang panjang.

"Kami tentu harus bicara dengan Menteri Hukum dan HAM perihal perubahan-perubahan terhadap ketentuan berlaku sekarang," kata Juwono.

Menurut Juwono anggota TNI aktif diperkenankan bertugas di instansi pemerintah termasuk Dephan, instansi negara di beberapa tempat lain yang memerlukan penugasan seorang perwira aktif dari TNI darat, laut, udara.

Oleh karena itu, tambah Juwono, tentulah akan ada pembahasan atau revisi terhadap UU tersebut. Bagi Juwono, ajakan tersebut tidak ada masalah dan malah berharap bisa direleasasikan secepatnya.

"Kalaupun itu nanti diperjuangkan tentu berdasarkan revisi UU sesuai permintaan KPK, bisa ditampung sehingga KPK ke depan ada unsur TNI aktif yang bisa tangani masalah pemberantsan korupsi dari segi teknis ketentaraan," ujar Juwono. (Mjs/OL-06)

Sumber : MIOL

Thursday, November 29, 2007

Sarana Pengangkut RM-70 Grad Dalam Operasi Amfibi (Bagian III)



LCU TNI AL

Pada kenyataannya kita sudah mempunyai sarana angkut jenis LCU, namun dalam penggunaannya bukan dititik beratkan pada/ sebagai sarana angkut dalam operasi amfibi.

Penggunaan LCU yang kita miliki masih terbatas pada pengangkutan dan penyeberangan baik untuk personel maupun material (kendaraan/alat berat) di daerah perairan pedalaman, antar pulau-pulau dan selat yang jaraknya relatif dekat.

Hal ini tidak jauh beda dengan LCU yang dimiliki oleh TNI AD ataupun Dinas perhubungan (ASDP). LCU yang dimiliki KRI Surabaya (951), pada dasarnya mampu memuat RM-70 Grad, tapi kendaraan ini harus dalam kondisi berat kosong tanpa munisi dan awak ranpur, yaitu 18.400Kg (lihat karakteristik KRI Surabaya).

Sarana pendarat yang memungkinkan

Dengan melihat perkembangan doktrin dan taktik operasi amfibi maka RM 70 Grad dapat dilibatkan dalam pelaksanaan Operasi Amfibi maupun operasi operasi lainnya dengan menggunakan sarana angkut LCU atau LCAC.

Landing Craft Utility

Landing Craft Utility atau sekoci pendarat serba guna tipe ini adalah sekoci pendarat yang digunakan untuk mengangkut dan mendaratkan material tempur unsur-unsur pendukung operasi militer serta pasukan pendarat dan perlengkapannya dari kapal angkut ke pantai pendaratan atau dari satu dermaga ke dermaga yang lain.

LCU sangat berperan sekali dalam mendukung suatu operasi amfibi dalam gelombang terencana atau operasi militer selain perang karena memiliki ruang muat yang sangat besar dan daya jelajah yang jauh.

LCU dalam pengoperasiannya mampu mengangkut personil dan perlengkapannya lebih banyak/besar dari pada LCAC, yaitu 5 buah, Main Batlle Tank (Berat 20 Ton), beberapa kendaraan dan alat berat.



Namun dalam pendaratannya LCU terbatas pada Draft tiap-tiap jenis LCU yang dipengaruhi oleh bentuk pantai. Jika LCU tidak dapat menumbus pantai, personil dan material dapat mendarat menggunakan alat bantu Pontoon.

Selanjutnya : Landing Craft Air Cushion

Iranian Navy receives stealth-capable submarine

TEHRAN, November 28 (RIA Novosti) - Iran's Navy commissioned Wednesday a domestically designed and produced light submarine featuring extended stealth capability and strong firepower, state television reported.

The submarine, dubbed Ghadir, is reportedly fitted with noise-reduction features and is capable of firing missiles and torpedoes simultaneously.

"This submarine is equipped with advanced weapons and electronics systems. It has been developed in the last decade by [Iranian] scientists and engineers," a TV program quoted Navy commander, Admiral Habib Sayyari, as saying.

The admiral also said the Navy commissioned a destroyer and a missile boat.

According to various intelligence reports, Iran has been spending a considerable share of its defense budget on modernizing its naval forces over the last decade.

"The Iranian Navy - surface ships, submarines and naval bases - is equipped with all the necessary modern weaponry, including missiles," Sayyari said. "Their [the missiles] range is sufficient to protect effectively our southern flank in the Persian Gulf."

In a separate development, Iran, which received no invitation to the Mideast peace conference in Annapolis, announced on Tuesday that it had produced a ballistic missile with a range of 2,000 kilometers (1,240 miles). The missile's range would allow it to reach Israel, as well as United States military bases in the Middle East.

Dua Jet Tempus AS Mendarat Darurat di Nagoya

NAGOYA--MEDIA: Dua jet tempur F/A-18 AS melakukan pendaratan darurat di Bandara Nagoya di kota Toyoyama, Prefektur Aichi, Rabu sore, kata pihak berwenang perhubungan setempat.

Tidak ada korban baik di pihak awak pesawat-pesawat Super Hornet itu atau pun masyarakat, kata Angkatan Laut AS di Jepang dalam sebuah siaran pers.

Bandara itu, yang melayani sejumlah penerbangan regional komersial, menutup sementara landasan pacu untuk memastikan keamanan setelah jet-jet itu mendarat sekitar pukul 15.55 waktu setempat dan enam lampu pemandu pendaratan mengalami kerusakan, kata sejumlah pejabat bandara itu.

Lampu peringatan di kokpit pesawat AS itu menyala sehingga pilot mendaratkan jet tersebut secepat mungkin, kata siaran pers itu. Apa yang menyebabkan lampu peringatan itu menyala masih diselidiki, katanya.

Sejumlah penerbangan komersial dibatalkan atau dialihkan ke Bandara Internasional Chubu Centrair yang berdekatan setelah pendaratan pesawat-pesawat tersebut.

Jet-jet tempur AS itu, yang tidak membawa senjata, sedang dalam perjalanan menuju sebuah fasilitas udara Angkatan Laut AS di Atsugi, Prefektur Kanagawa, setelah berangkat dari Osan di Korea Selatan, pada hari yang sama, kata siara pers itu.

Pesawat-pesawat itu bergerak ke Pangkalan Komaki Pasukan Bela Diri Udara Jepang (ASDF), di dekat bandara yang dikelola pemerintah daerah Aichi. Pangkalan ASDF dan bandara sipil itu berbagi landasan pacu.

Kedua jet tempur tersebut memberi tahu bandara sekitar pukul 15.50 bahwa mereka akan melakukan pendaratan darurat, kata pihak berwenang bandara.

Bandara Nagoya merupakan bandara utama baik bagi penerbangan-penerbangan domestik maupun internasional yang melayani metropolis Nagoya sampai Bandara Internasional Chubu Centrair dibuka pada 2005 untuk mengambil alih semua penerbangan komersial domestik dan internasional.

Pendaratan-pendaratan darurat itu terjadi hanya beberapa pekan setelah sebuah jet F-2 Pangkalan Komaki ASDF jatuh ketika berusaha lepas landas dari landasan pacu yang sama pada Oktober lalu. Tidak seorang pun cedera dalam insiden tersebut. (Ant/OL-1)

Sumber : MIOL

Juwono Dukung Syafrie Jadi KSAD

JAKARTA--MEDIA: Menteri Pertahanan Juwono Sudarsono memberi dukungan penuh pada Sekjen Dephan Letjen Syafrie Syamsuddin menjadi calon KSAD.

Menurut Menhan, Masalah HAM tahun 1998 yang selalu dikait-kaitkan dengan Syafrie sudah selesai dengan pernyataan Syafrie tidak bersalah.

"Komnas HAM tahun 1998 menyatakan Pak Syafrie tidak bersalah dalam (Peristiwa) Mei 98. Karena itu saya dukung pencalonan (Syafrie) sebagai KSAD," tegas Menhan melalui pesan singkat kepada Media Indonesia di Jakarta, Rabu (28/11) malam. (Mjs/OL-03)

Kebijakan Mabesau Akibat di Grounded-nya OV-10F Bronco

Imbas dari di grounded-nya pesawat "kuda liar" OV-10F Bronco berakibat kepada kemampuan para penerbangnya terganggu, namun dengan kebijakan Mabesau, menurut Kasau marsekal TNI Herman Prayitno para penerbang dari Sakadron 21 akan di split (pecah) ke Skadron Udara lain, seperti Skadron Udara 31 dan 32 (Halim Perdanakusumah) yang menjadi home basenya pesawat Hercules, juga ada yang ke Skadron Udara 2 yang kini diperkuat pesawat F-27 Fokker dan CN-235.

Beberapa penerbang juga dikirim ke Lanud Pakan Baru untuk mengawaki pesawat tempur Hawk 100/200 yang relatif baru hingga mempunyai jam terbang yang cukup tinggi, bahkan para penerbang yang mampunyai kualifikasi instruktur di tugaskan menjadi instruktur penerbang di Yogyakarta.

Kasau berharap pada akhir tahun ini sudah dapat diputuskan pesawat pengganti OV-10F Bronco, seperti yang telah diajukan Mabesau seperti jet tempur ringan L-159 buatan Cekoslovakia, K-8 dari China dan KO-1B dari Korsel serta Super Tukano dari Brazil.

Sumber : Dispen AU

Wednesday, November 28, 2007

BTR-80, Kendaraan Tempur Angkut Pasukan

BTR-80 adalah kendaraan tempur angkut personel lapis baja beroda 8×8 yang dirancang pada era Uni Soviet (kini Russia). Produksi pertamanya dimulai pada tahun 1986, untuk menggantikan versi-versi sebelumnya, seperti BTR-60 dan BTR-70.

Russia merancang BTR-80 berdasarkan BTR-70. Kendaraan ini menggunakan mesin diesel V-8 turbo 260-hp.

Korps Marinir TNI-AL mengakusisi 12 unit BTR-80A pada tahun 2002 dari Ceko. Ranpur APC ini bertugas di Detasemen Kavaleri Brigade Marinir I.

Pembelian ranpur ini di "Makelari" oleh PT Ika Jaya pimpinan Ahmed Solihin, ”Produk BTR-80 sebenarnya sudah ketinggalan jaman, karena generasi terbarunya sudah ada saat itu, yakni BTR-90. Namun, produk terbaru tersebut ukurannya terlalu besar untuk disesuaikan dengan kondisi alam di Indonesia sehingga kemudian dipilih BTR-80 yang ukurannya lebih kecil,” demikian yang pernah diungkapkan sang makelar.



BTR-80A memiliki daya angkut sepuluh orang, terdiri komandan, pengemudi, penembak, serta tujuh orang pasukan. Persenjataan di antaranya dilengkapi fasilitas perlindungan serangan senjata NBC (nuklir, biologi, kimia), sistem penembakan otomatis senjatanya, serta sistem kamuflase.

Persenjataan standar terdiri mitraliur 2A72 (kaliber 30 mm dengan daya tembak 330 butir peluru per menit, yang dapat menembus baja tipis), senapan mesin PKT (kaliber 7,62 mm x 39 dengan untaian 2.000 butir peluru, jarak tembak 1.500 m), serta enam pelontar granat asap.

Sejarah

BTR-80 dibuat oleh Arzamas machinery Construction Plant, Nizhny Novgorod, Rusia, dirancang untuk membawa personil dimedan tempur dan memberikan dukungan tembakan jarak dekat. Juga untuk melakukan pengintaian, dukungan tempur dan misi patroli. Mulai digunakan AD Rusia akhir 1980an dan telah teruji diberbagai pertempuran, termasuk misi perdamaian PBB.

Varian dan Pengembangan

Beberapa pengembangan dari BTR-80, antara lain, BREM-K Ran Harkan; BMM versi ambulan; RkhM-4-01 Ran Intai anti-radiasi dan Nubika; dan 2S23 Nona SVK 120mm self-propelled gun, yang mulai digunakan AD Rusia sejak 1990.

Versi yang lebih besar adalah BTR-90 dengan peningkatan proteksi lapis baja, dilengkapi dengan persenjataan kanon otomatis 2A42 kaliber 30mm dengan kemampuan membawa sista rudal anti- tank Konkurs.

Bulan Juli 2005, perusahaan Polandia, Bumar, mendapat kontrak dari pemerintah Irak untuk memasok 115 unit BTR-80 APC rekondisi, ex-AD Hongaria untuk pengiriman 2006. Bangladesh juga memesan tambahan dari Rusia 60 unit BTR-80 APC untuk misi perdamaian PBB.



Rancangan Amfibi

BTR-80 sepenuhnya adalah ranpur amfibi, dilengkapi untuk membawa 10 personil dengan perlengkapan tempurnya; komandan, pengemudi/mekanik, penembak dan tujuh serdadu.

Pada bagian kabin terdapat tujuh ball-swivel firing ports, empat pada sisi kanan dan tiga pada sisi kiri, sama halnya dengan port diatas hatches dari kompartemen penembakan. Hatches memiliki pintu lapis baja pada kedua sisi kendaraan. Kendaraan ini juga memiliki perlindungan Nubika, system pemadam kebakaran otomatis, perlengkapan penyamaran, pompa bilge dan winch self- recovery.

Persenjataan

BTR-80 dipersenjatai dengan kubah senapan mesin BPU-1, untuk senjata KPTV kaliber 14.5mm dan Senapan mesin coaxial PKT kaliber 7.62mm. Kubah dapat berputar 360° dengan sudut elevasi 60° guna melakukan pertahanan udara.

Jarak tembak senjata sekitar 2km, dan jarak tembak kaliber 7.62mm sejauh 1.5km. Amunisi yang dapat dibawa 500 butir untuk KPVT dan 2.000 butir untuk PKT. Enam pelontar granat asap masing-masing tiga per sisi senjata utama.



Propulsi

Mesin diesel berpendingin cair 7,403 four-stroke, 8-cylinder, berkekuatan 260hp. Kecepatan maksimum dijalan raya 80km/jam dan diair 9km/jam. Jarak tempuh 600km.

BTR-80K APC Komando • BTR-80K untuk komandan batalyon infanteri mengendalikan sub-unitnya dan memelihara komunikasi dengan markas. Dilengkapi dengan dua radio set VHF-173, set antenna untuk UHF, interrogator IFF otomatis, pembantu navigasi TNA-4, ring pembidik periskop artileri PAB- 2M, NVG TNP-165A dan headset interphone TSh-4 dengan GVSh-T-13 head/chest set.

Varian

BTR-80A/80S • BTR-80A (digunakan sejak 1994) dan BTR-80S, tidak menggunakan kubah standar BTR-80, tetapi menggunakan system persenjataan modular. The BTR-80A menggunakan senjata otomatis 2A72 kaliber 30mm dan senapan mesin coaxial PKT 7,62mm.

BTR-80S dipersenjatai senapan mesin KPVT kaliber 14mm KPVT dan senapan mesin coaxial PKT 7.62mm. Untuk kedua modifikasi ini, system senjata dapat ditentukan oleh calon pengguna. Alat bidik yang ada secara manual, sedangkan sistem kendali penembakan termasuk dual magnification day sight dan x5.5 night sight.

Saat ini BTR-80 juga telah diproduksi oleh beberapa negara, salah satunya Columbia yang mendapatkan lisensi pembuatan dari Russia.


The Gunner's and Driver's stations.

SPESIFIKASI:

Jumlah awak 10 (3+7)
Bobot: 13,600 kg +3%
Power-to-weight ratio: 19.1 hp/t
Mesin Disel 7403 four-stroke 8-cylinder, liquid cooled, 260 hp
Roda: pneumatic, tubeless
Suspensi independent on traverse levers
Panjang keseluruhan 7.65 m
Lebar 2.9 m
Tinggi 2.35 m
Jejak roda 2.41 m
Clearance 475 mm
Radius berputar kendaraan 13.2 m
Kecepatan maksimum di jalan raya: 80 km/jam
Kecepatan maksimum di medan sulit 20 - 40 km/hour
Amphibi 9 km/hour
Jarak tempuh di jalan raya: 600 km
Jarak tempuh medan sulit 200 - 500 km
Jarak tempuh ampibi 12 hours
Kemiringan menanjak 30 derajat
Kemiringan menyamping 25 derajat
Halangan vertical 0.5 m
Halangan parit 2 m

©alutsista.blogspot.com

6 Letjen Berebut Kursi KSAD

JAKARTA(SINDO) – Enam jenderal bintang tiga memiliki peluang besar menempati jabatan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) menggantikan Jenderal TNI Djoko Santoso.

Mereka adalah Wakil KSAD Letjen TNI Cornel Simbolon, Komandan Pendidikan dan Latihan TNI AD (Kodiklat AD) Letjen TNI Bambang Darmono, Sekretaris Menko Polhukam Letjen TNI Agustadi Sasongko Purnomo, Sekjen Departemen Pertahanan (Dephan) Letjen TNI Sjafrie Sjamsoeddin, Kasum TNI Letjen TNI Erwin Sudjono, dan Panglima Kostrad LetjenTNI GeorgeToisutta.

Panglima TNI Marsekal TNI Djoko Suyanto menyatakan,Mabes TNI akan segera menggelar sidang Dewan Jabatan dan Kepangkatan Tinggi (Wanjakti) untuk menetapkan calon KSAD menggantikan Jenderal TNI Djoko Santoso.Proses tersebut, ungkap dia, dilakukan setelah pergantian Panglima TNI berlangsung melalui mekanisme fit and proper test di DPR. Sampai saat ini, jelas Djoko, dirinya belum menentukan siapa yang bakal menempati posisi itu.

”Belum, yang jelas nanti akan diketahui siapa pengganti KSAD, sambil menunggu proses pergantian panglima terlebih dulu,” tegas Djoko Suyanto di Jakarta,kemarin.Panglima menegaskan, pergantian kepala staf merupakan bagian dari proses pembinaan prajurit. Meski demikian,TNI tidak bisa hanya asal tunjuk. Menurut Panglima, pergantian ini tetap harus melalui proses yang cukup selektif. Terkait penunjukan Jenderal TNI Djoko Santoso sebagai calon Panglima TNI, dia mengatakan bahwa hal itu menjadi kewenangan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).Yang jelas, ujar Djoko, dirinya telah mengajukan tiga nama untuk dicalonkan sebagai Panglima TNI.

Selengkapnya>>

Perantara di Antara Pembelian Senjata

Beberapa waktu lalu hubungan eksekutif dan legislatif, khususnya terkait bidang pertahanan, sempat sedikit kembali "menegang". Media massa dalam negeri ramai diwarnai pemberitaan berisi pernyataan saling "tuduh" dan "bertahan" antarkedua pihak. Kali ini mengambil isu keberadaan praktik percaloan anggaran dalam proses pengadaan senjata untuk Tentara Nasional Indonesia.

Kericuhan berakhir "damai" setelah pimpinan dan sejumlah anggota Komisi I DPR mendatangi Departemen Pertahanan (Dephan). Saat itu kedua pihak sepakat, tuduhan tak pernah telontar dari Menteri Pertahanan (Menhan) Juwono Sudarsono dan media massa diminta mengintrospeksi diri terkait pemberitaan masing-masing.

Terlepas dari pro-kontra perdebatan terkait praktik percaloan dalam pengadaan senjata, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Dephan Sjafrie Sjamsoeddin menyatakan akan memperketat proses pengadaan barang dan jasa di lingkungannya. Sebelumnya Dephan memang mengeluarkan kebijakan satu pintu terkait proses pengadaan barang dan jasa militer, terutama terkait proses pengadaan yang dibiayai dengan utang luar negeri (kredit ekspor).

Dephan membentuk mekanisme pemusatan manajemen pengadaan lewat badan baru, Dealing Center Management (DCM), yang diketuai Sekjen Dephan dan Kepala Staf Umum TNI. DCM dibentuk sampai ke tingkat lebih bawah. Sjafrie juga "memangkas" kewenangan anak buahnya, terutama di level eselon III dan IV sehingga mereka tak lagi bisa membuat atau memberi rekomendasi dalam bentuk apa pun terkait proses pengadaan senjata.

Selain melibatkan Inspektorat Jenderal Dephan secara lebih aktif, Sjafrie juga mengharuskan pejabat eselon I dan II bertanggung jawab mengawasi dan turun sampai tiga tingkat ke bawah di level satuan kerja mereka untuk memastikan tidak ada satu pun pihak yang out of control (kehilangan kendali).

Selengkapnya>>

PT44 MAESA, High Mobility Utility Truck



PT44 MAESA Series “O” High Mobility Utility Truck is designed to transport cargo and soldiers. The Maesa has a payload capacity of 4,000 Kg. The Independent Suspension gives measurably improved cross-country speeds for same vehicle weight, power/weight ratio and tyres. An average speed gain of up to 1.5 times that attainable with conventional beam axle vehicles can be expected.

Under-axle clearance is greater than on conventional vehicles with no differential bowl protrusion or other obstructions.
The cargo bed can be equipped with an optional bench seat kit for transport of soldiers. The bench seats can be constructed either of a wooden or a non-wood material and attach to the cargo bed side rails. A canvas and bows kit is available to keep soldiers and cargo protected from the elements.

Pacific Technology Independent Suspension System

Its highly advanced configuration isolates road forces, thus ensuring maximum load stability and comfort for the driver. The absence of chassis twist and the exceptional long wheel travel provide outstanding vehicle performance under even the most adverse terrain conditions.

Wheel travel from over 250 mm is available, depending on the individual application of the system. The Maesas wheel travel is 300mm and as a result, the vehicle can absorb greater road forces while maintaining better road contact with improved dynamic stability – especially during severe manoeuvres – with greater traction and significant advantages in the speed of the vehicle.

Independent suspension provides better road contact and maximises traction, especially in marginal conditions. Dynamic stability is greatly improved and progressive roll provides the driver with far better feedback of vehicle behaviour. Many accidents with conventional vehicles happen because the driver at the front end, of a flexible chassis in critical situations, has no idea that the back end is rolling dangerously and can, unknowingly, approach the point of roll-over.

A flexible chassis also causes continual alteration of steering geometry on a conventional vehicle. The combination of rigid chassis and independent suspension which allows fine tuning of the steering produces neutral to moderate under-steer, increasing at higher lateral acceleration. As a result, the driver has a safer, more predictable steering response. Any or all axles are steerable without modification.



The Department of Defence of the Republic of Indonesia choose PT independent suspension for the basis of their 4X4 Tactical Vehicle. The decision to choose the high mobility PT Independent Suspension does not come as a surprise. As well as providing greater speed and stability off-road, the performance and handling on the highway is much more like that of a car than of a traditional commercial truck.

Originally the Maesa was designed with the same suspension system as fitted on the Australian Bushmaster produced by ADI (Australian Defence Industry), but it was dropped because it was consider too cumbersome for Maesa.

source : pacifictec

More Leopard-2s For Sale, Sold

The Leopard 2 is believed by some observers to be the world's best main battle tank. It's certainly the most widely bought ultra-modern MBT; thanks to der grosse DeutschePanzerSchlussverkauf (the great German Tank fire sale), the Leopard 2 and its variants has been bought by Germany, Austria, Canada, Denmark, Finland, Greece, the Netherlands, Norway, Poland, Spain, Singapore, Switzerland, Sweden, and Turkey.

We can now add Leopard 2A6 tanks to Portugal, and Chile is beginning to take deliveries of its Leopard 2A4s….

Continue reading…

Australia's Canberra Class LHDs

In May of 2006, "Australia Issues Official Tender for A$ 2.0B Large Amphibious Ships Program" covered Australia's decision to expand its naval expeditionary capabilities, and replace HMAS Manoora and Kanimbla with substantially larger and more capable modern designs featuring strong air support. Navantia and Tenix offered a 27,000t LHD design that resembled the Strategic Projection Ship (Buque de Proyeccion Estrategica) under construction for the Spanish Navy. The DCNS-Thales Australia team, meanwhile, proposed a variation of the 21,300t Mistral Class that is serving successfully with the French Navy.

Navantia's larger design eventually won, giving the Spanish firm an A$11 billion clean sweep of Australia's "Air Warfare Destroyer" and LHD programs. These 5 ships will be the core of Australia's future surface navy, and October 2007 has now seen multi-billion contracts signed for both sets of ships. The latest inclusions involve a combat system & radar integration contract, plus additional information concerning the ships and the program…

Continue reading…

Iran Buat Rudal Baru Berjelajah 2.000 KM



TEHERAN--MEDIA: Iran telah membuat sebuah rudal baru yang dapat menghantam sasaran 2.000 Km jauhnya, menteri pertahanan Iran mengatakan Selasa, yang menandingi jarak rudal lainnya dalam arsenal republik Islam itu, Shahab-3.

Menteri Pertahanan Mostafa Mohammad Najjar, yang komentarnya diangkat oleh kantor berita Fars, tidak mengatakan bagaimana senjata baru itu berbeda dari Shahab-3, yang dapat mengenai Israel dan dianggap sebagai rudal jarak-terjauh Iran.

Washington tidak mengesampingkan tindakan milier jika diplomasi gagal untuk mengakhiri perselisihan mengenai program nuklir Iran yang Barat katakan ditujukan unyuk membuat senjata atom dan Teheran katakan untuk membangkitkan listrik.

Kegagalan Iran untuk meyakinkan negara besar dunia mengenai tujuan damainya telah mendorong dua putaran sanksi PBB. AS telah mendesakkan putaran ketiga, set hukuman yang lebih keras.

"Pembuatan rudal Ashoura, dengan jarak 2.000 KM, termasuk di antara prestasi kementerian pertahanan," kata menteri itu pada pertemuan milisi keagamaan Basij, yang mengadakan manuver pekan ini.

Ia juga mengatakan sebuah kapal selam baru yang baru dibuat Iran, akan dikirim ke angkatan laut AS.

Gerakan pengawasan

Beberapa senjata Iran dikatakan buatan sendiri berdasar peralatan yang dipasok oleh Cina dan Korea Utara atau modifikasi dari senjata AS yang dibeli sebelum Revolusi Islam 1979, kata pakar Barat.

Sementara tidak ada tandingan teknologis bagi pasukan AS, mereka mengatakan militer Iran masih dapat mengganggu rute pengapalan minyak Teluk.

Komandan angatan laut Laksamana Muda Habibollah Sayyaei juga mengatakan pasukannya akan melakukan pengiriman sebuah kapal selam baru pekan ini sebelum latihan angkatan laut yang direncanakan Februari di Selat Hormuz di mulut Teluk.

"Kami tidak memiliki rencana untuk mendekati Selat Hormuz tapi kami siap melakukan operasi utuk menjaga kepentingan kami," kata Sayyari seperti dikutip oleh sebuah surat kabar Iran.

"Angkatan laut mengawasi semua gerakan regional oleh musuh dan tidak akan mengizinkan tindakan salah diambil," katanya.

Iran mengatakan Basijij "yang mencari-kesyahidan", dianggap sebagai penjaga nilai-nilai revolusi Islam, dapat menghantam jalur pengayaan Teluk.

"Satu dari sejumlah alasan mengapa musuh tidak ingin berperang dengan Irak adalah karena mentalitas dan kekuatan Basijij," kata Najjar pada pertemuan Basijij Selasa.

Iran mengatakan mereka hanya akan menyerang kepentingan AS di kawasan itu jika diserang. (Ant/OL-1)

Sumber : MIOL

Sjafrie Sjamsoedin Punya Kemampuan Pimpin TNI Angkatan Darat

Jakarta (ANTARA News) - Anggota Komisi I DPR RI, Afifudin Thaib, di Jakarta, menilai bahwa Letjen TNI Sjafri Sjamsoedin merupakan sosok prajurit yang mempunyai kemampuan pas untuk memimpin TNI Angkatan Darat.

"Sjafri adalah prajurit yang punya kemampuan sejak di Akademi Militer (Akmil) sampai saat ini. Kemampuannya memimpin TNI Angkatan Darat (AD) tak usah diragukan lagi," tegas purnawirawan jenderal berbintang tiga itu.

Afifudin Thaib mengatakan hal tersebut kepada ANTARA News menanggapi adanya enam jenderal, termasuk Letjen TNI Sjafrie Sjamsoedin, yang dianggap paling berpeluang jadi Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD), menggantikan Jenderal TNI Djoko Santoso.

Djoko Santoso sendiri kini akan menghadapi uji kelayakan dan kepatutan (fit and propper test) oleh Komisi I DPR RI, karena diusulkan Presiden RI menjadi Panglima TNI menggantikan Marsekal TNI Djoko Suyanto yang memasuki masa pensiun.

Sumber : ANTARA

Tuesday, November 27, 2007

Sarana Pengangkut RM-70 Grad Dalam Operasi Amfibi (Bagian II)



Kendala Sarana Angkut

Doktrin Strategi, taktik dan teknik peperangan amfibi yang merupakan proyeksi kekuatan tempur dari laut ke daratan sudah dikenal sejak ratusan tahun lalu. Melalui tahapan pengembangan teknologi dan kajian terhadap konsep operasi amfibi dari tahun ke tahun telah ditemukan prosedur pengiriman pasukan dan material tempurnya dari laut ke pertahanan musuh di daratan secara cepat, akurat dan dengan risiko minimal.

Bagian vital dari keberhasilan operasi amfibi adalah keberadaan berbagai sarana pendarat yang diibaratkan sebagai “Kaki” satuan tugas pasukan pendarat dalam mengirimkan kekuatannya kepantai lawan.

Selama satu abad teknologi sarana pendarat Marinir belum mampu keluar dari kelemahan utamanya yaitu : “menggabungkan kapasitas angkut dan kecepatan” Padahal sarana-sarana pendarat itu diibaratkan sebagai kaki suatu satuan/gugus tugas amfibi untuk melangkah sekaligus menguasai pantai musuh.

Sarana-sarana pendarat yang dimiliki Korps Marinir pada hakikatnya memiliki kelemahan dan kekurangan sangat besar terutama jika dihadapkan pada strategi operasi amfibi di masa sekarang, meskipun memiliki kemampuan angkut tapi masih terbatas dan lamban dan hal ini akan berisiko pada kemungkinan besarnya korban jika mendapatkan hambatan di pantai musuh.

Salah satu ketidakmampuan sarana pendarat yang kita miliki saat ini adalah ketika mendaratkan persenjataan RM-70 Grad yang terbentur pada kapasitas angkut dan kecepatan dari kemampuan sarana angkut yang dimiliki TNI AL sekarang.

Oleh karena itu kita harus segera menyesuaikan kemampuan sarana-sarana angkut/pendarat yang kita anggap sebagai kaki dalam operasi amfibi dengan melihat perkembangan organisasi dan persenjataan yang ada dan dimiliki TNI AL.

Sarana Pendarat TNI-AL

Dengan kemampuan Alutsista TNI AL yang dimiliki sekarang ini, dalam pandangan strategi/ taktik operasi amfibi kita masih jauh ketinggalan jika dihadapkan pada teknologi, di mana Strategi/taktik operasi amfibi modern sekarang ini cenderung menggabungkan kapasitas angkut dan kecepatan untuk memberikan hasil yang lebih siknifikan.

Dalam operasi Amfibi, melihat kemampuan kapal-kapal TNI-AL dan sarana pendarat yang dimiliki RM-70 Grad dapat diembarkasikan kedalam kapal angkut amfibi jenis Class Frost, Korea dan KRI Surabaya (LPD).


LCU di LPD KRI Surabaya

RM-70 Grad dapat didaratkan dengan cara Bongkar Pilih dan bongkar Umum, namun masih tergantung pada kemampuan Beaching tempur Kapal dan kemampuan pantai. Oleh karena itu masih memerlukan sarana pendarat/angkut yang ideal dan dengan berat kendaraan (termasuk senjata dan munisi) yang mencapai 25 ton maka pantai pendaratan relatif harus keras serta rawan terhadap serangan udara musuh pada saat GKK.

Selanjutnya : LCU TNI AL

DPR Setuju Perjanjian Pertahanan Indonesia-Australia

JAKARTA--MEDIA: Rapat Paripurna DPR di Gedung DPR/MPR Jakarta, Selasa menyetujui perjanjian pertahanan Indonesia dengan Australia dan diharapkan perjanjian itu akan mempererat hubungan kedua negara, terlebih adanya pemerintahan baru di negara itu.

Dalam rapat yang dipimpin Wakil Ketua DPR Muhaimin Iskandar, fraksi-fraksi mencapai kesepakatan mengenai perjanjian pertahanan kedua negara.

Fraksi-fraksi berpendapat perjanjian itu penting dsehingga perlu segera dilaksanakan.

DPR menilai, perjanjian itu akan menjadi dasar bagi kedua negara untuk mengantisipasi ancaman pertahanan di kawasan tersebut, termasuk teroris, separatis dan kejahatan transnasional lainya.

Sementara itu, terkait hasil pemilu di Australia, Wakil Ketua MPR AM Fatwa mengemukakan, kemenangan Partai Buruh yang dipimpin Kevin Ruud menjadi momentum bulan madu untuk membina hubungan baik kedua negara.

Selama Australia dipimpin John Howard dari Partai Liberal, hubungan Indonesia-Australia mengalami pasang surut dan panas-dingin. Howard terlalu mengekor kepada kepentingan Amerika Serikat (AS).

"Bahkan kepentingan dalam negeri Australia sendiri sering dikorbankan. Demikian juga tidak mementingkan Asia, khususnya Asia Tenggara," kata Fatwa.

Menurut Fatwa, sebenarnya kemenangan Partai Buruh Australia sudah tergambar dalam kunjungan pertukaran pikiran antara delegasi MPR yang dipimpinnya dalam kunjungan resmi bulan Oktober lalu. Dalam kunjungan di Melbourne, Tasmania dan Canbera, delegasi MPR menerima informasi bahwa Partai Buruh akan memenangi Pemilu Australia.

Dengan kemenangan Partai Buruh, maka Fatwa yakin hubungan kedua negara akan semakin baik, termasuk kerja sama perdagangan, pendidikan yang semasa pemerintahan Howard sempat dikurangi.

Fatwa mengharapkan, pada pemerintah Australia di bawah Kevin Ruud terjadi hubungan saling menguntungkan dan saling percaya. Untuk itu, Australia diharapkan tidak lagi selalu mencurigai dan mendiskreditkan Islam Indonesia, seperti terjadi pada masa pemerintahan Howard. (Ant/OL-1)

Sumber : MIOL

Produk Terbaru PT PINDAD

SM-3, light machine gun cal.5,56mm



PM-2, Sub machine gun, 9mm



©alutsista.blogspot.com

Korvet Sigma III dan IV Dibuat di Belanda



Jakarta (ANTARA News) - Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Sumardjono mengatakan pengadaan dua kapal Korvet jenis Sigma Class III dan IV sepenuhnya dilakukan di Belanda, tanpa melibatkan PT PAL.

"Semula memang untuk Korvet Sigma III dan IV akan dikerjakan bersama dengan PT PAL dalam rangka alih teknologi. Namun ternyata PT PAL belum siap, sehingga pembuatan dua kapal terakhir sepenuhnya dilakukan Schelde Naval Shipbuilding," katanya, ketika dikonfirmasi ANTARA di Jakarta, Selasa.

Ditemui usai menghadiri Rapat Paripurna TNI Manunggal Masuk Desa (TMMD) ke-28 ia menjelaskan rencananya Korvet Sigma III selesai pada Maret 2008, sedangkan Korvet Sigma II kini tengah dalam perjalanan menuju Indonesia dari Belanda.

Sesuai Renstra TNI AL 2003-2013, TNI AL akan membeli empat kapal korvet jenis Sigma Class dari negeri 'Kincir Angin' itu. Pembelian keempat kapal dilakukan dalam dua tahap.

Semula dua kapal pada tahap pertama dibuat di Belanda, sedangkan dua sisanya dilakukan oleh PT PAL dengan sebelumnya mengirim para teknisi TNI AL untuk mempelajari teknologi kapal korvet.

Pembelian dua korvet Sigma I dan II dilakukan saat kunjungan Menteri Pertahanan Juwono Sudarsono dan Kasal Laksamana TNI Slamet Soebijanto ke Belanda pada 14 -18 September 2006 di galangan kapal Vlissingen, Belanda.

Kapal korvet Sigma Class I dan II, yang masing-masing diberi nama KRI Diponegoro dan KRI Hasanuddin, akan tiba di Indonesia pada 2007 dan akan ditempatkan di Armada RI Kawasan Timur (Armatim) TNI AL Surabaya.

Sedangkan penamaan korvet Sigma III dilakukan oleh Panglima TNI Marsekal Djoko Suyanto saat berkunjung ke Negeri Kincir Angin pada awal pekan ini. Korvet Sigma III itu diberi nama KRI Sultan Iskandar Muda. (*)

Sumber : ANTARA

SMART EAGLE II - Elang Mekanis Serba Bisa



Smart Eagle II merupakan prototype pertama UAV (Unman Aerical Vehicle) yang dibuat PT. Aviator Teknologi Indonesia guna kepentingan intelijen di Indonesia, terutama bagi operaional BAIS (Badan Intelijen Strategis).

UAV buatan Indonesia ini pertama kali diperkenalkan kepublik pada Indo Defence 2006, saat itu ada beberapa prototype lain yang juga diikutsertakan diantaranya Wallet- UNV Tactical dan RAI buatan PT. Mandiri Mitra Muhibbah.

Ini merupakan hasil pengembangan dan penelitian bersama antara Departemen Pertahanan dan Industri Strategis yang dimiliki Indonesia.

Spesifikasi

Selaku wahana pengamatan berjarak jangkau menengah Smart Eagle II (selanjutnya disebut SE-II) pertama kali muncul di depan publik pada penghujung tahun 2005. SE II merupakan salah satu komponen dari seperangkat sistem pengamatan via udara tanpa awak yang terdiri atas wahana udara (air vehicle), muatan (payload), dan stasiun pengendali (ground control station).

Dimensi fisik SE II adalah sebagai berikut. Panjang badan total mencapai 3,6 meter sementara lebar rentang sayap 4,8 meter dan tinggi (dari permukaan tanah hingga ujung sirip ekor) sekitar satu meter. Dengan bobot kosong 65 kilogram dan bobot maksimum tinggal landas (maximum take-off weight) 100 kilogram, SE II sanggup terbang selama hampir enam jam seraya mengusung beban muatan seberat 20 kilogram.

Tempo terbang ini mencakup dua jam untuk menuju dan pulang dari tempat operasi serta empat jam untuk beraksi. Bermodal bahan bakar bensin sebanyak 20 liter, SE II dapat terbang sejauh 150 kilometer dan setinggi 30 kilometer dengan kecepatan jelajah normal (cruise speed) 120 kilometer per jam. Namun dalam kondisi darurat kecepatan terbang SE II dapat digenjot hingga 150 kilometer perjam agar bisa menjangkau lokasi sejauh 300 kilometer.

Kinerja

SE II dapat dimodifikasi agar sanggup mengusung aneka jenis muatan yang disimpan dalam ruang pada bagian tengah bawah badan pesawat berdiameter 26 sentimeter. Muatan dapat berupa seperangkat kamera pengamat berstabilisator giro (gyro-stabilized device) dan sarana tayang hasil pengamatan.



Skala perbesaran optis tampilan obyek bidik (zooming optical scale) kamera ini 25 kali. Jika perlu arah bidik kamera dapat dilengkapi alat penjejak sasaran yang dipandu sinar laser (laser beam range finder) berjangkauan 10 kilometer. Atau bisa juga berupa seperangkat kamera pengamat berstabilisator giro dan sensor citra termal (thermal image sensor) yang juga dibantu alat penjejak sasaran berpanduan sinar laser.

Berkat keduanya, SE II mampu mendeteksi satu obyek berukuran empat meter persegi dalam jarak tiga kilometer. Segala gerak gerik SE II dikendalikan oleh dua operator di stasiun pengendali. Operator pertama mengatur olah terbang dan operator kedua mengoperasikan perangkat pengamat.

Komunikasi umum antara SE II dengan stasiun pengendali dilakukan lewat alat komunikasi tanpa kabel (wireless communication device) yang bekerja pada frekuensi 2,4 Giga Hertz. Untuk mengirim sinyal perintah operasi kepada SE II dipakai perangkat komunikasi yang bekerja pada gelombang elektromagnetik berfrekuensi UHF (Ultra High Frequency) sementara untuk menerima data hasil pengamatan dipakai perangkat komunikasi yang bekerja pada pita gelombang elektromagnetik tipe S (S-band).

Sistem kendali penerbangang SE II memanfaatkan sistem fly by wire dan untuk keperluan navigasi mengandalkan perangkat penentu lokasi Global Positioning System (GPS). Agar data hasil pengamatan SE II juga dapat disaksikan pihak di luar stasiun pengendali pada waktu yang bersamaan maka disertakan unit penerima data mobil (mobile receiver unit).

Guna menjalankan seluruh kegiatan operasional ini dibutu*kan tenaga listrik sebesar lima kilo Watt yang dipasok oleh dua unit pembangkit tenaga listrik bergerak skala kecil (mobile genset). Selain itu unit operasional SE II juga melibatkan unit perawatan dan penyedia suku cadang. Seluruh sistem operasional SE II dapat disiagakan kedelapan awaknya dalam waktu dua jam.

©alutsista.blogspot.com

Tim Tembak TNI AD Juara Dua AARM -17

Tim lomba tembak TNI Angkatan Darat meraih juara kedua dalam lomba tembak Angkatan Darat Negara-Negara Asean, Asean Army Rifle Meet (AARM)-17 tahun 2007 yang diselenggarakan di Hua Hin, Thailand.

Dalam lomba tahun ini, Tim tembak TNI Angkatan Darat memperoleh 14 medali emas dan 4 tropi, sedangkan juara umum direbut tim tembak Angkatan Darat tuan rumah Thailand. Hasil yang di raih Tim tembak TNI AD kali ini merupakan penurunan prestasi bagi tim tembak TNI Angkatan Darat dibandingkan pada AARM-16 tahun 2006 di Vietnam yang meraih juara umum dengan merebut 24 medali emas.

Kasad Jenderal TNI Djoko Santoso dalam sambutan tertulis yang dibacakan Komandan Jenderal Kopassus Mayjen TNI Soenarko saat upacara pelaporan kembali Tim lomba tembak AARM-17 di Markas Kopassus, Cijantung (26/11) mengatakan, penurunan prestasi yang drastis ini cukup mengejutkan, namun diharapkan para atlet dan Pembina tidak boleh larut dalam kekecewaan. “Semua harus dapat belajar dari ketidakberhasilan tahun ini dan mengambil hikmahnya untuk bangkit meraih prestasi yang lebih tinggi di masa mendatang”, tegas Kasad.

Walau meraih tempat kedua dalam event ini, pimpinan Angkatan Darat memberikan apresiasi yang tinggi terhadap perjuangan dan dedikasi yang diberikan tim tembak AARM-17 TNI AD dalam mengharumkan nama bangsa terutama TNI Angkatan Darat

Pada kesempatan yang sama diselenggarakan upacara pembukaan kejuaraan panjat tembing piala Kasad yang di buka oleh Mayjen TNI Rasyid Qurnuen. Kejuaraan panjat tebing Piala Kasad yang keduakalinya ini berlangsung mulai tanggal 26 hingga 29 Nopember 2007, mempertandingkan kategori militer dan umum diikuti para peserta yang tergabung dalam Organisasi Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI). (Dispenad)

Sumber : Dispen AD

Presiden Usulkan Joko Santoso Menjadi Panglima TNI

Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah mengusulkan Jenderal TNI Joko Santoso untuk dimintakan persetujuan ke Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) agar diangkat menjadi Panglima TNI, menggantikan Marsekal TNI Joko Suyanto.

"Bersama ini kami sampaikan permintaan persetujuan DPR terhadap rencana kami untuk mengangkat Jenderal TNI Joko Santoso SIP menjadi Panglima TNI yang baru, menggantikan Marsekal TNI Joko Suyanto SIP yang telah menduduki jabatan tersebut selama satu tahun sembilan bulan dan akan memasuki masa pensiun terhitung 1 Januari 2008," kata Sekjen DPR Faisal Jamal, saat membacakan surat Presiden di hadapan Sidang Paripurna DPR di Jakarta, Selasa.

Surat bernomor R65/Pres/XI/2007 diterima Sekjen DPR pada Senin kemarin (26/11).

Presiden dalam surat itu juga menyebutkan bahwa persetujuan DPR dibutuhkan sesuai dengan pasal 17 ayat 1 UU nomor 3 Tahun 2002 junto pasal 13 ayat 2 UU 34/Tahun 2004.

Jendral TNI Joko Santoso tercatat sebagai Kepala Staf TNI Angkatan Darat, sehingga telah memenuhi syarat sebagai Panglima TNI. (*)

Sumber : ANTARA

Biografi Jend. TNI Djoko Santoso

Monday, November 26, 2007

Sarana Pengangkut RM-70 Grad Dalam Operasi Amfibi (Bagian I)

Oleh : Kapten Mar. Wahyudi. S

Dalam setiap operasi, Artileri Medan memegang peranan dalam memberikan bantuan tembakan.

Artileri Medan memiliki mobilitas dan kekenyalan yang dapat mengefektifkanketerbatasan waktu dan ruang yang tersedia bagi komandan satuan manuver.

Dengan tembakan-tembakannya, Artileri Medan mampu mencapai medan-medan yang sulit dijangkau oleh satuan lain
dan dapat menghancurkan serta menetralisir sasaran penting jauh didaerah pedalaman musuh.

Selain itu dalam suatu pertempuran, artileri Medan juga mampu memusatkan tembakan-tembakan secara efektif, mempunyai jarak tembak dan daya manuver yang besar serta mampu mengadakan pendadakan pada daerah kosentrasi musuh.

Di dalam operasi Amfibi, Artileri Medan adalah salah satu sarana utama bantuan tembakan yang diintegrasikan dalam Batalyon Tim Pendarat ataupun Brigade Pendarat.

Dengan memperhatikan beberapa pertimbangan sebagai perkembangan rencana Artileri Medan pada saat awal pendaratan, terutama pada saat awal serbuan maka Artileri Medan didaratkan pada gelombang atas panggilan dengan menggunakan KAPA (Kendaraan Amfibi Pengangkut Artileri).

KAPA merupakan suatu sarana angkut yang memiliki tugas mendaratkan dan mengamankan satuan Artileri Medan dan perlengkapannya ke Pantai.

Namun dalam kenyataannya kendaraan ini lebih condong digunakan untuk mengangkut Artileri Medan jenis Meriam/Howitzer ataupun mengangkut kendaraan dan awaknya yang tidak lebih dari bobot 5 ton di air (Laut), sementara berat/ beban ranpur RM-70 Grad + amunisi dan awak adalah 25.400 Kg.

Dengan melihat kemampuan persenjataan RM-70 Grad dan dihadapkan pada kemampuan dari sarana angkut yang dimiliki TNI-AL, khususnya Korps Marinir maka kemampuan persenjataan RM-70 Grad belum bisa digunakan dalam melaksanakan operasi Amfibi. Oleh karena itu perlu adanya modernisasi sarana angkutnya serta kapal-kapal yang digunakan untuk mengangkut sarana pendarat tersebut.

RM 70 GRAD

RM 70 GRAD ditempatkan di bawah Resimen Artileri Pasukan Marinir I Surabaya. Kendaraan tempur yang dilengkapi roket laras banyak itu dipakai untuk menggantikan KPR BM 14/17.



Kendaraan tempur buatan Ceko ini merupakan koleksi roket artileri baru buat Korps Marinir yang dibeli pada tahun 2003,
Saat ini Marinir mengoperasikan empat unit RM 70 GRAD.

RM 70 memiliki 40 laras berkaliber 120 milimeter sepanjang 2.955,2 mm, yang dapat diisi secara mekanis. Dalam satu tembakan salvo RM 70 dapat melontarkan 40 butir roket berdaya ledak tinggi, dalam waktu 18-22 detik, dengan jarak tembak maksimum 20.381 meter. Tiap tembakan bisa menghancurkan area seluas tiga hektar.

Kendaraan tempur yang diawaki empat orang itu membutuhkan waktu 2 menit 30 detik untuk mengubah posisi biasa ke posisi tempur. RM 70 GRAD berdaya jelajah 1.100 kilometer, dengan kecepatan maksimum 85 km per jam di jalan aspal, 35 km per jam di jalan tanah.

Selanjutnya : Kendala Sarana Angkut