Saturday, September 29, 2007

Dronetek- From the Source: A US 1/6 Marine fires a SMAW in to enemy booby trapped building in Ramadi

A Us 1/6 Marine fires a SMAW in to enemy booby trapped building in Ramadi, Iraq.

500 Round Burst (Chain Gun) - Iraq

"This is a SF chain gun. It took us 1 hour to load all 10k rounds. The video they do a test fire of about 500 rounds in 10 sec."

MRAP and Beyond

In July 2007, U.S. Defense Secretary Robert M. Gates asked Congress for approval to transfer nearly $1.2 billion to the Pentagon's Mine Resistant Ambush Protected (MRAP) program to procure an additional 2,650 vehicles.

If approved, the fund transfer will make MRAP the Defense Department's third-largest acquisition program, behind only the missile defense and Joint Strike Fighter programs.

Is it the right choice? When will the money come from? What will the military do with these vehicles as the current conflict wind down? This article does not have the answers, but reading through the lines, one realizes there are many open questions, and only few answers.

Continue reading...

GBU-44 Viper Strike: Death From Above

The Viper Strike began life as the BAT – a canceled munition option for ground-fired ATACMS missiles. After USAF Predator UAVs armed with Hellfire missiles began to show promise in the Global War on Terror, however, US Army planners began to examine their options for placing a similar capability in the hands of Army ground commanders. In July 2002, these examinations led to the award of a 90-day contract to demonstrate the possibility of BAT deployment on a modified U.S. Army RQ-5 Hunter UAV.

Those tests went well, and Viper Strikes are currently carried by RQ-5A Hunter UAVs in Iraq – see this video of a Viper Strike in testing [MPG, 13.2 MB]. The weapon's small size (3 feet long, 44 pounds) and special advantages in urban fights, mountainous terrain, etc. make it likely to spread to other platforms. Which is exactly what's happening, as Special Operations Command shows interest and the US Army slowly moves forward into production…

Continue reading…

Australia Buying 24 Super Hornets As Interim Gap-Filler to JSF

DID has covered the recent controversies over Australia's involvement in the F-35 Lightning II program, amid criticisms that the new aircraft will be unable to compete with proliferating SU-30 family aircraft in the region, lacks the required range or response time, and will either be extremely expensive at $100+ million per aircraft in early (2013-2016) production or will not be available until 2018 or later. The accelerated retirement of Australia's 22 long-range F-111s in 2010 has sharpened the timing debate in particular, with a recently retired Air Vice-Marshal and the opposition Labor Party both weighing in with criticisms and alternative force proposals.

In December 2006, The Australian reported that Defence Minister Brendan Nelson is discussing an A$ 3 billion (about $2.36 billion) purchase of 24 F/A-18F Block II Super Hornet aircraft around 2009-2010, a move that came as "a surprise to senior defence officials on Russell Hill"; but is now an official purchase, including a $1+ billion component of the order that just went through….

Continue reading…

A day in the life of the 4th Guards Kantemirovskaya Tank Division

Foto by : RIA Novosti, Anton Denisov;


T-80U main battle tank on the move. The 4th Guards Kantemirovskaya Tank Division.


The division can take part in battles as part of a group or independently, as a leading unit. More than half of its commissioned and warrant officers served in Afghanistan, Chechnya and other war zones.


Loading a live shell in a T-80U main battle tank before firing exercises. The 4th Guards Kantemirovskaya Tank Division.


T-80U main battle tanks before firing exercises. The 4th Guards Kantemirovskaya Tank Division.

See more pictures

Kapal Polri yang Ditahan Malaysia Sedang Tugas

Jakarta (ANTARA News) - Kepala Divisi Humas Polri, Irjen Pol Sisno Adiwinoto mengatakan, kapal Polri yang sempat ditahan polisi Malaysia beberapa hari lalu ternyata sedang menjalankan tugas dinas rutin berpatroli.

"Saat patroli, mesin kapal mati sehingga terbawa arus hingga masuk ke wilayah Johor, Malaysia lalu diamankan polisi di sana," katanya di Jakarta, Jumat.

Ia mengatakan, begitu kapal patroli Polri diamankan di Malaysia, pimpinan polisi perairan Mabes Polri segera koordinasi dengan Malaysia hingga akhirnya kasus ini dapat dimengerti Malaysia.

"Kemarin, perahu dan tiga polisi telah dikembalikan ke tanah air lewat Kepulauan Riau," katanya.

Menurut dia, kapal itu sebenarnya tidak cocok untuk patroli lautan dan hanya cocok untuk pantai sebab hanya memiliki mesin 40 PK atau dalam jajaran Polri masuk kategori perahu C1 (paling kecil).

Kapal itu patroli rutin sebab beberapa hari sebelumnya menangkap penyelundupan kayu di wilayah itu sebanyak 43 ribu meter kubik kayu.

Polisi yang di atas perahu tidak bisa menghubungi pos polisi terdekat terdekat sebab komunikasi terputus karena kapal ini tidak memiliki sarana komunikasi jarak jauh, katanya.

"Kita memang hanya punya kapal sekelas itu. Maunya ya kita punya kapal besar agar dapat patroli di lautan luas. Tapi, keuangan negara belum memungkinkan pengadaan kapal patroli ukuran besar," katanya.

Ia menegaskan, kasus ini sudah selesai dan tidak memiliki pengaruh baik untuk Indonesia maupun Malaysia.(*)

Sumber : ANTARA

Friday, September 28, 2007

TNI AD Siap Bermarkas di Kepulauan Bangka Belitung

Bangka Belitung - Meski wilayah provinsi yang berdiri lima tahun lalu ini berupa kepulauan, Bangka Belitung (Babel) bersiap menyambut markas militer Angkatan Darat.

Markas yang akan diresmikan pada 2008 adalah Markas Komando Resimen (Makorem) 045 dibawah Makodam II/Swj. "Tahun 2008, Babel akan membangun Makorem 045.

Hal ini dipandang sangat perlu karena Babel sangat strategis di ujung luar Timur Suamtera," kata Pangdam II/Swj Mayjen TNI Syarifuddin Tippe usai buka bersama dengan warga di Masjid Arrahmah Pangkal Pinang, Babel, Kamis (27/9/2007).

Selain Makorem, di tahun yang sama akan dibangun pula batalyon pemukul yang berguna untuk membantu memusnahkan kejahatan di laut.

Untuk persiapan itu, KSAD Jenderal TNI Djoko Santoso telah menginspeksi dan menyatakan Babel telah siap untuk membangun Makorem sendiri. "Beberapa hari lalu kita sudah ditinjau KSAD, dan 2008 dipastikan sudah punya sendiri," imbuh Syafruddin Tippe.

Sejak menjadi provinsi pada Februari 2002, Kepulauan Babel mempunyai Korem sendiri. Makorem Babel masih bergabung dengan Makorem Sumsel yaitu Makorem 041 hingga 044. (sumber:www.detiknews.com)

KRI Taliwangsa Kembali Gagalkan Pencurian Ikan di Perairan Manokwari



KRI Taliwangsa BKO Gugus Keamanan Laut Timur kembali menangkap kapal ikan asing KM Piong-Piong Hai dengan ABK 20 orang berkebangsaan China Rabu (26/9).

Menurut Komandan KRI Taliwangsa Kapten Laut (P) Totok Irianto saat ditangkap kapal tersebut sedang melakukan penangkapan ikan di perairan Indonesia tanpa SIUP dan SIPI dan berlayar tanpa SIB.

Kapal Piong-Piong Hai beserta 20 orang ABKnya yang kemudian dikawal menuju pangkalan TNI AL terdekat Farharkan Manokwari guna pemeriksaan lebih lanjut.

Kapal yang berlayar dari Hainan China ke laut teduh ( utara Papua Barat) tidak dapat mengelak setelah aparat KRI Taliwangsa memergoki sedang melakukan penangkapan ikan secara ilegal., dalam dua minggu terakhir KRI Taliwangsa BKO Guskamlatim telah menangkap dua kali kapal ikan asing. Dimana sebelumnya Kapal Siong-Siong Hai tertangkap basa diperairan Biak

Kapal ikan asing tersebut memanfaatkan kelengahan petugas apa lagi dibulan puasa seperti ini namun menurut Dan KRI Taliwangsa- pihaknya tidak pernah memberikan peluang kepada kapal-kapal asing yang nyata-nyata melakukan penangkapan ikan secara tidak sah. di perairan indonesia dan sangat merugikan negara.
Sampai saat ini kapal beserta ke 20 ABK dan barbuknya di tahan di Fasharkan Manokwari Papua guna penyidikan lanjut (Dispenarmatim)

Rusia Akan Bertindak Jika Berbagai Senjata Digelar di Antariksa

Moskow (ANTARA News) - Rusia akan mengambil tindakan tepat jika berbagai senjata ditempatkan di antariksa, kata komandan pasukan antariksa Rusia, Kamis.

"Seandainya setiap negara menempatkan senjata-senjatanya di antariksa, kemudian hukum perang bersenjata, maka senjata balas dendam akan muncul," kata Jenderal Vladimir Popovkin, seperti dikutip Ria Novosti.

Menurutnya, Rusia dan China telah menyusun deklarasi internasional mengenai larangan penempatan senjata di antariksa dan mengirimnya ke PBB.

"Hal itu penting untuk membentuk aturan main di antariksa," katanya, seraya menambahkan penempatan senjata di luar angkasa memiliki konsekuensi tak terduga karena senjata merupakan "sistem yang sangat kompleks".

"Suatu perang cukup besar bisa pecah," katanya.

Dikatakannya antariksa tidak seharusnya menjadi lingkungan kepentingan negara manapun.

"Kami tidak ingin berperang di antariksa, dan kami juga tidak ingin menyerukan penembakan, namun kami tidak akan mengizinkan negara manapun melakukan hal itu," katanya.

Popovkin mengemukakan bahwa Rusia memiliki suatu sistem peringatan serangan rudal terintegral, meliputi seantero wilayah negara itu. (*)

Korsel akan Bangun "Kapal Laut Terbang" Hngga 2012



Seoul (ANTARA News) - Korea Selatan (Korsel) menyatakan rencananya untuk membuat "kapal laut terbang" yang mampu mengangkut kargo seberat 100 ton dengan kecepatan jelajah lebih dari 300 kilometer per jam.

Kapal wing in ground (WIG) berbobot 300 ton itu diperkirakan akan dibangun hingga 2012 dan dengan jelajah 250 hingga 300 kilometer per jam, kata pembuat kebijaksanaan pemerintah dalam pertemuan para menteri ilmu pengetahuan, Kamis.

Kapal itu akan memiliki panjang 77 meter dan lebar 65 meter, dan dirancang untuk mengambil manfaat dari daya angkat alamiah yang penuh tenaga yang ditimbulkan oleh obyek yang berjalan dengan kecepatan tinggi di atas permukaan air.

Kementerian Urusan Maritim dan Perikanan, yang mendukung proyek itu, mengatakan pemerintah berencana untuk membelanjakan 84,5 miliar won (91,7 juta dolar AS) selama lima tahun ke depan untuk riset dan pengembangan.

Sektor swasta, antara lain kontraktor utama Daewoo Shipbuilding dan Marine Engineering Co, juga akan membelanjakan 85,5 miliar won, kantor berita Yonhap melaporkan.

Kementerian itu mengatakan undang-undang dan peraturan baru sedang disusun untuk menyediakan kapal WIG dan kursus pelatihan yang diselenggarakan untuk operator.

"Begitu kapal berhasil diluncurkan, kami memperkirakan itu akan menambah satu triliun won untuk perekonomian nasional secara keseluruhan setiap tahun dan meningkatkan peluang kerja," kata seorang pejabat kementerian yang dikutip Yonhap.

Korsel mulai merancang kapal WIG pada 1995, mencoba prototip pada 2001 dan Juli tahun ini.

Rusia, China, Amerika Serikat dan Jepang juga telah memulai mengembangkan kapal WIG untuk keperluan sipil dan militer.

Kementerian maritim itu mengatakan Korsel akan memenangi 20 persen pasar WIG hingga 2015, yang berpotensi meningkat menjadi 30 persen hingga 2025.

Korsel merupakan pembuat kapal konvensional terbesar di dunia, demikian AFP.(*)

Catatan Moderator :
Spesifikasi teknis kapal WIG (Wing-In-Ground) buatan Daewoo Shipbuilding dan Marine Engineering Co,
Length : 77 m
width : 65 m
weight : 300 metric ton
load weight : 100 metric ton
flying altitude : 1~5 m above the sea level
average speed : 250 km
development budget : 170 million USD(approx.)
completion date : 2012

AeroVironment Launches Global Observer Program for the US SOCOM



AeroVironment, Inc. (AV) will develop and build a hydrogen-powered high altitude, long endurance (HALE) unmanned aerial systems for the US Special Operations Command (USSOCOM).

The $57 million contract is calling for 'development and military utility assessment' initiates a Joint Capabilities Technology Demonstration (JCTD) sponsored by multiple other government organizations, Multiple government organizations are sponsoring the JCTD program, reflecting broad interest in its potential capabilities for military applications.

The contract includes options for the development and delivery of two additional Global Observer aircraft and one more ground station, resulting in a potential contract value of $108 million. The work is scheduled to conclude by April 2011.

Under the contract AeroVironment will develop and build up to three Global Observer aircraft over the next three years to demonstrate the ability to operate in the stratosphere for up to seven days without landing.

The program is intended to demonstrate the tactical utility of a hydrogen-powered UAS for long duration (five to seven day) missions at altitudes from 55,000 to 65,000 feet. A system consisting of two or three aircraft will provide continuous ISR or communications relay over an area of interest.

Tim Conver, chairman and chief executive officer of AV Considers the new platform to introduce a brand new value proposition – affordable persistence in the stratosphere.

“We believe that Global Observer represents a game-changing new capability for defense, homeland security and, ultimately, commercial applications,” commented Conver. “We have developed the unique sub-systems necessary to enable this new category of aircraft.”

Source : Defense-Update

Iran Bangun Lokasi Nuklir Baru



PARIS (SINDO) – Iran sedang membangun lokasi pengembangan senjata nuklir bawah tanah baru yang dihubungkan dengan terowongan menuju kompleks nuklir Natanz.

Laporan itu diungkapkan kelompok oposisi utama Tehe-ran, Dewan Nasional Perlawanan Iran (NCRI), kemarin. Menurut NCRI, mereka mendapat informasi dari sejumlah orang dalam pemerintahan Iran. Lokasi pengembangan nuklir baru tersebut terletak di bawah tanah daerah pegunungan Karkass.

”Informasi yang kami peroleh menunjukkan bahwa lokasi itu ditujukan untuk aktivitas nuklir militer, terutama untuk pengayaan uranium lebih lanjut,” papar Mehdi Abrichamtchi, juru bicara NCRI dalam konferensi pers, kemarin. Lokasi tersebut terletak di bawah tanah kawasan pegunungan Karkass yang terhubung pada dua terowongan.

”Terowongan terhubung lagi dengan terowongan ketiga menuju kompleks nuklir Natanz,sepanjang lima kilometer,” ungkap Abrichamtchi. ”Lokasi terlindung dari serangan udara. Jika Natanz dibom, lokasi nuklir baru tidak akan tersentuh. Untuk tetap menjaga kerahasiaannya, area itu ditetapkan sebagai zona militer dan pemerintah telah membeli seluruh tanah setempat,” papar Abrichamtchi.

Menurut NCRI,rencana pembangunan kompleks tersebut telah dibuat sejak dua tahun silam dan akan siap beroperasi dalam enam bulan ke depan.”Pada Juli tahun ini, Institute for Science and International Security (ISIS) yang berada di Amerika Serikat (AS) melaporkan, Iran sedang membangun fasilitas terowongan di dekat kompleks pengayaan uranium Natanz,”paparnya.

”Fasilitas terowongan di dalam gunung akan menciptakan perlindungan sempurna dari serangan udara.Fasilitas baru ini akan ideal untuk pengembangan nuklir, termasuk pabrikan sentrifugal dan pembuatan peralatan lain,”ungkap ISIS. (AFP/Rtr/syarifudin)

Thursday, September 27, 2007

Fighter Pilot Training Video


Sukhoi Su-37 "Terminator"

Iraq Briefing 26 September 2007

Multi-National Force-Iraq spokesman MG Kevin Bergner speaking with reporters in Baghdad, providing an operational update.

AH-64 in action, Kabul, Afghanistan

Helicopter Evac Mission to pick up wounded soldier, covered by C130

Pentagon minta dana perang tambahan

Menteri Pertahanan Amerika Serikat Robert Gates akan meminta persetujuan Kongres dana 190 miliar dolar untuk perang di Irak dan Afghanistan.

Dalam pidato yang sudah disiapkan, dia mengatakan uang tersebut akan digunakan untuk membeli kendaraan bersenjata guna melindungi tentara Amerika Serikat dari bom pinggir jalan.

Permintaan dana untuk tahun fiskal 2008 yang akan dimulai bulan Oktober ini telah naik 30 persen lebih banyak dibandingkan perkiraan awal.

Pihak Demokrat mengatakan akan menggunakan permintaan tambahan dana ini sebagai bukti perlunya penarikan pasukan dari Irak.

Dalam keterangan tertulisnya, Gates akan mengatakan kepada Komite Senat bahwa dia sadar adanya kekhawatiran beberapa kalangan soal keterlibatan Amerika Serikat di Irak.

"Saya tahu bahwa Irak dan pilihan sulit lainnya bagi Amerika dalam perang melawan teror akan terus menjadi sumber perbedaan pendapat di Kongres, antara kongres dengan presiden dan juga di kalangan masyarakat luas," katanya.

Namun, katanya menambahkan, dia juga ingin mengingatkan adanya "kebanggaan, keberanian, dan dedikasi yang diberikan oleh para tentara sejak 11 September."

Tidak ada pembatasan

Gates akan meminta tambahan dana 42 juta miliar lebih banyak dari permintaan sebelumnya, sebesar 142 miliar yang dilakukan bulan Februari dan permintaan tambahan 5,3 miliar dolar bagi kendaraan bersenjata yang diputuskan beberapa bulan lalu.

Menteri Pertahanan ini diperkirakan akan mengatakan kepada Kongres bahwa tambahan dana 11 miliar diperlukan untuk memeli 7000 ribu kendaraan bersenjata yang tahan ranjau.

Dana 9 miliar dolar lainnya akan digunakan untuk mengganti peralatan dan teknologi yang digunakan dalam konflik.

Dia juga akan meminta 1 miliar untuk meningkatkan fasilitas AS di Irak, dan jumlah yang sama digunakan untuk melatih dan mempersenjatai pasukan Irak.

Gates akan mendesak Kongres akan menyetujui permintaan terus secepat mungkin.

Juru bicara Pentagon, Geoff Morrell kepada AFP mengatakan pendanaan ini diajukan setelah menimbang permintaan komandan pasukan AS di Irak, Jenderal David Petraeus guna mengurangi jumlah pasukan menjadi sekitar 130 ribu orang bulan Juli mendatang.

TNI AU Belum Akan Beli Persenjataan Baru Dari AS

Jakarta, Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI-AU) belum akan membeli persenjataan baru dari Amerika Serikat (AS) meski sanksi embargo telah dicabut sejak November 2005.

"Kami belum akan menjajaki pembelian senjata dari AS, meski sanksi embargo telah dicabut," kata Wakil Kepala Staf Angkatan Udara (Wakasau) Marsekal Madya Wresniwiro ketika dikonfirmasi ANTARA di Bengkulu, Selasa, terkait keikutsertaan TNI AU dalam Konferensi Kepala Staf Angkatan Udara se-dunia di AS 24-26 September 2007 di Washington DC.

Ia menambahkan, hingga saat ini hubungan angkatan udara kedua negara telah kembali berjalan baik setelah sempat terhenti karena sanksi embargo yang dijatuhkan AS terhadap Indonesia pada 1998.

Kerja sama di bidang latihan dan pendidikan bagi para perwira TNI AU, serta latihan bersama antara kedua angkatan udara telah berjalan secara intensif dan akan terus ditingkatkan di masa datang.

"Tetapi, kami belum akan melakukan penjajakan untuk membeli persenjataan baru dari AS," ujar Wresniwiro.

Tentang suku cadang beberapa pesawat tempur buatan AS yang belum dikembalikan karena embargo, ia mengatakan, sebagian besar telah dikembalikan secara bertahap pasca pencabutan embargo pada dua tahun silam.

"Kalau pun ada beberapa komponen yang belum dikembalikan, itu karena memang prosesnya yang agak panjang, karena harus ada izin dari kementerian pertahanan setempat (Departement of Defence/DoD)," ujarnya.

Tetapi, tambah dia, pihaknya terus mendesak AS agar segera mengembalikan sejumlah suku cadang yang tertahan mengingat TNI AU kini tengah memprogramkan untuk meningkatkan kesiapan tempurnya dari rata-rata 50 persen menjadi 80 persen.

Sejumlah suku cadang pesawat tempur TNI AU yang tertahan di luar negeri adalah komponen F-5 di Amerika Serikat, Swedia, Inggris, Brasil dan Korea Selatan.

Suku cadang Hawk-200 tertahan di Inggris, suku cadang A-4 Sky Hawk tertahan di Selandia Baru, suku cadang F-16 tertahan di Korea Selatan.


Konferensi Kepala Staf Angkatan Udara se-dunia di AS 24-26 September 2007 di Washington DC, juga diisi dengan seminar dan pameran teknologi kedirgantaraan.

Selain melibatkan departemen pertahanan dan militer, serta 128 kepala staf angkatan udara, kegiatan juga diikuti oleh para industriawan dirgantara baik militer maupun sipil.

Sumber : ANTARA

TNI AL Bangun Brigif Pasmar di Pinrang

Makassar (ANTARA News) - TNI Angkatan Laut dalam waktu dekat ini akan memulai pembangunan Markas Brigade Infanteri Pasukan Marinir (Brigif Pasmar) di Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan, untuk memperkuat pengamanan Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) II Selat Makassar.

"Secepatnya kita akan bangun. Tergantung kesiapan Pemkab Pinrang dalam menyiapkan lahan dan menyosialisasikan hal ini kepada warga setempat," kata Kepala Staf TNI AL (Kasal), Laksamana TNI Slamet Soebijanto, kepada ANTARA di sela-sela peninjauan lokasi Markas Brigif Pasmar II di Desa Ujung Lero, Kecamatan Suppa, Kabupaten Pinrang, sekitar 200 km Utara Makassar, Kamis.

KASAL, yang didampingi Pangarmatim Laksda TNI Adi Prabawa, Dan Kormar Mayjen TNI Mar Nono Sampono dan Dan Lantamal VI Makassar, Laksma TNI Gatot Sudijanto, mengatakan Brigif Pasmar di Pinrang itu nanti akan menjadi Pasmar II di jajaran Pangkalan Utama TNI AL (Lantamal VI) setelah Pasmar I di Kota Makassar.

Namun jenderal bintang empat itu belum menyebutkan berapa besar personel yang akan ditempatkan di Brigif Pasmar II itu, namun menyebutkan bahwa Komandan Pasmar II nanti akan berpangkat laksamana TNI bintang satu (Laksma).

"Kita akan sesuaikan dengan kebutuhan saja," ujarnya, saat ditanya berapa besar personil yang akan ditempatkan di Brigif Pasmar II.

Menurut KASAL, lokasi di Desa Ujung Lero itu merupakan pilihan TNI AL karena posisinya yang strategis di Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) II Selat Makassar ini.

"Selat Makassar ini kan banyak dilintasi kapal-kapal pelayaran internasional. Jadi harus kita amankan perairan ini dengan baik sebab kalau tidak aman, citra Indonesia di dunia internasional akan jelek," ujarnya.

Sementara itu, Bupati Pinrang, HM. Andi Nawir saat menerima rombongan Kasal di ruang kerjanya mengemukakan bahwa pihaknya telah menyiapkan lahan seluas 200 hektare di Desa Ujung Lero untuk lokasi Markas Brigif Pasmar II yang akan dibangun TNI AL.

Proses pembebasan lahan itu sedang berjalan, dimana pihak Pemkab masih melakukan negosiasi dengan 20 kepala keluarga (KK) pemilik lahan.

"Insya Allah pembebasan lahan ini bisa segera diselesaikan," katanya, sambil menambahkan bahwa Pemkab Pinrang sedang giat menyosialisasikan rencana kehadiran Brigif II Pasmar di daerah mereka untuk kepentingan nasional. (*)

Malaysia Tembak Kapal Polisi Perairan Indonesia

Kuala Lumpur (ANTARA News) - Polisi laut Malaysia telah menembak speed boat Polisi Air Indonesia karena dianggap memasuki perairan Malaysia secara tidak sah dan mengabaikan tembakan peringatan, sehingga speed boat dan tiga awak kapal kini ditahan kepolisian Johor Bahru.

Kepala Polisi Johor, Hussin Ismail, menjelaskan, polisi laut wilayah Selatan awalnya tidak mengetahui speed boat yang mencurigakan itu milik polisi air laut (Polair ) Indonesia, demikian media massa di Kuala Lumpur, Kamis.

Setelah berhasil mendekati speed boat itu barulah kelihatan kapal asing itu ada tulisan "Polisi" pada bagian dek luar kapal itu. Namun belum diperoleh data yang jelas mengenai kapan dan dimana lokasi kejadian ini.

"Polisi laut mengintai kapal itu setelah mendapat informasi adanya kapal mencurigakan memasuki perairan Malaysia," kata Hussin.

Polisi laut Malaysia kemudian memberikan tembakan peringatan tapi diabaikan. Setelah kejar-kejaran selama 30 menit, dan jaraknya semakin dekat barulah ditembak sekali lagi dan mengenai mesin kapal itu sehingga tidak bisa lari lagi.

Polisi laut Malaysia kemudian menaiki kapal Polair Indonesia dan menemui tiga orang Indonesia. Salah satunya mengaku sebagai polisi, dan dua orang lainnya adalah nakhoda dan staf juru mudi kapal. Ketiganya hingga kini ditahan di kepolisian Johor Bahru untuk penyidikan lebih lanjut.

Kepala Polisi KBRI Kuala Lumpur, Kombespol Setyo Wasisto SH, mengakui adanya kejadian itu.

"Saya baru akan berangkat ke Johor Bahru untuk menyelidiki kasus itu. Nanti saya kabari lagi," katanya. (*)

Wednesday, September 26, 2007

$47.6M from SOCOM for Long Range IR

FLIR Systems in North Billerica, Mass., USA received a $47.6 million firm-fixed-price contract for 5 to 705 Hand Held Imagers – Long Range (HHI-LR) and associated line items for the United States Special Operations Command's (US SOCOM) Special Operations Visual Augmentation Systems.

The HHI-LR thermal/infared imager system is for long range viewing and detection of targets. See FLIR systems' land reconnaissance product lineup.

Work will be performed in North Billerica, Mass., and is expected to be complete by September 2012. Contract funds in the amount of $324,755 will expire at the end of the current fiscal year. The contract was competitively procured and advertised via the Internet, with 7 companies solicited and 1 proposal received by the Naval Surface Warfare Center Crane in Crane, Ind., USA

Source : Defense Industry Daily

GQM-163 SSST: A Tricky Coyote to Match Wits With Defenses

The rocket-boosted, ramjet-powered GQM-163A was developed to simulate supersonic cruise missiles like the SS-N-22 Sunburn, Kh-31 (aka. AS-17 Krypton, which also has an anti-air AWACS-killer version), the Indo-Russian PJ-10 Brahmos, et. al., which are proliferating throughout the world.

Their speed and evasive maneuvers compress the amount of time a defense system has to deal with them once they're detected, and a training target that can simulate their performance is critical to both proper preparedness and pursuant performance.

This DID article covers developments in the Supersonic Sea Skimming Target (SSST) program, including the latest news which is an order from the USA for limited production.

Continue reading..

How to Open a Door With a 1/2 Stick of C-4

Ramadi, Iraq

Pengamanan Perbatasan Fokus Melalui Udara

Kodam VI/Tpr saat ini memfokuskan pengamanan di wilayah perbatasan Indonesia–Malaysia Timur melalui udara.

Pengamanan itu ditujukan pada masalah illegal loging, kemudian disusul dengan penyelundupan. Demikian disampaikan Pangdam VI/ Tpr Mayjen TNI G R Situmeang usai mengelar buka puasa bersama di Makodam VI/Tpr.

”Ya saat ini dikawasan udara perbatasan sedang aktif dilakukan patroli udara. Setidaknya ada pesawat kita yang melintas di sana,” ujar Pangdam VI/Tpr. Tidak hanya itu patroli di wilayah udara yang berbatasan dengan Malaysia juga dudukung oleh pesawat tempur yang didatangkan dari Koopsau II Makasar.

Patroli tersebut, lanjut Pangdam VI/Tpr, bertujuan untuk memantau aktifitas dikawasan tersebut. ”Bahkan pesawat kita ada yang mampu memotret kegiatan di darat dari udara,”

Menurut Pangdam VI/Tpr, pihaknya lebih mendukung perbaikan ekonomi dikawasan perbatasan dari pada menambah jummlah pasukan. Karena, jika segala infrastuktur di kawasan itu sudah terpenuhi, seperti pembangunan jalan dan fasilitas umum lainnya, maka masyarakat perbatasan tidak akan beralih ke negeri tetangga untuk mendapat kebutuhan. ”Lihat saja disana cari jalan beraspal saja sulit, puluhan bahkan ratusan meter jalannya masih berupa tanah.

Kalau kondisinya dibiarkan seperti itu bagaimana masyarakat kita mencari kebutuhan di negeri sendiri,” ujarnya.

Ditanya mengenai masalah patok perbatasan yang rentan pengeseran, Jenderal berbintang dua ini tidak begitu mempermasalahkannya. Karena setiap pengeseran bisa dikembalikan semula. ”Pemerintah kita dan Malaysia kan punya data yang akurat mengenai posisi patok-patok diperbatasan. Jadi bila bergeser bisa dikembalikan lagi, tentunya disaksikan kedua pihak seperti mengenai GPS,” ujarnya.

Sedangkan Asisten Operasi Kodam VI/Tpr Kolonel Inf Musa Bangun mengatakan, salah satu ancaman terberat bagi Indonesia di kawasan perbatasan adalah bergabungnya para pemuda dengan tentara bentukan Malaysia,” jika kita lihat, di daerah Nunukan atau sekitarnya, sebenarnya masyarakat memiliki patriotisme yang cukup tinggi.

Terutama para orang tua dulu, karena dikawasan itu dulu sebagai pusat para pejuang. Tetapi tidak demikan dengan anak-anak mereka, yakni para pemuda disana,” kata Asops Kodam VI/Tpr.

Kebanyakan para pemuda diperbatasan sudah berpola hidup seperti orang Malaysia. Menurut Asops Kodam VI/Tpr, Masalah lain yang menjadi perhatian Kodam VI/Tpr saat ini adalah perambahan Hutan.

Karena posisi para perambah saat ini di dekat wilayah Indonesia. Dan bila hal ini dibiarkan maka tidak bisa dipungkiri lagi mereka akan memasuki wilayah indonesia. ”Kalau patok kan masih bisa dikembalikan, tapi kalau hutan kita yang ditebang kan butuh waktu lama untuk memulihkannya,” ujarnya.

Sumber : Pendam 6/Dispenad

F-16 Fighting Falcon dan F-5 Tiger Tiba di Lanud Halim Perdanakusuma



Tiga Pesawat tempur F-16 Figting Falcon dari Skadron Udara 3 dan lima pesawat tempur F-5 Tiger dari Skadron Udara 14 Lanud Iswahyudi mendarat di Lanud Halim Perdanakusuma, Senin (24/9).

Kedua jenis pesawat tempur tersebut selanjutnya akan terbang ke Lanud Medan untuk mengikuti Latihan manuver lapangan yang dilaksanakan oleh Komando Pertahanan Nasional yang diberi sandi Tetuko XXXI.

Tuesday, September 25, 2007

Sukhoi Su-35 Super Flanker


Sukhoi Su-35BM

Su-35, merupakan pesawat 'multirole fighter' berkursi tunggal hasil pengembangan Su-27 Flanker atau yang lebih dikenal dengan Su-27M. Ciri khusus yang bisa dilihat adalah pemakaian canard (sayap kecil) didepan sayap utama dan tambahan thrust vector control (TVC) pada saluran buang mesin jet guna menambah daya manuveribility pesawat.

Sukhoi Su-35 dan Su-37 bisa dikatakan merupakan generasi akhir Flanker, dimana pesawat ini telah mengaplikasi teknologi mutakhir teranyar pesawat tempur generasi ke-5.


The nose and radome shape of the Su-27M is new.

Su-27M pertama kali terlihat pada 1988. Namun sampai dengan pengembangannya Su-27M tidak pernah diproduksi massal untuk memperkuat AU Russia.

Sukhoi Su-35 dan Su-37 dibuat di Komomolsk-na-Amure. Su-35 sanggup menggotong rudal udara-ke-udara berpandu sampai dengan 14 rudal. Dengan beberapa variasi rudal, mulai dari jarak jauh, jarak sedang dan tambahan jangkauan rudal dengan mengaplikasi radar aktif, semi-active dan passive radar serta infrared seekers.

Selain itu pesawat juga dapat melakukan misi-misi pemboman dan penyerangan sasaran permukaan dengan rudal-rudal berpandu dan bom-bom pintar seperti cluster bomb dan roket-roket. Pesawat juga telah terintegrasi dengan canon 30-mm.


Kabin kokpit Su-35

General characteristics

Crew: One
Length: 22.20 m (72.83 ft)
Wingspan: 15.15 m (49.70 ft)
Height: 6.43 m (21.08 ft)
Wing area: 62.0 m² (666 ft²)
Empty weight: 17,500 kg (38,600 lb)
Loaded weight: 25,700 kg (56,660 lb)
Max takeoff weight: 34,000 kg (74,995 lb)
Powerplant: 2× Lyulka AL-35F turbofans

Performance
Maximum speed: 2,450 km/h (1,520 mph)
Range: 4,000 km (2,500 mi)
Service ceiling: 18,000 m (59,100 ft)
Rate of climb: 230 m/s (45,245 ft/min)
Wing loading: 85.1 lb/ft² (414.5 kg/ft²)

Armament
1× 30 mm GSh-30 cannon with 150 rounds
2× wingtip rails for R-73 (AA-11 'Archer') air-to-air missiles
12× wing and fuselage stations for up to 8,000 kg (17,630 lb) of ordnance, including:



Air-to-Air Missiles
AA-12 Adder
AA-11 Archer
AA-10 Alamo
Air-to-Surface Missiles
AS-17 Krypton
AS-16 Kickback
AS-10 Karen
AS-14 Kedge
AS-15 Kent
AS-13 Kingbolt
Bombs
KAB-500L
KAB-1500 laser/TV Guided Bomb
FAB-100/250/500/750/1000

Great movie-clip from Su-35 :



TNI AL Gagalkan Perampokan Kapal Tanker CPO

TEMPO Interaktif, Batam:TNI Angkatan Laut berhasil menggagalkan perampokan kapal tanker bermuatan 2.250 ton minyak goreng di perairan out port limit (OPL) timur perbatasan Provinsi Kepulauan Riau-Singapura.

“Kejahatan di Selat Malaka masih cukup tinggi,” kata Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Laut, Iskandar Sitompul, kepada wartawan di atas kapal TNI AL ketika meninjau kapal tanker yang dibajak hari ini. Meski TNI AL berusaha mencegah tindakan perampokan, namun peristiwa serupa masih sering terjadi.

Menurut Iskandar, ada sebagian peristiwa perampokan tidak terpantau karena TNI AL tidak menerima laporan korban. Oleh sebab itu, TNI AL akan terus meningkatkan penjagaan Selat Malaka dari tindakan kriminal seperti perampokan ini bekerja sama dengan negara tetangga Singapura dan Malaysia.

Kapal tanker MT.Kraton GT.1178 No.1107/ba mengangkut 2.250 ton minyak goreng dari pelabuhan Teluk Bayut, Palembang, tujuan Cilacap. Di tengah perjalanan kapal dicegat segerombolan orang tak dikenal dan menguasai kapal. Tapi pihak anak buah kapal (ABK) sempat memberi sinyal dan tertangkap oleh TNI AL di Batam. Pihak TNI AL kemudian mengerahkan enam kapal perang mengepung kapal yang dirampok.

Kawanan perampok berhasil dilumpuhkan setelah TNI AL menerjunkan pasukan khusus, termasuk pasukan katak dan meringkus 14 orang perampok. Danlanal Batam, Kolonel Laut (P) Muntoro Yulianto mengatakan penangkapan ini masuk kategori kejahatan internasional terbesar tahun 2007.

Minyak goreng ini rencananya akan dibawa perampok ke negara tetangga. ”Ini hasil pengakuan mereka,” kata Yulianto menjawab Tempo.

Rumbadi Dalle

Iraq Briefing 23 September 2007

RADM Mark Fox, Communications Division Chief for Multi-National Force-Iraq, and Dr. Tahseen Sheikhly, civilian spokesman for Operation Fardh al-Qanoon, speaking with reporters in Baghdad.

Cheney Memprovokasi Perang Iran dan Israel

Washington, Senin - Wakil Presiden AS Richard Bruce "Dick" Cheney berniat memprovokasi munculnya saling serang antara Iran dan Israel. Seperti dilaporkan majalah Newsweek, Senin (24/9), langkah Cheney ini sebagai bagian dari sebuah alasan serangan AS ke Iran.

Menurut Newsweek, keinginan Cheney itu setelah mendapat masukan dari para penasihatnya yang terkenal berhaluan keras atas Iran. Salah satu penasihat tadi adalah David Wurmser yang menjadi penasihat masalah Timur Tengah bagi Cheney sejak tahun 2003.

Wurmser dilaporkan pernah mengatakan kepada sejumlah orang bahwa Cheney punya rencana untuk mendorong Israel melakukan serangan misil terbatas atas lokasi nuklir Iran di Natanz dan mungkin juga lokasi lainnya. Serangan ini mendorong Iran akan melakukan serangan balik.

Newsweek, mengutip "dua sumber yang banyak tahu soal ini" dan tak bersedia menyebutkan namanya, mengatakan bahwa serangan balik Iran akan memberikan Washington sebuah alasan untuk melancarkan serangan terhadap sasaran nuklir dan militer di Iran.

Menurut Newsweek, niat Cheney ini tidak menjadi kenyataan seiring dengan pengunduran diri para penasihat dan pemikir neokonservatif dari pemerintahan AS dalam dua tahun terakhir. Mundurnya para neokonservatif ini membantu keseimbangan menghindari perang.

Wurmser termasuk yang meninggalkan Cheney. Juru bicara Wapres Cheney memastikan kepada Newsweek bahwa Wurmser meninggalkan posisinya bulan lalu dengan alasan "ingin meluangkan waktu lebih banyak dengan keluarganya". Padahal, beberapa bulan sebelum melepaskan posisinya, dia mengatakan, Cheney berniat memprovokasi Israel untuk menyerang Iran.

Wurmser gagal dikonfirmasi. Menurut Newsweek, istri Wurmser, Meyrav, yang dihubungi per telepon menolak memberikan telepon kepada suaminya. Meyrav juga mengatakan bahwa berita tadi tidak benar. Juru bicara di kantor Cheney mengatakan, Wapres "mendukung kebijakan Presiden soal Iran". Presiden George W Bush menerapkan sanksi kepada Iran berkaitan dengan kebijakan nuklirnya.

Memantau AS

Sementara itu, Iran menegaskan, mereka terus memantau pergerakan tentara AS menggunakan satelit atau teknologi lainnya. Sebuah serangan dilakukan apabila mereka sudah masuk dalam jangkauan misil Iran.

Yahya Rahim Safavi, penasihat pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei, seperti dikutip media Iran edisi Senin mengemukakan, pihaknya tidak mengharapkan serangan dari AS karena pasukan AS kini lagi terpuruk di Irak. Namun, apabila mereka menyerang, mereka akan memperoleh perlawanan yang lumayan.

"Iran kini punya sistem intelijen dan misil yang kuat. Kami mengikuti setiap gerakan pihak asing di negara tetangga menggunakan teknologi satelit kemampuan tinggi dan radar canggih. Jika mereka memasuki wilayah udara atau laut kami, mereka akan mendapat perlawanan yang lumayan," ujarnya.

Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad, dalam wawancara dengan televisi AS, Minggu, mengatakan, Iran tak ingin perang dengan AS. Iran menolak bicara soal perang. (Reuters/ppg)

Iranian President's Speaks at Columbia University

Iranian President responds to questions on his nuclear advances and whether or not he would welcome discussions with the USA.

Disiapkan Pasukan Pengganti Kontingen Garuda XX-E



Markas Besar TNI menyiapkan sedikitnya 200 prajurit TNI dari 175 personel yang akan dikirim sebagai Satuan Tugas Kompi Zeni TNI pengganti, yang akan bertugas di bawah bendera pasukan operasi pemeliharaan perdamaian dunia (peace keeping operation) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Kontingen Garuda XX-E ke Kongo.

Hal itu disampaikan dalam siaran pers Puspen TNI, Senin (24/9). Saat ini seluruh personel pengganti tengah dilatih didaerah Warung Loak, Bogor, Jawa Barat. Seluruh personel itu dilatih untuk dapat memahami situasi terakhir daerah operasi sekaligus menjalankan sejumlah tugas seperti membangun kontruksi jalan dan lapangan terbang serta pembersihan ranjau.

Selain itu mereka juga dilatih sejumlah pengetahuan umum seperti latar belakang konflik, Hak Asasi Manusia, aspek hukum Internasional, materi-materi militer umum seperti patroli keamanan, pertahanan pos, menembak, dan pertolongan pertama darurat di lapangan.

Sumber:www.kompas.com

Saturday, September 22, 2007

Russia to boost Ground Forces air defense - commander

MOSCOW, September 21 (RIA Novosti) - The Russian army will adopt a modernized version of the Tor-M air defense system in 2008, the Ground Forces press service said Friday.

The Tor-M (NATO reporting name SA-15 Gauntlet) is a low to medium-altitude, short-range surface-to-air missile system designed for intercepting aircraft, cruise missiles, precision guided munitions, unmanned aerial vehicles and ballistic targets.

"More than 50% of air defense systems in service with the Ground Forces are outdated," the press service quoted Colonel General Nikolai Frolov, commander of the Ground Forces' air defense, as saying.

"In order to improve the situation, we have decided to modernize the existing systems," the general said at a command-post exercise at the Kapustin Yar testing ground in southern Russia.

He said the improved Tor-M2 version features significantly enhanced target acquisition capabilities and shorter minimum range - 1 kilometer (0.6 miles) - compared to its predecessor.

Frolov also announced plans to upgrade the Osa (NATO reporting name SA-8 Gecko), the most popular air defense system of the Ground Forces (about 400 units are in service), as well as the Tunguska missile-gun system, the Buk-M1 and the Strela-10 air defense missile systems.

He said the Buk-M3, a modernized version of the Buk-M1 system (NATO reporting name SA-11 Gadfly), will be deployed in 2009. It will feature advanced electronic components and could be regarded as a completely new system.

The Strela-10 air defense missile system (NATO reporting name SA-13 Gopher) will also be replaced in 2009 by an advanced version capable of operating in all weather conditions and at any time of day, the general said.

Movie clip SA-15 Gauntlet / Tor 9K330 Missile System

Lavrov: Sistem Pertahanan Rudal Eropa untuk Pantau Wilayah Rusia

Menteri luar negeri Rusia mengatakan proposal Amerika untuk membangun sistem pertahanan rudal di Polandia dan Republik Ceko sebenarnya dimaksudkan untuk memantau wilayah Rusia.

Sergei Lavrov mengatakan itu dalam wawancara hari ini di televisi Rusia yang dikelola negara. Dia mengatakan itu menanggapi keraguan Amerika atas tawaran Rusia untuk menggunakan bekas radar Sovyet di Azerbaijan bagi sistem pertahanan rudal itu.

Para pejabat Amerika pekan ini mengunjungi stasiun radar Qabala untuk mengetahui kemungkinan penggunaannya dalam program pertahanan rudal yang direncanakan. Tetapi mereka mengindikasikan stasiun itu tidak bisa menggantikan sistem Amerika.

Lavrov mengatakan para pejabat Amerika keberatan dengan stasiun radar Qabala itu karena stasiun itu tidak bisa memantau wilayah Rusia, tetapi radar yang direncanakan Amerika di Republik Ceko bisa.

Presiden Rusia Vladimir Putin menawarkan penggunaan bersama stasiun radar Azerbaijan itu dalam perundingan bulan Juni dengan Presiden Amerika George Bush yang menunjukkan minat pada proposal tersebut.

Dephan Kaji Permintaan DK PBB



JAKARTA (SINDO) – Departemen Pertahanan (Dephan) masih mempertimbangkan permintaan Perserikatan Bangsa- Bangsa (PBB) untuk mengirim pasukan TNI ke Darfur, Sudan Selatan.

Menteri Pertahanan Juwono Sudarsono mengatakan, masalah ini akan dibahas pada rapat tingkat Kementerian Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan. Juwono menilai, kesiapan prajurit dan peralatan TNI saat ini harus dilihat terlebih dulu sebelum mengirim pasukan ke negara mana pun. Sebab, November 2007, Pasukan TNI yang bertugas di Lebanon akan diperpanjang masa tugasnya hingga satu tahun ke depan “Tentunya itu sudah mengurangi pasukan TNI di Tanah Air, kita akan bicarakan dengan Panglima TNI dan DPR, sebab terkait anggaran, jumlah personel, dan persenjataan,” jelas Juwono di Jakarta kemarin.

Selain kepentingan dan kebutuhan dalam negeri, Dephan juga mempertimbangkan kesiapan dan kebutuhan pasukan gabungan Uni-Afrika yang kini menjaga perdamaian di wilayah tersebut.

Di sisi lain, DPR justru mendukung pengiriman pasukan TNI ke Darfur, Sudan untuk menjadi pasukan penjaga perdamaian PBB.Menurut anggota Komisi I DPR Andreas Pareira, permintaan PBB tersebut membuktikan bahwa Indonesia masih dipercaya dunia internasional. “Prinsip kita sebagai negara adalah ikut terlibat dalam menciptakan perdamaian dunia.

Kita harus junjung tinggi hal tersebut,” ujarnya. Meski demikian, lanjut dia, beberapa masalah seperti jumlah pasukan dan pendanaan,sebaiknya didiskusikan kembali antara Menhan dan Komisi I DPR. ”Sebagai pasukan perdamaian, tentunya ada sebagian yang didanai PBB. Tapi soal jumlah pasukan akan kita lihat, nanti akan disesuaikan dengan kemampuan kita,”jelasnya. (amril/maya sofia)

Friday, September 21, 2007

Manila Perkuat Pasukan Susul Rumor Kudeta

Manila (ANTARA News) - Sekitar 1.000 tentara diangkut ke ibukota Filipina pada Jumat di tengah laporan-laporan adanya suatu komplotan untuk menggoyang pemerintahan Presiden Gloria Macapagal Arroyo karena tenjadinya skandal politik, kata kepala militer.

Jenderal Hermogenes Esperon mengatakan, enam perwira muda sedang diselidiki atas dugaan merekrut tentara untuk membantu suatu kelompok mantan tentara guna meraih kekuasaan politik.

"Kami membutuhkan pasukan tambahan semata-mata untuk kasus itu," kata Esperon kepada wartawan. "Sebagaimana kami telah katakan, terdapat upaya, kami ingin keadaan menjadi aman. Kami ingin menambah pasukan bersama kami di sini."

Militer Filipina menjadi instrumen dalam penggulingan dua presiden dengan 1986 dan Arroyo, yang didorong untuk memerintah setelah terjadinya pemberontakan yang didukung angkatan darat pada 2001, dan terhindar dari upaya kudeta pada 2003.

Militer mengatakan, dugaan pembayaran suatu kesepakatan negara dengan perusahaan telekomunikasi China telah membesarkan hati kelompok anti-Arroyo yang kemudian menimbulkan masalah antar pasukan.

Namun, para analis menilai, pemerintah meningkatkan resiko dugaan itu untuk mengalihkan perhatian dari skandal pembayaran kembali dan tetap mengawasi oposisi.

"Bisa jadi itu adalah suatu kelompok pasukan bajingan, namun mereka tidak memiliki kemampuan untuk menumbangkan pemerintah. Di samping, sebagian besar pemimpin mereka berada di bawah penahanan," kata Earl Parreni, seorang analis politik pada Lembaga Reformasi Politik dan Pemilu.

"Terdapat suatu propaganda perang sedang terjadi," katanya.

Presiden Arroyo mengatakan, stabilitas politik diperlukan untuk memperkuat pertumbuhan ekonomi dan persaingan.

"Itulah sebabnya mengapa kita harus menghentikan hiruk-pikuk politik dan menopang mementum upaya-upaya kita," kata Arroyo dalam acara di istana untuk meluncurkan pekan pemberantasan kejahatan nasional kepada Reuters.(*)

Guided Hydra Rockets: Program Halts & New Entries



In "Hydra-70 Rockets: From Cutbacks to the Future of Warfare," Sen. Leahy's [D-VT] work to keep the Hydra 70mm rocket family alive through special appropriations was discussed, just in time for the Hydras' potential on the battlefield to rise again. The key was the addition of low-cost precision guidance, which would expand the number of precision weapons carried by helicopters, aircraft, and even UAVs. "APKWS II… Hydra Rockets Enter SDD Phase," discussed a laser-guided version from BAE, General Dynamics, and Northrop Grumman that appeared to have the inside track as a precision weapon of choice for helicopters, UAVs, and aircraft. This proved true, and the team won that contract in April 2006.

A lot can change in a year. A lot has. This second attempt at APKWS has seen its program status change, even as private development efforts from Lockheed Martin and an international agreement with Korea are introducing new competitors in the precision-guided 70mm rocket space….

Iraq Briefing 20 September 2007

LTG Ray Odierno, Commander of Multi-National Corps-Iraq, and LtGen Qanbar Abud, Commander of the Baghdad Operations Command, providing an operational update.

USMC Putting Prognostics in its Vehicles



Good car owners take their vehicle in for maintenance after a certain number of months, or a certain number of miles, whichever comes first. Depending on the vehicle's age and mileage, the dealer's mechanic will have a list of standard systems to check and/or replace. It's the same for the military, with the added pressure that vehicle breakdowns in a combat zone are not acceptable. So the inspections and rebuilds take place regularly, and it's considered better to replace a working part with a new one than risk problems later. Unless, of course, land vehicles included the same sort of proactive diagnostics ("prognostics") that are making their way into aircraft and helicopters. Maintenance could then take place only when necessary, keeping a higher percentage of vehicles in service, saving some money, and creating faster turnaround time for real problems.

That's the aim of the US Marine Corps' Embedded Platform Logistics System….

Lockheed Martin just announced a $144.8 million firm-fixed-price, indefinite-delivery/ indefinite-quantity contract to develop it for the Marines' aging AAV7 Amtracs amphibious assault vehicles, its LAV wheeled APCs, and MTVR medium trucks. As part of the Marine Corps Logistics Modernization programs, modifications will be made to add sensors, on-board computers, displays and devices necessary to monitor vehicle performance. Using data captured from individual vehicle sensors, the Enhanced Platform Logistics System will provide predictive data and failure analysis.

Once that data is available, of course, it has applications well beyond just the individual vehicles. The contract also calls for the creation of databases and end-user management applications to offer accurate fleet operational status and system health reporting, and improve the availability of logistics information to commanders.



According to Debra Palmer, vice president of Lockheed Martin Enterprise Logistics Solutions, the new system leverages many of the concepts and lessons learned from Lockheed Martin's F-35 Lightning II fighter program's Autonomic Logistics Information System; and from the United Kingdom's Joint Asset Management Engineering System (JAMES).

Russian Bear bombers fly along Alaskan, Canadian coastline

MOSCOW, September 20 (RIA Novosti) - Two Russian strategic Tu-95MS Bear-H bombers carried out a flight along the coasts of Alaska and Canada during recent command and post exercises, the Russian Air Force announced Thursday.

"Each Tu-95 plane took about 30 tons of fuel on board, for the first time since the Soviet era. Their average flight duration was about 17 hours, during which the planes covered a distance of over 13,000 km [8,000 miles]," said Alexander Drobyshevsky, an aide to the Air Force commander.

According to the Air Force, the bombers were refueled in the air by Il-78 Midas tankers.

Drobyshevsky also said another pair of Tu-95MS flew around Greenland into the eastern Atlantic, a flight that took about 12 hours.

President Vladimir Putin announced the resumption of strategic patrol flights on August 17, saying that although the country halted long-distance strategic flights to remote regions in 1992, other nations had continued the practice, compromising Russian national security.

The latest flights were in line with an air patrolling plan, and the planes were accompanied by NATO fighters.

According to various sources, the Russian Air Force currently deploys 141 Tu-22M3 bombers, 40 Tu-95MS bombers, and 14 Tu-160 planes.

Russian Tu-95 Bomber Video

Iran tests domestic fighter jets

TEHRAN, September 20 (RIA Novosti) - Iran has successfully tested two domestically built new-generation fighters, official media said Thursday.

The new family of Azarakhsh fighters, called the Saegheh, was designed, developed and manufactured by Iran's Defense Ministry and Air Force experts, said Iran's Defense Minister Gen. Mostafa Mohammad Najjar, who observed the flights, together with top military commanders and MPs.

The fighters will officially join Iran's Air Force September 22, in memory of the Iran-Iraq War (1980-1988).

The Saegheh aircraft are a new generation of the Azarakhsh class of fighters. Both Azarakhsh and Saegheh mean lightening in Farsi.

IRIAF NEW SAEQEH class Azarakhsh (Thunder)fighter generation

Tentara Belanda Tewas Akibat Serangan Mortir di Afghanistan

Den Haag (ANTARA News) - Seorang tentara Belanda berusia 20 tahun tewas, Kamis, di Afghanistan selatan, ketika patrolinya mendapat serangan mortir, Perdana Menteri Jan Peter Balkenende dan kepala tentara Dick Berlijn mengatakan.

Tim Hoogland tewas sekitar lima Km di utara markas Belanda di Deh Rawood di provinsi Uruzgan, kata mereka, kata AFP mengutip kantor berita Belanda ANP.

Ia adalah tentara ke 11 Belanda yang tewas di Afghanistan, akibat kecelakaan atau dalam pertempuran.

Sekarang ini, 1.665 tentara Belanda dikerahkan di Uruzgan sebagai bagian dari Pasukan Bantuan Keamanan Internasional (ISAF), yang memiliki sekitar 37.000 tentara di Afghanistan. (*)

INSIDE STORY: Blackwater - The Mercenary Army Inside Iraq

Al Jazeera English

A USAF F-18 takes out IED and group of insurgents in Ramadi, Iraq.

Attempted enemy IED and Insurgents get an F-18 gun run.

KSAU Menerima Kunjungan Kehormatan Atase Pertahanan Russia

Kepala Staf TNI Angkatan Udara (Kasau) Marsekal TNI Herman Prayitno menerima kunjungan kehormatan Atase Pertahanan (Athan) Rusia di ruang tamu kehormatan Mabesau Cilangkap, Kamis, (20/9).

Pada kesempatan tersebut Captain (Navy) Vitaly Gerashchenko memperkenalkan pejabat pengganti Captain (Navy) Balashov Vladimir Ivanovic sebagai Athan Rusia yang baru serta memohon maaf kepada Kasau atas kemungkinan kesalahan maupun kekeliruan selama menjabat sebagai Athan di Indonesia.

Dalam sambutannya Kasau berterima kasih atas kerja sama baik yang telah diperlihatkan Captain Vitaly Gerashchenko selama menjabat sebagai Athan Rusia.

Menurut Kasau Vitaly telah mampu meningkatkan keakraban diantara kedua Negara khususnya Angkatan Udara.

Sementara Kasau juga mengharapkan kepada Athan Rusia yang baru Captain Balashov Vladimir Ivanovic untuk dapat meningkatkan hubungan kemitraan yang lebih baik lagi diantara kedua Angkatan Udara utamanya kedua Negara masing-masing.

Pada kesempatan courtesy call tersebut Kasau dan Athan Rusia yang lama saling memberikan cindera mata. Hadir dalam pertemuan tersebut Aspam Kasau Marsda TNI Iwan Sidi, Kadispenau Marsma TNI Daryatmo, S.IP.

Thursday, September 20, 2007

Sukhoi Su-24 Fencer



Sukhoi Su-24 (kode NATO: 'Fencer') adalah pesawat tempur penyerang (Fighter Attack) segala cuaca buatan Uni Soviet yang tercanggih dikelasnya di era tahun 1970-1980an. Pesawat ini diawaki dua orang, mempunyai dua mesin jet afterburner yang merupakan pesawat pertama Soviet yang memiliki perangkat navigasi dan serang digital terintegrasi.

Secara fisik bentuknya mirip dengan General Dynamics F-111 Aardvark dari Amerika Serikat, namun memiliki kemampuan setara dengan Panavia Tornado IDS.

Background

Rancangan Su-24 berawal dari kebutuhan AU Soviet akan pesawat penyerang baru untuk menggantikan Ilyushin Il-28 dan Yakovlev Yak-28, dengan spesifikasi pesawat penyerang segala cuaca dengan kemampuan terbang supersonic pada ketinggian rendah dan dilengkapi dengan perangkat navigasi dan serang paling maju.

Pesawat ini juga dituntut mempunyai kemampuan lepas landas dari landasan pendek.

Prototip pertama, T-6-1 terbang pertama kali tahun 1967, dengan sayap delta dan mempunyai mesin lift di tengah-tengah badannya, serupa dengan Sukhoi T-58VD 'Flagon-B'.

T-6-1 susah untuk dikendalikan ketika mendarat. Sukhoi memodifikasi prototip pertama ini menjadi T-6-2 yang tidak memilki mesin lift tetapi memiliki sayap dengan wingtips yang mengarah kebawah dan flaps, mirip dengan yang dimiliki British Aircraft Corporation TSR.2.

Hanya desain sayap rendahnya susah untuk dibawa terbang di ketinggian rendah.

Prototipe lainnya kemudian dipasangi sayap variable-geometry, seperti pada Sukhoi Su-17 'Fitter' dan Mikoyan-Gurevich 23-11, lalu diberi nama T-6-2IG. Terbang perdana tahun 1970 dan diberi kode Su-15M. Intelijen Barat salah menginterpretasikan dan memberi kode Su-19 hingga 1981.

Versi produksi masal, dengan basis T-6-2IG, terbang perdana tahun 1971 dan masuk dinas aktif tahun 1974 dengan kode Su-24 'Fencer-A'. Walaupun terdapat beberapa masalah dengan sistem avioniknya, Su-24 cukup populer dikalangan awak dan teknisinya, yang menamainya Chemodan, artinya koper (suitcase) karena kemampuannya membawa beban berat dan tangguh.

Pengalaman tempur pertama didapat di Afghanistan tahun 1984. Sementara dalam kampanye pemboman di Chechnya tahun 1990an kemampuan pemboman Su-24 dinilai kurang presisi mengakibatkan tingginya jumlah korban sipil.



Sekitar 1200 Su-24 diproduksi. 447 masuk dinas aktif di AU Soviet sementara 130 di AL Soviet.

Versi upgrade diberi kode Su-24M. Versi ekspornya, Su-24MK (Kommercheskiy, komersial), dijual ke beberapa diantaranya; 10 ke Algeria, 15 ke Libya dan 12 ke Syria, serta kira-kira 30an dijual ke Iran dan Irak.

Ada perbedaan versi mengenai jumlahnya, tetapi sebuah sumber di Soviet menyebutkan bahwa 9 dijual ke Iran, sementara 24 ke Irak. Tetapi Iran mengklaim mereka membeli 14, dan mendapatkan 16-18 pesawat eks-Irak yang dibawa kabur pilotnya ke Iran ketika Perang Teluk I tahun 1991.

Ketika Uni Soviet pecah sejumlah besar Su-24 masih dioperasikan oleh negara-negara seperti Azerbaijan, Belarusia, Kazakhstan, Russia, Uzbekistan dan Ukraina

Desain

Ada kemiripan antara Su-24 dan Mikoyan-Gurevich MiG-23 'Flogger', namun fisik Fencer jauh lebih besar. Memiliki sayap sayung dengan pangkal sayap terletak dibelakang lubang saluran udara masuk mesin.



Sangat stabil di ketinggian rendah berkat letak sayapnya yang tingi. Konfigurasi sayap tekuknya antara lain; 16˚ untuk lepas landas dan mendarat, 35 dan 45˚ untuk terbang jelajah sesuai dengan ketinggian dan 69˚ untuk terbang supersonik di ketinggian rendah.

Mempunyai kecepatan take-off yang lebih rendah dari Su-17 'Fitter', yaitu 230 km/j (143 mph) walaupun mampu membawa beban lebih berat.

Saluran udara masuk (intake) Su-24 terletak disamping badan. Versi awal 'Fencer-A' memiliki variable intake, dengan kecepatan maksimum 2.320 km/j (1.440 mph), Mach 2,18 di ketinggian, dan ketinggian maksimum (ceiling) 17.500 m (57.400 kaki).

Dihilangkan pada versi berikutnya untuk mengurangi beban dan mengurangi biaya perawatan, karena Su-24 beroperasi pada ketinggian rendah. Tidak membawa pengaruh pada kemampuan terbang rendahnya, tetapi kecepatan maksimum di ketinggian dan ketinggian maksimumnya turun menjadi Mach 1,35 dan 11.000 m (36.100 kaki).



Su-24 ditenagai sepasang Saturn/Lyulka AL-21F-3A turbojet dengan afterburner, menghasilkan daya dorong 109,8 kN (24.700 lbf) setiap mesinnya. Awal kemunculan Su-24 membuat panik analis Barat, serupa dengan dengan MiG-25, karena perkiraan Su-24 memiliki mesin turbofan yang sangat efisien, memungkinkannya untuk terbang lebih jauh. Kemampuan mesin turbojet ini memang bagus, tetapi mengkonsumsi bahan bakar lebih besar, serta mahal produksi dan perawatannya susah.

Versi awal 'Fencer-A' memiliki tubuh bagian belakang seperti kotak, namun dirubah pada desain selanjutnya mengikuti bentuk mesin untuk mengurangi hambatan (drag). Versi selanjutnya juga memiliki tiga antena di hidung, parasut untuk membantu pengereman ketika mendarat dan inlet ram-air di pangkal sirip vertikal. Pesawat versi baru ini diberi kode 'Fencer-B' oleh NATO.

Kokpit Su-24

Su-24 diterbangkan oleh seorang pilot, dibantu seorang WSO (Weapon Systems Officer, operator senjata) dan duduk berdampingan, seperti pada F-111.



Versi awal Su-24 mempunyai radar terrain-following dan radar serang yang terpisah, serta sistem navigasi Doppler. Sistem ini merupakan yang tercanggih di Soviet pada masanya.

Su-24 dilengkapi sebuah kanon GSh-6-23 dengan 500 butir peluru yang dipasang di bagian bawah perut. Mempunyai delapan gantungan senjata; dua di pangkal sayap, dua di sayap dan empat di tubuh, dengan kapasitas maksimum 8000 kg (17.600 lb). Su-24 juga memiliki kemampuan membawa senjata nuklir. Untuk pertahanan diri Su-24 biasanya membawa dua atau empat rudal R-60 (AA-8 'Aphid').

Versi awal Su-24 tidak dilengkapi peralatan ECM yang memadai. Hanya membawa RWR (Radar-Warning Receiver) Sirena tanpa sistem pengacau radar musuh (jammer). Versi selanjutnya telah dilengkapi RWR yang komprehensif dengan peralatan jammer aktif.

Ditandai dengan adanya antena ditiap sisi intake dan diujung sirip vertikal. Su-24 dengan peralatan RWR baru ini diberi kode 'Fencer-C' oleh NATO. Beberapa varian 'Fencer-C' dan juga Su-24M 'Fencer-D' memiliki pangkal sayap yang lebih besar untuk menempatkan dispenser chaff dan flare. Sementara beberapa varian memiliki dispenser ini dikanan-kiri sirip vertikalnya.

Su-24 memiliki dimensi yang hampir sama dengan F-111. Tetapi kemampuannya dibawah F-111 dan hanya mendekati Tornado. Sementara mesinnya yang kurang efisien membuat jarak jelajah Su-24 lebih rendah dibandingkan dua saingannya itu.



Spesifikasi Su-24MK

General characteristics

Crew: Two (pilot and weapons system operator)
Length: 22.53 m (73 ft 11 in)
Wingspan: 17.64 m extended, 10.37 m maximum sweep (57 ft 10 in / 34 ft 0 in)
Height: 6.19 m (20 ft 4 in)
Wing area: 55.2 m² (594 ft²)
Empty weight: 22300 kg (49,165 lb)
Loaded weight: 38040 kg (83,865 lb)
Max takeoff weight: 43755 kg (96,505 lb)
Powerplant: 2× Saturn/Lyulka AL-21F-3A turbojets
Dry thrust: 75 kN (16,860 lbf) each
Thrust with afterburner: 109.8 kN (24,675 lbf) each
*Fuel capacity: 11100 kg (24,470 lb)

Performance
Maximum speed: 1,315 km/h (710 knots, 815 mph, Mach 1.07) at sea level; Mach 1.35 at high altitude
Range: 615 km in a lo-lo-lo attack mission with 3000 kg (6,615 lb) ordnance and external tanks (330 nm, 380 mi)
Ferry range: 2775 km (1,500 nm, 1,725 mi)
Service ceiling: 11000 m (36,090 ft)
Rate of climb: 150 m/s (29,530 ft/min)
Wing loading: 651 kg/m² (133 lb/ft²)
Thrust/weight: 0.60
G-force limit: 6
Takeoff roll: 1550 m (5,085 ft)
Landing roll: 1100 m (3,610 ft)

Armament
1x GSh-6-23 cannon, 500 rounds of ammunition
Up to 8,000 kg (17,640 lb) ordnance on 8 hardpoints, including up to four Kh-23 (AS-7 'Kerry') radio-command missiles; up to four Kh-25ML (AS-10 'Karen') laser-guided missiles; up to two Kh-28 (AS-9 'Kyle'), Kh-58 (AS-11 'Kilter'), or Kh-31P (AS-17 'Krypton') anti-radiation missiles; up to three Kh-29L/T (AS-14 'Kedge') laser/TV-guided missiles; up to two Kh-59 'Ovod' (AS-13 'Kingbolt') TV-command guided missiles, or KAB-500KR TV-guided and KAB-500L laser-guided bombs.
Unguided rocket launchers with 55 mm S-5 rockets, 80 mm S-8 rockets, or 120 mm S-13 rockets
Other weapon options include general-purpose bombs, external gun pods, and tactical nuclear bombs.
Two R-60 (AA-8 'Aphid') air-to-air missiles are normally carried for self-defense; upgrade aircraft can carry R-73 (AA-11 'Archer') as well.

MAKS 2007 Su-24


SU-24 Fencer