Wednesday, November 07, 2007

Presiden : Anggaran Pertahanan Ditingkatkan Agar TNI/Polri Profesional dan Modern

Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan pemerintah akan meningkatkan anggaran pertahanan dan kepolisian, demi mendukung profesionalitas dan modernisasi persenjataan TNI dan Polri.

"Peningkatan anggaran pertahanan dan kepolisian dimaksudkan agar tugas pertahanan dan keamanan dilakukan dengan baik," kata Presiden, dalam sambutannya pada Munas XIII Persatuan Purnawirawan dan Warakawuri TNI dan Polri (Pepabri) di Istana Negara, Jakarta, Rabu.

Di hadapan sekitar 250 purnawirawan TNI/Polri, Presiden menyatakan tidak ingin jika tentara Indonesia kalah modern dibanding negara lain, terutama dengan negara tetangga.

Pada APBN 2007 khusus anggaran pertahanan diusulkan sebesar Rp31,3 triliun, terdiri atas TNI Angkatan Darat mendapat alokasi anggaran Rp11,9 triliun, Markas Besar TNI memperoleh alokasi Rp 4,3 triliun, TNI Angkatan Laut, Rp 4,7 triliun, TNI Angkatan Udara Rp 3,6 triliun dan Departemen Pertahanan Rp 6,5 triliun.

Presiden mengakui anggaran pertahanan dan kepolisian di APBN dari tahun ke tahun belum ideal, padahal mereka (TNI/Polri) dituntut lebih memiliki kemampuan menjalankan tugasnya.

"Komitmen meningkatkan anggaran pasti ada, namun tetap harus ada perimbangan dengan pos lain, seperti upaya peningkatan kesejahteraan rakyat, kesehatan dan pendidikan," kata Kepala Negara.

Presiden menyoroti reformasi TNI/Polri akan memasuki tahun ke-10 pada 2008.

"Tahun depan kami meminta keluarga besar TNI/Polri untuk melaporkan hasil reformasi yang telah berlangsung kepada rakyat, supaya dapat dinilai," kata Presiden.

Ia menjelaskan tugas TNI/Polri merupakan tugas yang mulia, yaitu pengabdian kepada bangsa dan negara, terutama dalam mempertahankan setiap jengkal tanah air.

"Kalau harus berperang misalnya, saya yakin Indonesia selalu siap. Saya yakin ketika negara memanggil mereka untuk mengemban tugas, tetap akan dilaksanakan," kata Presiden.

Tetapi harap diingat, perang adalah jalan terakhir, karena perang memerlukan biaya besar.

"Sebagai negara yang cinta damai, kita mengutamakan diplomasi tanpa mengorbankan keutuhan dan kedaulatan negara kita," tandas Presiden. (*)

Sumber : ANTARA

No comments: